Assalamualaikum Wr. Wb.
Nama saya Agustien Bayu Ristanti dengan nama panggilan Agustien. Saya tinggal di kota Jakarta tepatnya di wilayah Jakarta Utara dan merintis pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 13 Jakarta. Kini saya menempuh pendidikan perguruan tinggi di Fakiltas Kedokteran Univesitas Indonesia dengan berstatus mahasiswa baru.
Tak pernah terlintas sebelumnya dalam pikiran saya untuk menata masa depan di dunia kedokteran karena saat usia saya 14 tahun, saya mendambakan akan sosok yang aktif bergerak untuk masyarakat dan negara seperti politisi dan diplomat. Semakin saya berkembang saya menyadari ternyata bidang politik bukanlah passion saya. Hingga saya memasuki masa SMA saya mengurungkan niat untuk menjadi seorang dokter. Walaupun saya tahu proses menjadi sosok mulia itu tidaklah mudah karena merupakan panggilan jiwa yang tidak hanya membutuhkan hati yang mulia tetapi juga pola pikir dan perilaku yang luar biasa, namun dengan menjadi seorang dokter selain bisa bergerak untuk masyarakat luas di bidang kesehatan, ilmu yang saya dapat pun mampu bermanfaat bagi diri saya, keluarga dan orang-orang sekitar.
Orang tua dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan dua alasan terbesar mengapa saya harus berjuang untuk tetap semangat menjalani masa-masa SMA yang tidaklah mudah. Mulai perjalanan ke sekolah yang benar – benar menyita waktu dan tenaga hingga sering tidak tidur seharian karena tugas yang sangatlah banyak. Namun saya tidak pernah menganggapnya sebagai halangan dan alasan untuk berhenti. Karena saya yakin setiap harapan baik memiliki sebuah perjuangan dimana perjuangan yang saya telah lakukan tersebut tidaklah sebanding dengan perjuangan di perguruan tinggi yang kelak akan saya jalani. Apalagi ketika menyandang nama FKUI, yang menjadi primadona siswa SMA seantero negeri. Pastinya perjuangan dan pengorbanan tak semudah membalikkan telapak tangan.
Rasa ketidakpercayaan diri sempat terlintas di benak saya karena stereotype - stereotype masyarakat tentang FKUI yang membuat saya berpikir sekian kali dan selalu bertanya – tanya sepantas apakah saya menimba ilmu FKUI. Namun keluarga dan orang – orang terdekat mampu memberikan keyakinan bahwa asa mulia yang saya miliki berhak untuk diwujudkan. Sejak saat itu saya mulai belajar dengan benar dan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Tak lupa saya selalu menanamkan kejujuran pada setiap hal yang saya lakukan. Karena segala sesuatu yang ditanami dengan kejujuran akan menuai hasil yang baik.
Tak terasa sekolah sudah dipenghujung tahun, jalur penerimaan peserta didik melalui SNMPTN pun dimulai. Melihat persaingan yang sangt ketat, lagi – lagi rasa keraguan itu muncul. Namun saya memberanikan diri untuk memilih Pendidikan Dokter UI sebagai pilihan prodi pertama saya dan siap menerima segala resikonya.
Alih – alih cemas menunggu pengumuman SNMPTN, saya tetap bolak-balik mengikuti intensif SBMPTN di salah satu bimbingan dan saya juga mencoba Tes PMDP (Jalur Raport) Poltekkes 2 Jakarta jurusan Ahli Gizi D4 sebagai pilihan cadangan jikalau SNMPTN bukan takdir saya. Dengan rasa syukur, saya lolos dalam tahap verifikasi raport serta tes kesehatan kemudian resmi menjadi peserta didik baru yang akan mengikuti ospek di pertengahan Agustus 2016 (dimana pada saat itu hasil SNMPTN belum diumumkan)
Saat detik – detik menjelang pengumuman SNMPTN pada pukul 13:00, Try Out SBMPTN di salah satu bimbingan belajar sedang dilaksanakan yang selesai pada pukul 14:00. Namun menjelang pukul 13:00 suasana kelas sudah tidak kondusif dan banyak teman saya yang mengakhiri Try Out-nya sebelum waktu yang ditentukan. Khawatir, penasaran, takut, bimbang adalah yang saya rasakan saat itu namun saya tetap memilih untuk meneruskan soal yang sedang saya hadapi. Setelah menyelesaikan soal, saya bergegas melihat smartphone dan melihat ada pesan dari pembimbing les saya berisikan ucapan selamat (sebelumnya beliau sudah mengetahui nomor peserta SNMPTN saya). Saya bergegas membuka website SNMPTN namun saya lupa nomor peserta saya sendiri. Sesampainya di rumah, keluarga mengucapkan kalimat syukur sambil menitikan air mata sedangkan saya hanya bisa gemetar seakan – akan tak percaya.
Berbicara tentang perjuangan meraih PTN di akhir tahun masa SMA, memang jika dibandingkan dengan teman saya yang lain perjuangan saya untuk menggapai PTN tidaklah seberapa karena Allah memberikan saya kesempatan emas melalui jalur SNMPTN. Namun bukankah sesungguhnya Allah memberikan segala sesuatu bagi hambanya yang bersungguh – sungguh dalam berusaha dan berdoa?
Saya sungguh bersyukur kepada-Nya atas kesempatan meniti masa depan bersama teman – teman sejawat se-Indonesia yang luar biasa mulia pola pikir dan perilakunya di FKUI. Berharap dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan segala ilmu yang saya dapatkan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar serta berharap FKUI dapat menjadi tempat menggali ilmu dan pengalam sehingga dapat menjadikan diri saya serta teman-teman sejawat sebagai doker berintegritas tinggi.
Berintegritas berarti memiliki pribadi yang memiliki karakter baik dan jujur. Baik dan jujur merupakan kata - kata yang luar biasa memotivasi saya dalam melakukan segala hal. Karena bagi saya setiap hal yang dilakukan atas dasar kebaikan dan kejujuran akan menuai hasil yang maksimal. Dengan kebaikan dan kejujuran tentunya orang di sekitar akan menaruh kepercayaan dan lebih menghargai atas apa yang kita lakukan.
Kamu telah berjuang keras Agustien! Good luck di pelajaranmu yaaa!
BalasHapusWow agustien, ternyata baru niat jadi dokter yaa...
BalasHapusWaah Agustien jujur sekali yaa
BalasHapusSemangat terus jangan lupa perjuangan tidak akan mengkhianati hasilnya
BalasHapusSemoga sukses terus untuk kedepannyaa ya Agustien!
BalasHapusAgustien lewat SNMPTN 3 tahun berjuang, jaga semangat!!
BalasHapusWow amazing
BalasHapusWow amazing
BalasHapusMaaf calon dokter, kenal robani ya?
BalasHapusBertemu diudara dengan yang nulis, di tahun ini ^_^
BalasHapus