[Perjalanan Menjadi FKUI] Chairunisa Aliya Amani




Nama saya Chairunisa Aliya Amani dan teman-teman bisa memanggil saya Icha. Saya berasal dari Jakarta dan bersekolah di SMA Negeri 48 Jakarta. Menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Uiversitas Indonesia merupakan mimpi saya sejak SMP, bahkan sejak kecil pun saya sudah berkeinginan untuk menjadi dokter. Saya sangat berkeinginan keras untuk mencapai apa yang saya cita-citakan, tetapi harapan tersebut sempat pupus karena belum ada satu orang pun dari sekolah saya yang pernah diterima di Fakulats Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN dan baru ada satu orang senior saya yang diterima melalui jalur SIMAK UI. Beberapa senior saya pun ada yang menyarankan untuk mengganti tujuan Universitas saya, tetapi saya berpendirian teguh untuk mencapai apa yang saya inginkan. Untuk mencapai keinginan tersebut saya memosisikan diri saya sebagai “Pejuang Tulis” karena saya tidak terlalu mengharapkan SNMPTN.

Saya mulai mengikuti bimbingan belajar dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas, tetapi saya juga membuat nilai rapor saya sestabil mungkin sehingga masih ada peluang diterima melalui SNMPTN walaupun kecil. Saya berusaha sebisa mungkin untuk aktif di kelas, mengikuti pelajaran dengan baik, dan mengerjakan semua tugas dengan maksimal. Terkadang ada rasa jenuh dengan semua kerja keras yang saya kerjakan, tapi saya sadar saya harus selalu bekerja keras untuk mencapai keinginan saya. Tidak hanya usaha dengan belajar, saya juga terus berdoa kepada Allah SWT untuk memberikan saya kesempatan untuk berkuliah di FKUI. Saya berusaha menyempatkan waktu untuk sholat tahajud dan dhuha. Tiba saatnya verifikasi nilai rapor untuk pendaftaran SNMPTN dan Alhamdulillah saya lolos tahap pertama yaitu 75% peringkat teratas. Tahap kedua adalah pemilihan jurusan dan universitas yang dituju. Karena saya sangat berkeinginan untuk masuk FKUI jadi saya hanya memilih satu jurusan, yaitu Pendidikan Dokter di Universitas Indonesia.

Tiga bulan menunggu hasil SNMPTN sangat menegangkan. Sekitar satu bulan sebelum pengumuman SNMPTN, kelas intensif bimbingan belajar pun dimulai. Kelas intensif tersebut berjalan enam hari dalam seminggu, senin sampai sabtu, dari jam dua belas siang sampai jam Sembilan malam. Melelahkan? Pasti iya, tetapi jika hasilnya saya bias diterima di FKUI sungguh semua perjuangan saya akan terbayarkan. Tiba saatnya pengumuman SNMPTN, Senin, 9 Mei 2016 pukul 13.00 WIB. Saat itu saya sedang dalam perjalanan menuju tempat bimbingan belajar saya. Saya berniat untuk membukanya di tempat les bersama teman-teman saya, tetapi ternyata perjalanan macet dan hujan.

Pukul 12.59 WIB, saya Rsudah berada di depan tempat les, saya tidak berani turun dari mobil, jantung saya berdegup kencang. Pukul 13.00 WIB, beberapa teman saya sudah membukanya, tapi saya masih takut, chat line saya mulai ramai dengan ucapan “ALHAMDULILLAH NIH DITERIMA” atau “belom rezekinya nih, doain SBMPTN ya”. Pukul 13.05 WIB, dengan tangan gemetar akhirnya saya berani untuk membuka website SNMPTN, memasukkan NISN dan tanggal lahir saya, mengklik enter dan muncul lah hasil seleksi SNMPTN, “Selamat, Anda dinyatakan lulus SNMPTN 2016”. Saya langsung mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT berkali-kali dan sampai terisak. Saya langsung menelpon kedua orang tua saya dan nenek saya, mereka sangat bahagia mendengar kabar baik tersebut. Sungguh sebuah hal yang sangat tidak terduga saya bisa menjadi orang yang pertama masuk ke FKUI melalui jalur SNMPTN dari sekolah saya.

Saya langsung mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru-guru sekolah dan guru-guru bimbingan belajar atas dukungan dan bentuan mereka selama ini. Perasaan senang, haru, bangga semua bercampur aduk menjadi satu. Saya sangat berharap saya bisa menjadi orang yang lebih baik setelah memasuki jenjang perkuliahan ini dan saya juga berharap agar saya dapat terus membuat orang tua saya bangga. Saya juga berharap selama di FKUI saya dapat memberikan prestasi-prestasi dengan membawa nama FKUI. FKUI, sebuah keraguan yang dulu saya rasakan dan ternyata bisa saya capai. Francis Bacon pun berkata, “Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian.” FKUI, mimpi saya yang diragukan beberapa orang, tetapi saya yakin dengan kata-kata Andrea Hirata yaitu, “Bermimpilah, Karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” Sungguh perasaan yang sangat luar biasa bisa menjadi bagian dari keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sungguh perasaan yang sangat luar biasa bisa bertemu dengan orang-orang yang bermisi sama yaitu, membuat kualitas kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik. Semoga kita semua bisa menjadi dokter-dokter yang hebat, orang-orang yang sukses dunia dan akhirat, dan terus mengabdi kepada nusa dan bangsa. FKUI 2016! Juara!

Komentar