
Nama saya Evita Stephanie, biasa dipanggil Stephanie. Saya berasal dari Jakarta, dan dulu bersekolah di SMAN 48 Jakarta. Dan di tahun 2016 ini setelah lulus dari SMA, saya resmi menjadi mahasiswi baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2016. Saya diterima menjadi mahasiswi baru FKUI Kelas Khusus Internasional melalui jalur Talentscouting. Ini menjadi salah satu kebanggaan yang sangat besar untuk saya karena menjadi mahasiswi FKUI adalah cita-cita terbesar saya sejak kecil. Universitas Indonesia yang notabene universitas terbaik nomor satu di Indonesia dan FKUI adalah fakultas kedokteran terbaik di PTN membuat saya tidak ragu lagi untuk menjadikan FKUI pilihan utama saya dalam melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dokter-dokter lulusan FKUI adalah dokter-dokter cerdas dan sangat besar kontribusinya di dunia kesehatan Indonesia. Dan juga cita-cita saya yang ingin menjadi dokter membuat saya lebih yakin dan percaya bahwa FKUI adalah pilihan yang tepat untuk saya.
Awal dari semuanya adalah perjalanan saya di SMA untuk dapat diterima di FKUI. Masuk SMAN 48 Jakarta sebenarnya di luar dari rencana saya untuk meraih FKUI, karena dari sekolah saya terhitung sedikit sekali alumni yang masuk FKUI. Saya harus benar-benar ambis jika ingin lulus undangan FKUI dan siap mengikuti tes-tes tulis seperti SBMPTN dan SIMAK UI. Dari kelas 10, saya mulai giat belajar untuk mengincar peringkat 10 besar angkatan agar ada peluang besar untuk mendaftarkan diri di SNMPTN. Saya tidak jarang meminta tugas tambahan untuk tabungan nilai saya jika ada beberapa nilai yang kurang. Saya sadar bahwa bukan hanya akademis yang menjadi tolak ukur, dan saya mulai aktif dalam diskusi kelas secara individu maupun kelompok agar saya menjadi lebih mengerti ilmu yang diajarkan oleh guru-guru saya. Hasil awal berbuah baik karena pada semester 1 dan 2 saya meraih peringkat 10 besar di angkatan. Mungkin karena saya merasa tinggi hati, produktivitas akademis saya menurun saat kelas 11. Pada kelas 11 saya tidak lagi meraih kedudukan peringkat 10 besar melainkan 30 besar. Diwaktu itulah saya merasa sangat sedih, marah, menyesal, bingung, dan merasa kalah pada diri saya sendiri. Saya selalu berpikir, “Bagaimana saya mau masuk FKUI kalau malas-malasan dan tinggi hati dalam belajar?”
Sehingga sampailah saya di tahun terakhir SMA. Saya giat kembali dalam belajar di kelas 12 untuk mewujudkan mimpi saya. Di kelas 12 inilah saya sangat merasa diuji oleh Tuhan apakah saya setia kepada mimpi saya atau tidak, karena pilihan saya sering ditanyakan dan diragukan oleh orang-orang. Tetapi saya selalu cuek karena mereka tidak berhak untuk mengatur mimpi dan cita-cita saya. Saya bertekad untuk membuktikan bahwa saya bisa mengejar mimpi saya. Di kelas 12 itu, saya ikut dalam bimbingan belajar INTEN untuk persiapan masuk perguruan tinggi negeri. Masih teringat bagaimana perjuangan saya disana, mengikuti progress dan TO tiada henti, selalu ikut tambahan sampai malam hari untuk mengejar mimpi saya. Bukan hanya akademis saja, tetapi juga doa, restu, dan keyakinan bahwa saya bisa menjadi mahasiswi FKUI. Keluarga saya sangat mendukung saya dan mereka selalu menyertai saya dalam doa mereka agar tahun 2016 bisa menjadi tahun emas bagi saya. Dengan doa restu itulah saya mengikuti jalur SNMPTN dan Talentscouting.
Setelah lulus dari SMA, saya tetap belajar di INTEN untuk kelas intensif masuk perguruan tinggi negeri serta ikut tambahan atau konsul pelajaran dari pagi dan berdiskusi sampai malam hari. Di masa itulah saya mendapatkan kabar yang menurut saya adalah turning point dalam hidup saya.
Puji Tuhan, saya diundang FKUI untuk mengikuti test MMPI dan Mini Multiple Interview. Waktu itu saya benar-benar panik karena saya tidak mengira bahwa saya diundang untuk menjalankan test psikometri dan wawancara. Saat wawancara itulah adalah masa yang sangat menegangkan dalam hidup saya. Di wawancarai oleh dokter-dokter hebat FKUI adalah sebuah kehormatan yang sangat besar. Wawancara dan pengumuman SNMPTN serta Talentscouting berjarak hampir satu bulan. Di waktu itulah saya tetap menghabiskan waktu saya di INTEN.
Dan hari yang ditunggu tiba. Pengumuman SNMPTN jatuh pada tanggal 9 Mei 2016. Saya menangis waktu itu, tangisan menyayat hati. Tulisan merah yang saya jumpai saat saya membuka pengumuman SNMPTN. Marah, sedih, dan kecewa menjadi satu. Orang tua serta kakak-kakak saya lah yang menghibur saya waktu itu. Papa saya bilang, “Jangan menyerah, nak. Tetaplah kamu berusaha keras dan berdoa kepada Tuhan. Tuhan sudah merencakan yang terbaik untukmu, tapi waktunya bukan sekarang.” Saya tetap berbesar hati, semakin giat belajar dalam bimbingan belajar, dan saya selalu berdoa untuk masa depan saya.
Dan tanggal 18 Mei 2016 adalah hari untuk saya. Di tanggal inilah, saya resmi menjadi mahasiswi FKUI Kelas Khusus Internasional angkatan 2016 melalui jalur Talentscouting. Senang, haru, dan lega menjadi satu. Usaha saya selama tiga tahun belajar di SMA dan selalu berdoa kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan terbaik untuk saya membuahkan hasil. “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." Saya selalu berdoa minta kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan ke FKUI dan saya percaya bahwa mimpi saya bisa menjadi kenyataan. Tips utama menjadi mahasiswa/i FKUI adalah berusaha keras, yakin dan percaya bahwa kita pasti bisa, dan berdoa dengan tulus minta jalan untuk meraih cita-cita tersebut.
Harapan saya sebagai mahasiswi FKUI 2016 adalah saya bisa belajar dengan giat dan tulus dalam mengemban ilmu. Agar di kemudian hari bisa menjadi dokter yang rendah hati, berempati besar, juga benar-benar menolong orang yang menderita sakit sehingga mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian berperang dengan kesakitan mereka. Saya juga berharap bahwa saya benar-benar bisa membanggakan keluarga kelak setelah saya menjadi dokter. Agar mereka tahu bahwa doa dan restu mereka untuk saya tidaklah sia-sia, karena doa merekalah yang mengantarkan saya sampai saat ini. Dan harapan saya untuk sejawat-sejawat FKUI sekalian adalah bahwa kita pasti bisa mengharumkan nama FKUI dan mengemban tugas dokter kelak dengan baik. Agar orang-orang yang menderita sakit tahu bahwa kami akan berperang bersama dengan mereka melawan kesakitan mereka tanpa henti.
Cerita Stephani sangat inspiratif. Semog semangatnya dapat dicontoh adik kelas.
BalasHapusWOW congrats ya!! smga dapet yang terbaik kedepannya
BalasHapus