[Perjalanan Menuju FKUI] Muhammad Rheza Hilfaziyan Lubis

Assalamualaikum!
Halo sejawat dan calon sejawat!
Dari sejak kakak saya masuk kedokteran, yaitu sekitar tahun 2012, saya mulai sering mendengar kata ‘sejawat’. Sebuah kata yang memiliki kesan tersendiri bagi saya. Sebelum berpanjang lebar, perkenalkan, nama saya Rheza. Lengkapnya Muhammad Rheza Hilfaziyan Lubis. Bisa dibilang saya adalah orang yang masuk golongan “FK garis keras”. Saya memang dari kecil sudah mau jadi dokter. Banyak yang bilang saya mau jadi dokter karna doktrin keluarga dokter, padahal enggak kok! Saya mau jadi dokter karena dari kecil ‘terlalu lincah’ jadi sering patah tulang, bocor kepala, dan penyakit karena ‘trekel’ lainnya. Dan menurut saya, dokter yang menolong saya tuh keren banget! Dan sejak SD saya mau masuk FKUI.
Saya masuk FKUI lewat jalur SBMPTN, kenapa gak lewat jalur undangan? Karena nilai rapor saya terlalu kecil dibanding teman saya yang lolos lewat jalur undangan. Nilai saya memang hasil dari terlalu menikmati masa-masa hidup di SMA. Bahkan, saat pengumuman undangan belum keluar, saya masih santai saja belajar buat SBMnya, bahkan tidak serius belajar SBMPTN. Barulah setelah pengumuman undangan keluar dan ternyata hasilnya saya tidak diterima di jalur undangan (yang memang saya juga sudah tidak terlalu berharap), saya langsung mulai serius belajar SBMPTN untuk mengejar cita-cita sejak SD ini. Menurut saya, cara terbaik agar memiliki motivasi untuk mengejar cita-cita adalah dengan bertanya kembali pada diri sendiri : “Apa yang membuat kamu mau masuk fakultas ini?”. Dengan begitu, kita menjadi lebih serius dalam menggapai impian.
Cara saya belajar mungkin sama dengan anak-anak pada umumnya. Saya belajar yang paling saya bisa agar jika ada soal yang susah, kita tetap bisa mengerjakan soal itu dan gak sia-sia kan kita belajar pelajaran itu? Saya usahakan mata pelajaran biologi dan kimia semuanya saya kerjakan, karena memang saya suka pelajaran itu dan selama try out hampir selalu bisa mengerjakan semuanya. Tapi saat SBMPTN kemarin,  soal biologinya ada yang aneh, yaitu “lambang suaka margasatwa”, itu saya benar-benar ngeblank dan tidak berani buat gambling. Untuk pelajaran matematika, saya juga usahakan untuk mengerjakan semuanya, kecuali TRIGONOMETRI. Saya gak bisa menjawab soal trigonometri, kecuali kalau soalnya itu benar-benar mudah. Selain trigonometri, ada pelajaran yang sangat saya tidak bisa, yaitu fisika. Fisika ini ‘jangkar’ bagi saya. Saya tidak pernah bisa mengerjakan soal fisika lebih dari sepuluh. Saya mengerjakan soal-soal yang mudah menurut saya, dan pasti menurut kalian juga. Soal-soal fisika yang saya bisa adalah mekanika, zat dan kalor, dan bunyi. Malah terkadang saya gambling di fisika untuk menjawab teori-teorinya. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, saya jawab semaksimal mungkin, walaupun banyak pakai feeling, percaya saja dengan feeling kita. Karena saya lebih menyesal kalau udah-mau-ngejawab-tapi-gak-jadi-jawab-karna-gak-yakin-dan-ternyata-bener daripada salah-karna-pake-feeling-ngerjainnya. Lanjut ke soal TPA, ini adalah ladang kita mencari poin. Tapi SBMPTN kemarin, soal TPAnya susah! Tapi tenang saja, karena orang lain juga pasti kesusahan, jadi sama-sama gak bisa kan?  
Saya SBMPTNnya dengan Computer Based Test atau biasa disebut dengan CBT. Jam delapan pendaftaran SBMPTN dibuka, jam sembilan saya sudah mendaftar, dan dapat melaksanakan SBMPTN di UI Salemba. Mungkin terdengar ambisius? Memang. Karena menurut saya, CBT itu lebih nyaman daripada PBT. Selain karena saya sudah terbiasa dengan CBT dari sejak zaman Try Out sampe UN, saya memang gak suka dengan yang namanya ‘ngebuletin’. Apalagi kalau jawaban yang kita isi salah. Ngehapus = ngebuang waktu. Dan ruangan tempat saya tes juga sangat nyaman dan dingin, yang membuat saya tenang mengerjakan tesnya.
Selama satu bulan menunggu hasil SBMPTN, penantian itu sangat terasa. Kebetulan satu bulan itu adalah bulan Ramadhan. Saya memfokuskan beribadah selama menunggu hasil SBMPTN. Dan penungguan yang terasa sangat lama itu pun membuahkan hasil yang membahagiakan. Saya akhirnya diterima di FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA!
Semoga dalam menjalani aktivitas sebagai calon tenaga medis ini, saya selalu bersemangat dan tetap pada niat utama menjadi dokter, yaitu “ingin menolong sesama”.  Ayah, Bunda, Kakak, dan semua keluarga, doakan saya agar selalu dalam niat utama tersebut.
Ada satu quote motivasi yang sangat saya ingat dari Bunda, satu jam sebelum memulai tes SBMPTN. “Bagi Allah, semua itu mudah.” Dan satu lagi quote yang kakak saya jadikan pedoman selama berjuang masuk FK: “Bismillah, Fokus, Hamasah!”.

Komentar

  1. Weeee sukses selalu kedepannya!

    BalasHapus
  2. To one of the most determined and hard-working person I know, you deserve everything you got. I believe you'll be nothing less than a great doctor, since you're a caring and honest human being that I adore so much (though I rarely ever tell you this). Sincerely, your proudest friend.

    BalasHapus
  3. Mantap Abang Rheza.... Om, Bi Ima, Qisthi, Zoya dan Kenzi bangga sama Abang, bisa masuk di FKUI.... semoga menjadi dokter yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi.... sesuai keinginan abang "ingin menolong sesama".....

    BalasHapus
  4. Bunda Rheza selalu di hati :`)

    BalasHapus
  5. Waduh gilee quotenya mantap Rheza!!

    BalasHapus
  6. Bocor kepalanya yang bikin receh kaya sekarang ya ceh (((:
    Mantap padokter

    BalasHapus

Posting Komentar