[Perjalanan Menuju FKUI] Taris Radifan

Halo! Perkenalkan, nama saya Taris Radifan, saya biasa dipanggil Taris. Saya lahir di Jakarta, 3 Juli 1998 dan sekarang tinggal di Bintara, Bekasi. Sebelum saya diterima di Fakultas Kedokteran Indonesia, saya bersekolah di SMAN 61 Jakarta. Dari kecil saya memiliki cita-cita menjadi dokter, mungkin karena ibu saya adalah seorang dokter dan saya ingin menjadi seperti dia. Mimpi terbesar saya adalah menjadi seorang pemilik rumah sakit.

Untuk mewujudkan mimpi saya itu, saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi tempat saya menuntut ilmu berikutnya. Saya memilih UI karena memiliki akreditasi yang sangat baik dan juga sering disebut-sebut memiliki Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia. Dengan akreditasi yang baik itu, saya tahu betul bahwa untuk bisa masuk FK UI, saya harus memberikan usaha ekstra dibandingkan orang lain agar bisa memenangi persaingan.

Usaha yang saya lakukan dimulai dari sejak saya masuk SMA kelas 10. Saya tahu bahwa ada jalur undangan agar bisa masuk PTN yang seleksinya dilakukan dengan melihat nilai rapor sejak semester 1 sampai dengan semester 5. Oleh karena itu, saya mulai belajar serius sejak kelas 10, karena saya tahu seleksi melalui ujian tulis akan jauh lebih sulit dan ketat, serta banyak orang yang cara belajarnya masih biasa-biasa saja di tahun-tahun awal sekolah sehingga saya bisa mengambil early start. Dengan cara ini, Alhamdulillah nilai saya dari semester sampai semester 5 nilai cukup baik dan stabil.

Setelah UAS semester 5, akhirnya saatnya untuk pendaftaran SNMPTN. Saya memasukkan FK UI sebagai pilihan pertama dan FK Unpad sebagai pilihan kedua. Setelah mendaftarkan diri, saya hanya bisa berdoa sambal tetap belajar untuk persiaan SBMPTN. Setiap hari sebelum pengumuman perasaan saya harap-harap cemas apakah saya akan diterima lewat jalur undangan, baik oleh UI ataupun Unpad. Saya hanya bisa berdoa agar bisa diterima di salah satu PTN tersebut.

Saat hari pengumuman SNMPTN, saya sedang berada di sekolah untuk mengikuti acara pelepasan. Setelah acara pelepasan selesai, saya langsun bergegas pulang karena ingin membuka pengumuman di rumah, walaupun banyak teman saya yang membujuk saya untuk membuka pengumuman di sekolah. Setelah sampai di rumah, saya langsung menyalakan komputer dan membuka website pengumuman. Saya masukkan nomor peserta saya dan Alhamdulillah, saya diterima di FK UI. Perasaan saya saat membaca pengumuman tentunya senang luar biasa. Saya merasa itu adalah salah satu momen paling membanggakan dalam hidup saya.

Tips dari saya agar bisa diterima di FK UI adalah mulai belajar serius mulai dari kelas 10. Tapi walaupun belajar serius, kita juga harus tetap berorganisasi , mengikuti berbagai kepanitiaan, dan bersosialisasi dengan teman karena koneksi juga adalah hal yang penting dalam perjalanan untuk menjadi dokter. Asalkan kita pintar-pintar dalam membagi waktu, keduanya bisa tetap dilakukan. Selain itu, perbanyak ikut lomba dan seminar agar bisa mendapat sertifikat yang bisa dimasukkan saat pendaftaran SNMPTN, karena sertifikat-sertifikat itu juga menjadi salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk PTN.

Harapan saya untuk ke depannya adalah semoga saya bersama FK UI angkatan 2016 bisa survive di FK UI, kuliah kami lancar dan bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Untuk saya pribadi, saya ingin bisa lulus dengan IP lebih dari 3.5 dan melanjutkan kuliah hingga menjadi dokter spesialis dan akhirnya bisa memiliki rumah sakit sendiri. Harapan untuk FK UI ke depannya semoga bisa tetap menjadi fakultas kedokteran yang terbaik di Indonesia, bahkan terbaik di Asia. Semoga kami tetap bisa menjalin hubungan baik dengan kakak-kakak tingkatan dan adik-adik tingkatan nantinya.

Quote yang paling memotivasi saya adalah “lakukan dengan hati,” karena menjadi dokter adalah pekerjaan yang sulit dan perjalanan untuk bisa menjadi dokter akan sangat panjang dan pastinya tidak mudah. Oleh karena itu, setiap hal yang kita lakukan dalam perjalanan itu harus kita lakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati.