[Perjalanan Menuju FKUI] Gerry Kurniawan

Halo semua! Perkenalkan nama saya Gerry Kurniawan dan biasanya dipanggil Gerry. Saya lahir di Kediri, Jawa timur.  Saat ini saya adalah mahasiswa FKUI angkatan 2016. Sekolah asal saya adalah SMAN 1 Kediri. Cita - cita saya adalah menjadi dokter karena menjadi dokter merupakan pekerjaan yang mulia. Lebih dari itu, dokter dapat menolong orang lain baik yang sedang kritis maupun saat kesusahan. Perjalanan masuk ke FKUI bagi saya tidaklah mudah, meskipun saya diterima melalui jalur SNMPTN yang bagi sebagian orang mudah. Saya beranggapan lolos di jurusan pendidikan dokter di univeristas manapun tidaklah mudah, apalagi FKUI. Fakultas kedokteran tertua, terbaik dan dengan passing grade tertinggi di Indonesia.   

Sejak masuk SMA, saya mempersiapkan diri untuk lolos pendidikan dokter UI. Sejak kelas sepuluh, saya mengikuti berbagai perlombaan. Saya berharap dengan banyaknya piagam perlombaan, saya bisa lolos ke FKUI. Walaupun terkadang tidak lolos dalam kualifikasi perlombaan, saya tetap bersyukur. Bagi saya tidak lolos dalam lomba bukanlah halangan karena hal itu bisa menjadi pengalaman dan hal baru bagi kita. Salah satunya yaitu pengalaman saya ketika mengikuti Olfar. Di sana saya bertemu banyak teman baru dan salah satunya Andi. Sekarang Andi juga berstatus mahasiswa FKUI 2016.  

Saat SNMPTN, saya sempat bingung harus memilih universitas mana.  Saya tidak yakin bisa diterima FKUI di jalur SNMPTN. Banyak guru menyarankan saya untuk memilih jurusan pendidikan dokter di universitas lain karena lolos SNMPTN FKUI bukanlah hal mudah. Apalagi di sekolah saya, murid yang terakhir diterima di FKUI melalui jalur SNMPTN berasal dari angkatan 2013. Sedangkan murid yang diterima lewat jalur SBMPTN hanya ada satu di tahun lalu tepatnya 2015. Sebenarnya di universitas manapun bagi saya sama saja. Namun setelah memikirkan baik - baik, saya tetap memilih FKUI di pilihan pertama dan FK Unair di pilihan kedua. Walau telah mengikuti SNMPTN, saya tetap mengikuti bimbingan belajar untuk SBMPTN. Hal ini saya lakukan sebagai antisipasi saya jika tidak lolos SNMPTN. Memikirkan lolos atau tidaknya SNMPTN saya terkadang membuat saya putus asa. Semua hasil saya pasrahkan pada Tuhan dan saya berdoa agar diberi jalan terbaik.

Di pagi hari pengumuman SNMPTN, saya masih mengikuti try out di bimbingan belajar. Pengumuman SNMPTN dilaksanakan pukul 13.00. Saya tergesa - gesa dan tidak memikirkan try out tersebut. Setelah pulang dan tiba di rumah, saya langsung menunggu hasil SNMPTN di depan laptop. Detik demi detik berlalu sampai pengumuman dilaksanakan. Saya sangat gelisah saat itu. Ketika membuka mirror link UI, saya tercengang. Saya lolos SNMPTN dan diterima di FKUI. Saya dan keluarga saya sangat bahagia. Kami langsung berdoa dan bersyukur pada Tuhan. Saya pun masih tidak percaya dengan hasil tersebut. Kembali saya buka mirror link satu per satu. Hasilnya saya tetap diterima di FKUI.

Perjuangan saya masih belum selesai. Masih banyak hal yang dibutuhkan untuk menjadi mahasiswa FKUI seutuhnya. Saya berharap saya masih dapat melanjutkan perjuangan semaksimal mungkin di FKUI dengan rajin belajar dan mengerjakan tugas dengan baik. Semoga keluarga saya dapat memotivasi saya untuk lebih berkembang dan FKUI dapat menjadikan saya sebagai dokter yang bukan hanya ahli dan hebat melainkan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Dari seluruh pengalaman saya, saya mengambil kesimpulan bahwa semua hal butuh waktu untuk berubah menjadi lebih baik dan tetap semangat. Jangan menyerah akan suatu rintangan karena tidak ada hal yang tidak mungkin.