[Perjalanan Menuju FKUI] Faizal Dzaky Rahmadika

Di tulisan ini saya ingin menceritakan tentang perjalanan saya sampai diterima menjadi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, namun sebelum itu saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu.

    Nama saya Faizal Dzaky Rahmadika. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 26 Januari 1999. Saya merupakan anak kedua. Alasan saya ingin menjadi dokter adalah ingin membantu orang banyak. Namun, salah satu alasan kuat yang membuat saya ingin menjadi dokter adalah karena saya saat masih kecil sangat sering ke Rumah Sakit dan dokter-dokter dirumah sakit tersebut sangatlah ramah dan sabar untuk mengobati saya sampai sembuh. Karena itulah saya ingin menjadi dokter yang ramah dan sabar seperti dokter-dokter saya dulu.

    Perjalanan untuk menuju FK pun sangatlah tidak mudah. Sejak awal saya memberitahukan orang-orang di dekat saya bahwa saya ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya pun telah diberikan demotivasi seperti betapa susahnya mengalahkan beribu-ribu orang yang menginginkan untuk masuk Kedokteran, apalagi FKUI, dan cerita orang-orang tentang betapa lamanya perjalanan untuk menuntut ilmu di Kedokteran

    Namun, semua hal tersebut sudah saya kesampingkan karena keinginan besar untuk menjadi dokter. Semangat saya untuk masuk kedokteran pun tak pernah surut walaupun sudah ditolak dari jalur SNMPTN. Karena, saya percaya apabila memang takdir saya untuk masuk Kedokteran, saya pasti akan masuk bagaimana pun caranya.

    Untuk membantu semangat tersebut, saya berusaha dari pagi sampai malam belajar di rumah dan tempat les untuk mempersiapkan diri lewat jalur SBMPTN dan SIMAK. Namun, karena soal SBMPTN tahun ini yang tidak terduga, harapan saya pun menciut dan yang saya pikirkan hanyalah melupakan impian untuk masuk FKUI dan berharap bisa diterima di Fakultas Kedokteran universitas lainnya.

    Selama menunggu pengumuman SBMPTN yang sebulan lamanya, saya pun selalu berdoa dan tetap berusaha untuk SIMAK dan belajar untuk mandiri-mandiri lainnya. Saya tidak ingin terkesan takabur sehingga saya tetap belajar untuk mempersiapkan keadaan terburuk, yaitu tidak diterima di jalur SBMPTN maupun SIMAK.

    Akhirnya tibalah masa pengumuman SBMPTN. Saya tidak berharap banyak, saya hanya berharap agar tahun ini bisa kuliah. Namun, berkat Allah swt. Saya pun diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. Sungguh tidak disangka-sangka bagi orang yang tidak terlalu pintar seperti saya dan yang merasa sangat kesulitan saat SBMPTN. Sampai detik ini pun saya percaya bahwa saya tidak akan diterima apabila bukan karena Allah swt.

    Harapan saya untuk kedepannya adalah, agar saya dapat menjalankan amanah dari Allah ini dengan baik, yaitu belajar dengan benar sampai saya bisa menjadi dokter yang berguna di masyarakat. Semoga keluarga saya pun ikut mendukung dalam perjalanan panjang saya ini dan semoga mahasiswa-mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2016, angkatan saya, dapat menjadi lebih baik kedepannya, agar kita semua bisa menjadi dokter bersama-sama.

    Jadi, inti dari cerita saya ini adalah, hanya usaha pun tidak cukup, namun harus dibarengi dengan niat yang tulus dan selalu berdoa kepada Allah swt. Dan ada satu kalimat yang selalu terngiang didalam pikiran saya yaitu “Jika sesuatu memang ditakdirkan untukmu, sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi milik orang lain”. Karena itu, selalu percayalah bahwa kalian dapat menggapai apapun yang kalian inginkan.

    Sekian dari saya, semoga cerita ini bermanfaat. Terima kasih.