Perkenalkan nama saya Adrianus Jonathan Sugiharta dan saya biasa dipanggil Jo. Saat ini saya adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia. Saya sendiri berasal dari Kota Bandung dari SMA Santo Aloysius 1. Diterima sebagai mahasiswa kedokteran di Universitas Indonesia seperti mimpi yang tercapai. Saya sudah sejak kecil memang bercita-cita untuk menjadi seorang dokter dan kebetulan juga ingin ke Universitas Indonesia. Saya memilih Universitas Indonesia karena memang dari sejak dahulu universitas ini terkenal sebagai salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia dan dunia, terutama bagi Fakultas Kedokterannya. Di daerah saya, di Bandung, tidak banyak orang yang bisa masuk dan belajar di universitas ini. Oleh karena itu, saya merasa bahagia dan bangga bisa menjadi salah satu mahasiswa di UI.
Usaha saya sehingga saya bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini memang sangat berat dan melelahkan. Kebetulan saya di sekolah meraih rangking pertama, sehingga saya sempat berpikir untuk masuk ke FKUI melalui jalur undangan atau yang sering disebut SNMPTN. Untuk meraihnya, saya sudah berkomitmen untuk mulai lebih rajin lagi belajar ketika awal saya masuk kelas 12. Akan tetapi, di saat-saat terakhir memilih jurusan di SNMPTN saya akhirnya memutuskan untuk mengambil Fakultas Kedokteran di Universitas Padjajaran. Saya memutuskan untuk berubah pikiran karena saya telah bertanya dan berkonsultasi kepada beberapa orang, termasuk kepala sekolah, guru BP, wali kelas, dan juga senior-senior saya di SMA. Mereka semua menyarankan saya untuk mengambil FK Unpad daripada FKUI karena memang dari sekolah saya jarang sekali yang bisa masuk ke FKUI. Memang berat rasanya saat itu saya tidak memasukkan FKUI dalam jalur SNMPTN. Namun, saya akhirnya dengan berat hati mengikuti saran orang tua dan guru saya memilih FK Unpad.
Singkat cerita, saya pun lulus dari SMA. Saya pun menunggu pengumuman SNMPTN yang memang dijadwalkan jauh setelah hari terakhir Ujian Nasional, yaitu tanggal 9 Mei 2016. Perasaan saya tegang dan harap-harap cemas menunggu pengumuman SNMPTN. Saat itu saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan saya jika saya ternyata tidak diterima SNMPTN. Padahal, teman-temanku sebagian besar memilih ITB di jalur SNMPTN yang notabene memiliki kesempatan untuk diterima lebih besar dibandingkan saya. Saat itu saya berpikir saya akan merasa malu sekali jika pada akhirnya saya tidak diterima SNMPTN.
Ternyata, apa yang saya khawatirkan benar-benar terjadi. Di hari pengumuman SNMPTN saya tidak diterima masuk ke FK Unpad, sedangkan teman-teman saya yang memilih ITB hampir semuanya diterima. Saya pun merasa sangat kecewa pada saat itu. Apalagi ditambah saya tidak mempersiapkan apa-apa sebelumnya untuk menghadapi SBMPTN dan ujian-ujian mandiri lainnya. Saya pun sempat merasa putus asa dan bertanya-tanya dalam hati apakah saya tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang dokter. Di saat-saat itu, orang tua saya hadir untuk memotivasi saya kembali untuk terus berjuang agar bisa masuk ke fakultas kedokteran. Saya pun akhirnya mengikuti bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi jalur masuk tes atau SBMPTN.
Melihat teman-teman saya yang lain sebagian besar telah diterima di perguruan tinggi negeri dan swasta memang sedikit banyak membuat saya iri. Di saat mereka libur saya masih harus terus belajar dan mengikuti bimbingan untuk menghadapi SBMPTN. Akan tetapi, semua itu tidak lantas membuat saya putus asa. Saya pun bersungguh-sungguh mengikuti kelas bimbingan dan mengikuti try out-try out yang diadakan.
Saatnya pun tiba. Saya mengikuti SBMPTN dan memilih 3 jurusan, yaitu FKUI, FK UGM, dan FTI ITB. Ternyata, soal-soal yang diberikan jauh dari apa yang saya harapkan. Soal SBMPTN tahun ini sulit, berbeda dari yang sebelumnya. Saya pun merasa kecewa dan pesimis bisa lulus dan diterima di PTN yang saya pilih. Apalagi ketiga PTN pilihan saya semuanya memiliki passing grade yang tinggi. Saya pun tidak tahu harus berbuat apa dan hanya berharap yang terbaik.
Selagi menunggu hasil SBMPTN, saya pun mencoba melihat-lihat peluang lain melalui jalur ujian mandiri, salah satunya yaitu SIMAK UI. Saya pun akhirnya mendaftarkan diri untuk mengikuti SIMAK dengan kedokteran sebagai pilihannya. Dalam benak saya saat itu, soal SIMAK akan lebih susah daripada SBMPTN. Tetapi saya tetap belajar dan belajar untuk menghadapinya.
Singkatnya, saya diterima lulus SBMPTN di FTI ITB. Namun, saya masih berharap pada jalur SIMAK karena saya ingin masuk ke FKUI. Ternyata, doa saya pun terkabul. Saya diterima di FKUI Kelas Internasional. Saya pun tidak bisa menahan rasa kegembiraan saya saat itu. Orang tua saya pun merasa bangga. Mereka berharap saya bisa menjadi dokter yang sukses di masa depan. Bagi saya pribadi pun dengan belajar di FKUI saya berharap saya bisa mendapat ilmu yang lebih banyak lagi tentang dunia medis. Saya juga berharap bisa berteman dengan semua teman seangkatan dan dengan senior-senior lain sesama dokter. Semoga saya bisa lebih berkembang lagi di FKUI ini.
Mungkin ada beberapa pelajaran yang dapat saya petik dari perjalanan saya masuk FKUI. Memang semua kesuksesan tidak dapat diraih hanya dengan usaha yang minimal, yang biasa-biasa saja. Dibutuhkan usaha yang keras dan maksimal untuk bisa mencapai apa yang kita inginkan, meskipun akan ada banyak sekali hambatan dan gangguan. Kita juga tidak boleh cepat berputus asa, harus tetap bersemangat dan rajin belajar dalam mencapai cita-cita kita. Mungkin itu sedikit tips dan motivasi bagi adik-adik yang saat ini masih bersekolah di SMP atau SMA. Jika kalian memiliki mimpi, kejarlah mimpi itu dan berusahalah dengan semaksimal mungkin, pada akhirnya semuanya juga akan terbayar lunas oleh keberhasilan yang didapat.
hebat jo!
BalasHapusmantaaappp!! keren bgt sbm fti itb:""))
BalasHapusjo maju terus pantang mundur
BalasHapusSuksess Jo!!
BalasHapuswaah keren jo..
BalasHapussempet dapet FTI ITB jo gila...... salut salut keren banget :')
BalasHapusGila gila ckck keren lah bos
BalasHapuswow, pacar acu mantap
BalasHapus