[Perjalanan Menuju FKUI] Edianti Ratningpoeti



Nama saya Edianti Ratningpoeti, saya biasa dipanggil Poeti. Saya lahir di Jakarta tanggal 2 Oktober 1998. Saya tinggal di daerah Senopati, Jakarta Selatan bersama kedua orang tua saya dan seorang kakak perempuan saya. Ayah saya adalah seorang akuntan, dan ibu saya seorang dokter anak. Kakak saya adalah mahasiswa di FKUI juga, angkatan 2011. Dulu saya bersekolah di SMAN 68 Jakarta. Dari kecil saya sudah diperkenalkan kepada ranah kesehatan oleh ibu saya. Sejak itu pula saya ingin mengikuti jejaknya menjadi seorang dokter dikemudian hari.
Saya bertekad menjadi dokter untuk bekerja sekaligus membantu. Bekerja sambil menabung pahala untuk kehidupan kekal kelak, kata ibu saya. Itu adalah kalimat yang selalu saya ingat. Tentu untuk membantu orang lain dengan benar, saya harus menjadi dokter yang kompeten. Oleh karena itu saya bercita-cita menjadi mahasiswi kedokteran di universitas terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, itulah tujuan utama saya saat saya SMA dulu. Itulah jawaban saya ketika semua teman saya masih bertanya-tanya tentang tempat kuliah mereka. Menurut saya FKUI adalah fakultas kedokteran terbaik yang ada di Indonesia. Saya telah melihat kakak saya menjadi mahasiswi disana. Selama itu pula saya memperhatikan cara belajarnya dan cara ia menjelaskan seluruh pengetahuannya saat saya bertanya dengannya tentang beberapa penyakit yang saya tidak mengerti. Saya bisa melihat pemahamannya yang mendalam. Tak jarang diagnosanya lebih tepat dari ibu saya. Dari sana saya paham begitu FKUI memiliki staf pengajar yang terbaik sehingga menghasilkan lulusan yang luar biasa. Saya sangat ingin menjadi sepertinya, yang selalu dapat menjawab semua pertanyaan yang sering dilontarkan keluarga dengan tepat. “Dokter yang hanya belajar untuk dirinya sendiri tidak akan lebih sukses dikemudian hari disbanding dokter yang memiliki network luas” kata ibu saya. Di FKUI Internasional juga memberikan kesempatan untuk offshore program ke Inggris atau Australia. Hal tersebut sangat penting untuk membangun network tidak hanya dengan teman sejawat dari Indonesia, tetapi juga dengan dokter dari luar negeri. Kita juga bisa saling bertukar pikiran tentang penyakit apa saja yang sering terjadi disana serta cara penanganannya, begitu pula sebaliknya. Dan, hanya UI lah yang memiliki offshore program. Hal tersebut yang semakin membuat saya makin yakin dengan kualitas FKUI.
Tak terasa tahun terakhir di SMA pun dimulai, begitu juga dengan bimbingan belajar, hingga tak jarang saya pulang malam karena tambahan pelajaran. Saya belajar sungguh-sungguh demi mencapai tujuan saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sangat sulit rasanya mencapai nilai try out yang mencukupi untuk “passing grade” yang diperkirakan oleh bimbingan belajar. Persentasenya sangat tinggi yaitu sekitar 60% sementara saya terus menetap pada angka 50%. Sempat takut dan merasa tidak mampu untuk mencapai impian saya selama ini. Tapi dengan kesungguhan belajar dan doa yang tiada putus, Alhamdulillah, Allah berkata lain.
Sebelum diterima di FKUI, saya mencoba tes di universitas lain di Jogjakarta. Tes dilaksanakan selama 2 hari. Pada hari terakhir, orang tua saya ditelfon oleh pihak FKUI agar saya dapat dating untuk tes MMPI dan wawancara. Tes MMPI dilaksanakan pada hari senin pagi sementara saya baru memiliki tiket pulang hari senin siang. Oleh karena itu orang tua mencari-cari tiket pulang secepatnya agar  saya dapat tetap mengiktu tes tersebut. Akhirnya saya pun pulang dengan kereta dengan ibu saya. Sementara ayah tidak dapat tiket dan pulang keesokan harinya. Saya pun akhirnya sampai Jakarta dan mengikuti berbagai rangkaian tes yang disediakan oleh FKUI.
Tanggal 16 Mei 2016 adalah tanggal penentuan masa depan saya. Pengumuman akan ditampilkan pukul 15.00 WIB di website UI. Saat itu saya langsung cepat pulang dari tempat bimbingan belajar. Sesampainya di rumah, orangtua saya sudah menunggu. Saat saya memasukkan alamat website di laptop ayah saya, karena saya sangat takut, saya tak kuasa menahan air mata saya. Saya tidak berani melihat hasilnya, saya hanya memeluk ibu saya. Akhirnya setelah beberapa kali website tidak bisa dibuka, pengumuman pun dapat kami lihat. Saya dan kedua orang tua saya langsung sujud syukur dan sangat senang sekaligus terharu dengan diterimanya saya di FKUI.
Saya berharap dengan diterimanya saya di FKUI, saya dapat lebih berkembang disana menjadi mahasiswi yang aktif tidak hanya dibidang akademis tetapi juga dibidang non akademis. Saya juga berharap dapat menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menjadi dokter yang kompeten. Saya harap orang tua saya juga terus mendukung saya untuk menjalankan studi saya hingga selesai nanti. Semoga FKUI terus menjadi fakultas kedokteran terbaik di Indonesia dan melahirkan dokter-dokter yang kompeten demi masa dengan kesehatan Indonesia.


Never stop learning, because life never stops teaching.”






Komentar

  1. keren bgt perjuangannyaa semangat trs ya poeti!

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah ya poeti bisa mengikuti jejak ibu kamu sebagai seorang dokter, selamat poeti!

    BalasHapus
  3. Semangat dan tetap berdoa ya poetii supaya bisa jadi dokter anak meneruskan jejak ibu kamu.

    BalasHapus
  4. Keren lho, kakak yang jadi mahasiswa FKUI dan ibu yang jadi dokter anak!

    BalasHapus
  5. Febrina Alivia Wantania15 Agustus 2016 pukul 19.12

    keren..tujuan yang sangat mulia ya poeti..semangat terus yaa!!!

    BalasHapus
  6. keren poeeet asik

    BalasHapus
  7. mantep poet, gw juga refresh-refresh website UI pas pengumuman haha! semangat and sukses terus yaaa

    BalasHapus
  8. Semoga lebih sukses poet!!

    BalasHapus
  9. uuuw poettt keren bgt sih di terima talscout! sukses bareng ya sisst<3

    BalasHapus

Posting Komentar