[Perjalanan Menuju FKUI] Diandra Amandita

Salam kenal! Nama saya Diandra Amandita dan saya biasa dipanggil Diandra. Sebelum saya diterima sebagai mahasiswa Universitas Indonesia dan bergabung dengan keluarga fakultas kedokteran Universitas Indonesia, saya bersekolah di SMA Mentari Bintaro.

Ketika saya duduk di bangku SMA dan harus memutuskan karir yang akan saya jalani di masa depan setelah lulus pendidikan sarjana, saya tidak bisa membayangkan diri saya mengejar karir lain selain menjadi seorang dokter. Maka dari itu, saya bekerja keras agar dapat mewujudkan aspirasi saya. Saya merasa sangat beruntung dan juga sungguh berterima kasih bersyukur ketika mengetahui bahwa saya diterima di Universitas Indonesia.

Dari awal kelas sepuluh, saya sudah mulai mengikuti beragam open house universitas untuk mencari informasi tentang studi sarjana. Saya juga mengikuti sejumlah pameran pendidikan agar saya dapat bertanya-tanya dan mendapatkan wawasan lebih banyak akan segala peluang yang dapat saya ambil seusai lulus dari Sekolah Menengah Atas. Semakin banyak informasi yang saya dapatkan tentang macam-macam fakultas dan program studi yang ditawarkan oleh berbagai universitas, semakin saya kukuh dalam pilihan saya untuk mengejar profesi sebagai seorang dokter. Dengan motivasi ini, mulailah saya berjuang untuk bisa menjadi seorang mahasiswa di fakultas kedokteran.

Setelah mempelajari berbeda-beda jalur yang disediakan oleh Universitas Indonesia untuk calon mahasiswanya, saya segera mempersiapkan rencana untuk aksi yang akan saya ambil. Saya berharap bahwa saya bisa memenuhi syarat sekolah untuk daftar ke FKUI melalui jalur talentscouting. Banyak dari teman saya yang juga berharap bisa mendapatkan bagian dari kuota undangan yang telah diberi oleh Universitas Indonesia kepada sekolah kami. Hal ini memacu saya untuk menjadi lebih gigih dalam menjaga nilai-nilai saya di kelas dan, bila sanggup, juga berusaha agar nilai saya memiliki pola yang meningkat dari tahun ke tahun melainkan menurun. Saya amat bersyukur ketika di tahun terakhir SMA, saya menerima kesempatan dari sekolah untuk mendaftar ke Universitas Indonesia melalui jalur undangan tersebut. Kegembiraan saya ditambah sewaktu saya mendapatkan telepon dari pihak unversitas yang memberitahukan bahwa saya telah dipanggil untuk menjalani interview yang akan selanjutnya memutuskan penerimaan atau penolakkan posisi saya di fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Tentunya, saya merasa sangat gugup ketika akan menjalani proses interview. Sebelum hari-H, saya mempersiapkan diri dengan membaca berbagai saran dan tanggapan dari mahasiswa lain yang berbagi pengalaman mereka ketika mereka sendiri sedang mendaftar ke fakultas kedokteran. Dalam salah satu video ‘tips’ yang saya temukan, si mahasiswa tersebut memberitahukan pemirsanya bahwa kunci untuk menjalani interview dengan sukses adalah ketenangan. Dalam menjalani segala hal, tentu kita harus dapat mempertahankan suasana yang tenang sehingga kita dapat memiliki pikiran yang jernih.

Setelah menjalani dan memenuhi seluruh syarat dan ketentuan yang diminta, datang waktunya bagi saya untuk menunggu hasil keputusan universitas. Tak perlu dikatakan, saya sangat gugup. Tetapi kemudian, saat menerima hasil pada jam 14.00 siang itu, saya sangat senang dan bersyukur.

Saya harap dari kesempatan ini, saya dapat berkembang menjadi individu yang lebih berwawasan dan mampu untuk berbagi pengetahuan yang saya dapatkan dengan rekan-rekan, serta masyarakat di komunitas. Saya sangat berharap bahwa saya akan belajar banyak selama jangka studi saya di fakultas kedokteran. Bukan hanya pelajaran akademik, tetapi juga pelajaran-pelajaran hidup berharga yang dapat mengarahkan saya menuju kesuksesan dan kemakmuran.

Kutipan yang menjadi motivasi saya adalah kata-kata Vivian Greene, “Life isn’t about waiting for the storm to pass. It’s about learning to dance in the rain.” Kutipan ini memacu saya untuk selalu mencari sisi positif dari setiap tantangan yang saya hadapi.