[Perjalanan Menuju FKUI] Ni Nyoman Berlian Aryadevi Meylandari Putri



Nama saya Ni Nyoman Berlian Aryadevi Meylandari Putri, biasa dipanggil Berlian. Saya berasal dari SMAN 5 Surabaya. Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita saya dari kecil, bahkan saya tidak pernah ingat memiliki cita-cita lainnya. Seperti halnya siswa-siswi lain di negeri ini, saya selalu ingin menimba ilmu di tempat terbaik, yang maka dari itu saya selalu memiliki mimpi untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Memiliki mimpi untuk sekolah di universitas terbaik bangsa tentu bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi saya yang bersekolah jauh dari kawasan Universitas Indonesia, yang mendapatkan kuota masuk ke Universitas Indonesia yang terbatas. Namun itu tidak membunuh mimpi saya, malahan saya jadikan motivasi untuk terus berjuang dan berusaha. Perjuangan saya sebenarnya sudah dimulai dari kelas 10, dengan berusaha selalu mendapat nilai yang cukup bagus di mata pelajaran Matematika IPA (MIPA). Saat kelas 12, saya harus menentukan pilihan di jalur SNMPTN, dengan yakin saya hanya memilih satu opsi yaitu Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Disamping itu, sejak kecil pula saya ingin menjadi orang yang berwawasan luas dan saya selalu ingin untuk dapat melanjutkan kuliah di luar negeri, pada kelas 12 pula BK sekolah saya menginfokan tentang program Talentscouting, yaitu jalur masuk dengan sistem undangan bagi yang ingin mengambil program internasional. Bagi saya, tentunya ini adalah kesempatan yang sangat besar untuk mencapai mimpi saya untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan dapat bersekolah di luar negeri. Maka daftarlah saya ke program Talentscouting tentunya dengan pilihan Pendidikan Dokter Kelas Khusus Internasional.
Setelah beberapa minggu menanti, siang itu saat saya sedang menjalani program intensif SBMPTN di bimbingan belajar saya, saya menerima telepon dari Universitas Indonesia yang mengatakan nilai saya lolos seleksi Talentscouting dan pihak Universitas Indonesia mengundang saya untuk mengikuti wawancara di Universitas Indonesia. Betapa senangnya yang saya rasakan saat itu, lalu saya pun berangkat dan menjalani semua mekanisme seleksi. Beberapa minggu setelah itu, diumumkanlah pengumuman SNMPTN atau jalur undangan, saya mendapatkan kotak merah bertuliskan “Maaf, Anda tidak lolos seleksi SNMPTN 2016”. Sedih bukan main yang saya rasakan saat itu, namun saya berpikir masih memiliki peluang di Talentscouting. Selang beberapa hari kemudian diumumkanlah Talenscouting, lagi-lagi saya harus membaca kalimat penolakan. Apa yang saya rasakan saat itu adalah sedih yang sangat mendalam, saya merasa mengecewakan kedua orang tua saya untuk kedua kalinya. Dengan bantuan orang tua, keluarga ,dan teman-teman saya, saya behasil bangkit dan melanjutkan perjuangan saya di jalur tulis. Belajar siang malam sudah merupakan hal yang biasa saya lakukan selama intensif. Sampai pada akhirnya, SBMPTN, SIMAK UI ,dan SIMAK UI KKI sudah saya jalani. Tibalah saat penantian untuk kesekian kalinya, saat saya membuka pengumuman SBMPTN saya mendapatkan bahwa saya diterima di Pendidikan Dokter namun bukan di Universitas Indonesia. Penolakan yang ketiga kalinya, jujur saja saya sempat merasa hancur dan merasa tidak memiliki peluang lagi. Namun saya ikhlaskan semua pada kuasa Tuhan, selalu saya yakinkan diri untuk percaya bahwa jalan yang Ia berikan adalah jalan yang terbaik untuk saya. Selang 2 hari, tibalah pengumuman SIMAK , dengan hati yang ikhlas saya membuka pengumuman dan saya dinyatakan lulus lewat SIMAK KKI, betapa senangnya yang saya rasakan saat itu, dan terlebih lagi saya merasa akhirnya sedikit meringankan beban orangtua saya karena pada saat yang sama pula adik saya sedang mencari sekolah SMP.
Setelah perjuangan panjang itu , saya merasa bahwa kunci untuk meraih mimpi dalam hal ini masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hanyalah 2 hal yang bisa dibilang klise, yaitu berusaha dan berdoa. Namun jika kita dalami makna berusaha dan berdoa itu sendiri, maka sebenarnya itulah kekuatan yang dapat mengantar kita mencapai mimpi. Saya berharap dengan pengalaman yang begitu berharga ini saya dapat menjadi orang yang lebih bersyukur dan selalu berusaha untuk mencapai mimpi saya lebih giat lagi dan dapat membanggakan orang tua saya. Saya berharap saya dapat membawa nama baik keluarga, walaupun harus menimba ilmu jauh dari rumah. Terakhir saya berharap FKUI menjadi tempat terbaik dimana saya meraih cita-cita saya sebagai dokter. Terakhir, saya selalu percaya bahwa, usaha tidak akan mengkhianati hasil, namun tak akan ada usaha yang berhasil tanpa doa.

Komentar

  1. Keren sekali kawan surabaya ku, we finally bonding time everyday

    BalasHapus
  2. wah sepertinya harga mati fakultas kedokteran nih, semangat terus ya ber!!!

    BalasHapus
  3. Keren sis cerita nya. Jadi ter inspirasi nih.

    BalasHapus
  4. wah sepertinya harga mati fakultas kedokteran nih, semangat terus ya ber!!!

    BalasHapus
  5. Gilss, anak kedokteran to the core

    BalasHapus

Posting Komentar