[Perjalanan Menuju FKUI] Ariel Valentino

Nama saya Ariel Valentino. Saya lahir dan tumbuh di Surabaya. Saya berasal dari SMAK St. Louis 1 Surabaya. Sudah merupakan cita-cita saya dari dahulu untuk menjadi dokter, untuk bisa masuk Fakultas Kedokteran (FK).

Pada awalnya, tujuan saya adalah ke FK di kampung halaman saya, yaitu FK Universitas Airlangga (Unair). Ketika saya mengikuti bimbingan belajar, saya baru mengetahui nama Universitas Indonesia (UI) yang kualitas pendidikannya terbilang paling bagus di Indonesia, terutama FK-nya. Saya memandang bahwa diterima di FKUI merupakan sesuatu yang mendekati tidak mungkin bagi saya, karena jumlah peminatnya sangat banyak, serta tingkat keketatannya sangat tinggi.

Saya belajar dan belajar untuk bisa lulus SBMPTN, agar bisa masuk FK. Untuk jalur undangan SNMPTN, saya mendaftar di FK Unair juga. Saat saya melihat pengumuman, ternyata saya tidak diterima. Dua hari saya stress karena SBMPTN dari tahun ke tahun terkenal cukup sulit untuk dikerjakan. Karena takut, saya mendaftar beberapa ujian mandiri sebagai backup atau cadangan saya seandainya saya tidak lulus SBMPTN, yaitu UM Undip dan SIMAK UI. Ujian SIMAK UI pada saat itu diselanggarakan pada hari yang sama dengan UTUL UGM. Saya memilih SIMAK UI karena saya telah membaca di situs web UI bahwa biaya kuliah untuk mahasiswa baru jalur SIMAK sama besarnya dengan mahasiswa baru jalur SNMPTN dan SBMPTN, yakni bebas uang pangkal. Menurut saya, itu kesempatan yang patut dikejar.

Saya awalnya menganggap mengikuti ujian SIMAK UI hanya coba-coba saja. Namun seiring berjalannya waktu, saya lebih termotivasi untuk masuk UI, bahkan daripada Unair. Saya telah membaca tulisan dari berbagai mahasiswa dan alumni FKUI di blog mereka. Saya yakin di FKUI-lah saya dapat benar-benar berkembang dan mewujudkan cita-cita saya. Alhasil, saya lebih serius dan tenang dalam mengerjakan SIMAK UI daripada SBMPTN dan UM Undip. Perasaan dan tekad saya pada waktu itu sudah bulat, yaitu harus masuk FKUI.

Namun setelah ujian, pikiran saya sungguh berubah, yaitu diterima di universitas mana saja sudah bersyukur. Saya sangat khawatir dalam menghadapi pengumuman, karena saya agak kesulitan dalam mengerjakan SBMPTN 2016. Walaupun saya bisa mengerjakan UM Undip dengan agak lancar, saya juga berpikir bahwa banyak pula yang bisa mengerjakan dengan lancar. SIMAK UI memang terkenal sulit seperti tahun-tahun lalu, dan peserta sangat banyak. Jadi saya agak pesimis dalam menunggu pengumuman, hanya mengandalkan doa kepada Tuhan.

Hari pengumuman telah tiba, betapa kagetnya saya ketika melihat hasil. Hasil SBMPTN saya diterima di pilihan pertama, di FK Unair. Dua hari kemudian, UM Undip saya juga lolos. Sampai pada akhirnya, saya membuka pengumuman SIMAK UI. Saya berdoa sebelum membukanya. Hasilnya sungguh membuat saya senang sekali. Saya diterima di FKUI sesuai harapan saya. Saya bersujud kepada Tuhan dan mengucapkan syukur berkali-kali. Saya sangat senang.

Saya berdebat dengan orang tua saya dalam memilih UI atau Unair sebab ayah saya meminta saya berkuliah di FK Unair. Selama dua hari saya berdebat dengan mereka hingga saya menangis minta kuliah di FKUI. Namun, Tuhan selalu mendengarkan hambanya yang membutuhkan. Pada akhirnya, saya berhasil meyakinkan orang tua saya untuk menyetujui pilihan saya di FKUI.

Harapan saya di FKUI adalah agar perjalanan masuk saya tidak sia-sia, supaya saya dapat berkuliah dengan lancar dengan mendapatkan nilai dan indeks prestasi (IP) terbaik. Harapan saya untuk keluarga adalah agar selalu dilindungi oleh Tuhan selama saya merantau untuk melanjutkan studi. Harapan saya untuk FKUI adalah agar semua bagian dari FKUI selalu berkembang seiring berjalannya waktu.

Quote motivasi : “Do your best, and let God do the rest” – Ben Carson

Arti : “Lakukan yang terbaik, dan biarkan Tuhan melakukan sisanya”