[Perjalanan Menuju FKUI] Tania Ternita



Perkenalkan nama saya Tania Ternita, seorang mahasiswi baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2016. Asal sekolah saya adalah SMA Al-Izhar Pondok Labu. Sejak kecil saya sempat mempunyai cita-cita sebagai dokter, namun seiring berjalannya waktu cita-cita yang saya impikan menjadi tidak pasti. Saya memutuskan untuk mengikuti tes minat dan bakat sebanyak tiga kali dan semua hasil yang saya dapatkan sama, yaitu bidang kedokteran atau pelayanan kesehatan. Akan tetapi, saya tidak mempunyai rasa percaya diri yang kuat untuk dapat mencapai profesi tersebut.
     Pandangan saya terhadap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sangatlah tinggi, merupakan kampus dan fakultas terbaik yang ada di Indonesia. Untuk memasuki dan lulus dari jurusan tersebut dibutuhkan kerja keras yang konsisten. Selain kerja keras, dibutuhkan niat yang sungguh-sungguh melihat banyaknya peminat yang ingin memasuki jurusan favorit tersebu. Saya menganggap bahwa lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah lulusan kedokteran yang terbaik. Sehingga saya harus berpikir secara matang untuk terjun kedalam pendidikan dokter, terutama di Universitas Indonesia.
     Agar dapat menjadi seorang mahasiswi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya melakukan evaluasi dari pola belajar yang saya anggap belum maksimal selama menduduki bangku SMA. Adapun pembelajaran tambahan yang saya ikuti dalam sebuah bimbingan belajar diluar sekolah untuk menimba ilmu dan waktu yang lebih banyak. Saya mulai membiasakan diri untuk mengulang pelajaran dan mempersiapkan materi pelajaran yang akan dibahas esok harinya. Dalam meningkatkan kepercayaan diri, saya mempunyai inisiatif untuk menulis kalimat sederhana yang berisikan “Saya, Tania Ternita adalah Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2016” dan diletakkan pada dinding yang dapat saya lihat setiap waktu. Semakin saya mengulang kalimat tersebut dalam benak saya, semakin saya percaya bahwa mimpi saya dapat tercapai. Banyak pengembangan diri yang saya alami dan manfaat yang bisa diambil sebagai pelajaran untuk kedepannya. Tentunya dibalik usaha yang saya lakukan terdapat peran orang tua yang selalu memberi dukungan dan semangat tiada henti-hentinya, sehingga dapat dijadikan sebuah motivasi tersendiri bagi saya untuk terus berjuang dan dapat membanggakan kedua orangtua. Saya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu memohon keputusan yang terbaik bagi saya yang akan menyangkut kehidupan masa depan  saya.
      Dalam menunggu hasil pengumuman, saya tetap berusaha untuk terus melakukan sholat malam dan merelakan segala keputusan yang ada di tangan Allah SWT. Saya yakin segala keputusan yang diberikan-Nya adalah yang terbaik meskipun kita tidak menyukai keputusan tersebut. Rasa gugup dan tidak sabar sering saya alami, tetapi saya terus mencoba untuk menahan perasaan tersebut. Waktu pengumuman telah tiba, saya tidak berharap banyak dan menyerahkan diri kepada keputusan Allah SWT. Pada akhirnya, Alhamdulillah saya berhasil memasuki perguruan tinggi yang saya inginkan. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menekuk lutut dan sujud syukur sebagai rasa terimakasih yang sebesar-besarnya. Merupakan suatu kebanggaan melihat kedua orang tua yang meneteskan air mata yang begitu bahagia mendengar kabar baik dari putri bungsunya.
      Dengan tercapainya langkah awal memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginan, saya tidak lupa diri untuk terus memohon dan selalu bersyukur atas apa yang telah terjadi. Saya berharap untuk kedepannya, ada empat hal yang harus saya tanamkan sesuai dengan pesan dari salah satu dokter lulusan Universitas Indonesia yang saya jumpai. Pertama, seorang dokter harus mempunyai “otak” atau dalam arti kata lain yaitu pintar.Yang kedua adalah terampil dan ketiga yaitu komunikatif, berkomunikai baik dengan pasien. Dan yang paling penting adalah memberi penanganan pasien dengan hati, bukan semata-mata karena hal materi. Menurut saya, keempat aspek tersebut merupakan pesan yang sangat bermanfaat bagi generasi dokter. Saya sangat mempunyai harapan agar kedua orangtua saya diberi umur yang panjang sehingga mereka dapat melihat saya lulus menjadi seorang sarjana dokter dan menunjukkan bahwa saya akan menjadi seorang dokter handal dan profesional dalam melayani kesehatan. Harapan untuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dari saya adalah tetap menjadi jurusan dan universitas yang terbaik di Indonesia. Saya berharap pengalaman saya dalam menempuh pendidikan dokter di Universitas Indonesia dapat memberikan kesan dan pelajaran yang terbaik yang akan saya miliki. Sehingga sebagai generasi penerus, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dapat menjadi dokter profesionalis dan handal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Motivasi hidup saya sangat sederhana, yaitu ingin membantu orang lain. Karena dengan begitu, ada rasa kepuasan tersendiri bagi saya untuk dapat membantu orang lain dan bisa memberikan solusi yang terbaik. Tentunya untuk membantu orang lain saya tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun karena rasa ingin membantu tersebut berasal dari niat yang ikhlas. Hal yang menyenangkan dari profesi seorang dokter yang paling penting adalah tidak hanya kita mendapat amal di dunia, tetapi juga mendapatkan amal untuk di dunia akhirat nanti kelak.

Komentar

  1. Semoga sukses dalam menanamkan empat hal yang ingin kamu tanamkan sebagai seorang dokter kedepannya!

    BalasHapus
  2. Jatmiko Gustinanda16 Agustus 2016 pukul 04.23

    Wah Tania, caramu memotivasi diri sangat baik untuk dicontoh

    BalasHapus

Posting Komentar