Salam semangat, Kawan! Saya Annisa Kusumawardani, Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2016. Saya telah mengenyam pendidikan di SMA Negeri 8 Jakarta. Perjalanan saya menjadi mahasiswa FKUI dimulai sejak saya berada di sekolah dasar. Saya termotivasi untuk menjadi seorang dokter oleh dokter yang merawat saya ketika saya kanak-kanak. Beliau sangat berdedikasi memberikan pelayanan kepada setiap pasien. Beliau selalu tersenyum hangat melayani pasien. Melihat semangat beliau, saya seakan dilingkupi kepercayaan untuk dapat membantu masyarakat Indonesia. Kawan-kawan mungkin berpikir motivasi yang saya miliki sangatlah klise, namun semangat dan kepercayaan itulah yang membantu saya hingga titik saya berada saat ini.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dikenal sebagai pionir sekolah kedokteran di Indonesia. Telah banyak lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menjadi petinggi di negara kita tercinta. Terdapat satu fakta menarik mengenai pilihan saya melanjutkan studi di Universitas Indonesia. Satu-satunya Fakultas Kedokteran yang saya ketahui sejak sekolah dasar adalah milik Universitas Indonesia. Pada awalnya saya hanya mengetahui FKUI merupakan institusi kedokteran terbaik di Indonesia, tetapi saya belum mencari informasi lebih lanjut. Kekaguman bertambah saat saya mendengar cerita perjuangan para senior. Dinamika proses pembelajaran yang mereka ceritakan dibarengi dengan penguatan jiwa sosial menguatkan tekad saya melanjutkan studi saya disini. Saya yakin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mampu membantu saya menemukan jati diri dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat kelak..
Kesadaran saya untuk berjuang meraih impian menuntut ilmu di kampus kuning muncul ketika saya berada di kelas 9 SMP. Salah satu guru memberikan tugas kepada para siswa untuk membuat lembar target dan cita-cita. Tugas tersebut membuat saya memikirkan masa depan. Sejak saat itu, motivasi terus mengallir dan membangkitkan impian masa kecil saya. Tiga tahun masa SMA saya manfaatkan untuk mencari ilmu dan mempersiapkan diri. Pandangan saya pun berubah setelah berjuang di SMA. Sebelumnya, saya hanya berangan-angan masuk ke FKUI tanpa disertai perencanaan yang matang.
Awal masa SMA saya lalui dengan adaptasi dan bertahan. Kegagalan demi kegagalan sempat menurunkan kepercayaan diri. Namun, saya menyadari bahwa menyesali yang telah terjadi hanyalah sia-sia. Saya mulai belajar dengan tekun, mencari ilmu dari berbagai sumber, bertanya kepada guru dan kawan, mengulang kembali pelajaran serta memotivasi diri untuk terus berjuang. Tak lupa ibadah wajib maupun sunnah terus-menerus saya lakukan. Ketika saya lelah, saya akan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, memohon ampunan, meminta kekuatan dan kesabaran. Saya menyempatkan membaca materi sebelum kelas dimulai, mengerjakan soal-soal hingga hati saya yakin, dan bertanya kembali jika saya belum mengerti. Saya juga mengikuti bimbingan belajar pada kelas 12 SMA. Kegiatan tersebut saya lakukan secara berkelanjutan.
Menemukan cara dan waktu belajar yang tepat untuk kita adalah kunci utama sukses belajar. Saya mulai mencari kedua hal tersebut sejak saya menginjak kelas 9 SMP. Setiap individu memiliki cara belajar masing-masing, ada yang dengan mencatat, mendengarkan, dan sebagainya. Bagi kawan-kawan yang masih bingung bagaimana cara belajar kalian, cobalah berbagai cara dan temukan cara yang paling kalian senangi. Hati yang senang juga merupakan hal wajib saat belajar. Jika hati senang, raga kita pun menjadi lebih sehat dan semangat. Jangan panik dan malas ketika belum memahami suatu materi atau soal. Teruslah mencoba dan bertanya. Jadwal kegiatan sehari-hari juga perlu dibuat agar kita dapat memantau kegiatan kita setiap harinya. Jika kalian memiliki waktu luang, buatlah lembar target dan cita-cita dan letakkan di meja belajar atau kamarmu, sehingga kita selalu mengingatnya bahkan merekamnya dalam alam bawah sadar.
Pada Februari 2016, seleksi jalur masuk SNMPTN mulai dibuka. Tahun ini panitia SNMPTN menerapkan aturan yang sedikit berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Kuota penerimaan pendaftaran peserta disesuaikan dengan akreditasi sekolah. Alhamdulillah saya masuk ke dalam kuota tersebut. Saya memutuskan hanya memilih satu pilihan pada SNMPTN ini. Tiga bulan masa penantian saya habiskan dengan belajar dan ibadah. Saya berusaha untuk terus berikhtiar. Selama tiga bulan tersebut, nilai-nilai tryout yang saya ikuti di bimbingan belajar belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Saya berusaha fokus pada persiapan ujian tulis, belajar hingga larut malam. Saya berusaha mengalihkan fokus saya dari SNMPTN.
Akhirnya, tibalah hari pengumuman. Pengumuman hasil seleksi ternyata dipercepat waktu pelaksanaannya oleh panitia. Pengumuman dapat diakses pada jam 14.00. Saya sedang berada di bimbingan belajar saat itu. Teman-teman saya sudah banyak yang membuka pengumuman dan mendorong saya untuk membuka pengumuman juga. Namun, saya belum memiliki cukup keberanian. Saya membuka pengumuman pada malam harinya bersama ibu. Dada saya bergetar ketika membuka pengumuman. Alhamdulillahirabbil’alamiin saya diterima pada pilihan pertama. Ibu dan saya langsung bersujud syukur berterima kasih kepada Allah SWT. Seluruh perasaan takut, gelisah, haru bercampur dalam tangisan.
Saat ini saya masih berada pada garis awal perjalanan saya mengabdi kepada masyarakat. Saya ingin menggali potensi yang belum sempat saya temukan, tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dalam bertindak, dan menjadi pelayan masyarakat yang amanah. Dalam sepuluh tahun ke depan, saya berharap keluarga saya senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. dan kedua orangtua saya dapat terus bahagia. Semoga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia selalu menciptakan agen-agen perubahan di masyarakat agar bangsa Indonesia memiliki kualitas kesehatan yang merata.
Ketika saya berada di Sekolah Menengah Pertama, terdapat satu guru yang selalu memberikan motivasi kepada anak didiknya sebelum dan sesudah pengajaran dilaksanakan. Beliau adalah Ibu Tiurma Sianturi. Ibu Tiurma selalu mengajak anak didiknya untuk berkata, “I can do it! We can do it! Saya pasti sukses! Kamu pasti sukses! Kita pasti sukses bersama!”. Kami tidak pernah berhenti melakukan hal tersebut hingga kata-kata tersebut selalu tertanam dalam hati kami. Saya pasti bisa! Anda pasti bisa! Janganlah takut mencoba, jangan takut gagal. Sukses dan gagal hanya diri kita yang bisa menilainya. Tidak ada kata gagal sebelum kita berhenti mencoba.
Wah manteep niss, jangan lupa berjuang teruss
BalasHapusgilaaa anak undangann ampunn nisaa... pertahankan prestasimu yaa
BalasHapusanak undangan mah beda.. apalah aku yang anak tulis hahaha
BalasHapuskerenn nisaa tetep semangaatt!!
BalasHapusnis kubaru tau kamu anak snmptn hahaha tetap semangattt
BalasHapusEnaknyaa anak snmptn :( aku mah apa, kudu ngambis :((
BalasHapusAku mah apa, kudu ngambis mulu elah :(
BalasHapus