Nama saya Aji Wahyu Wardhana, lahir pada 19 Desember 1998 di Jakarta. Anak kedua dari dua bersaudara. Saya lahir di usia kandungan yang cukup muda sekitar 7 bulan. Awal hidup saya sudah menjadi sebuah perjuangan, melawan berbagai penyakit. Mulai dari foramen ovale yang belum tertutup hingga positif dalam tes Toxoplasma gondii. Setelah melewati masa itu, saya tumbuh layaknya manusia normal lainnya. Sebagai anak terakhir yang memiliki jarak 11 tahun dengan kakaknya, saya dituntut untuk hidup dewasa dan mandiri sejak SMP. Saya bersekolah di SDN Pegangsaan Dua 07 yang terletak di dekat rumah saya. Lalu melanjutkan sekolah di tingkat selanjutnya di SMP Labschool Rawamangun. Pada tingkat SMA saya bersekolah di SMAN 8 Jakarta yang terletak di Bukit Duri.
Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita saya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bahkan di dalam nama saya terdapat nama seorang dokter, Prof.Dr. dr. Wachyu Hadisaputra, SpOG(K), yang berperan penting disaat saya dilahirkan ke dunia ini di kondisi yang kritis. Saya memiliki cita-cita lain semasa SMP yaitu menjadi seorang astronot. Dunia astronomi memperluas pandangan hidup saya sebagai manusia bahwa dunia kita sangatlah luas dan menarik untuk dijelajahi. Seorang paman saya, Prof. Dr. Dedy Darnaedi, berkata kepada saya bahwa astronot dapat diraih dari berbagai bidang. Hal yang dibutuhkan yaitu wawasan yang luas, kestabilan mental, kecerdasan, dan kebugaran fisik. Prof. dr. Pratiwi Pudjilestari Sudarmono, Ph.D., SpMK adalah seorang calon astronot Indonesia yang hampir berangkat bersama NASA, dia adalah seorang dosen mikrobiologi di FKUI. Berangkat darisana saya kembali ke cita-cita awal saya sebagai seorang dokter.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas kedokteran pertama di Indonesia yang dulunya bernama STOVIA. Saya memandang FKUI sebagai yang terbaik di bidangnya karena itulah saya memilihnya. Saya memandang dokter sebagai pekerjaan yang mulia, membantu orang-orang yang kesusahan. Saya merasa ada beban di dalam diri saya bahwa dokter telah membantu saya di awal kehidupan saya hingga bisa tumbuh sehat sekarang. Saya merasa berutang budi atas jasa-jasa tersebut dan cara saya untuk membayarnya adalah menjadi seorang dokter yang dapat membantu banyak orang sehingga mereka dapat merasakan jasa-jasa dokter seperti apa yang saya rasakan. Sebuah kebutuhan dalam hati yang harus dipenuhi.
Dalam menuju FKUI perjalanan saya sangatlah panjang, dimulai dari tahun pertama saya duduk di bangku SMA. Tahun pertama di SMAN 8 Jakarta sangatlah berat, nilai-nilai berubah secara signifikan yang memacu saya untuk belajar. Tahun kedua, nilai saya mulai kembali kepada target yang saya biasa capai saat SMP. Tahun ketiga, kebanyakan persiapan UN diadakan di sekolah dan persiapan menuju SBMPTN dan berbagai tes mandiri di sebuah lembaga bimbel. Semua yang telah saya pelajari dari tahun pertama merupakan modal awal untuk belajar di bimbel tersebut. Setelah 9 bulan belajar di bimbel tersebut, memasuki hari-hari akhir bimbel diadakan sebuah program yang sangat intensif sehingga menyita seluruh perhatian kami.
Pada tanggal 10 Mei 2016, hasil seleksi SNMPTN diumumkan. Saya menjadi salah satu dari sedikit orang yang berhasil mendapatkan jalur SNMPTN. Pada hari itu saya merasa menjadi manusia yang paling beruntung karena berhasil mendapatkan FKUI melalui jalur undangan. Akhirnya, jerih payah selama 3 tahun belajar di SMA ini terbayar. Terlalu rumit untuk mengutarakan perasaan saya lewat kata-kata. Banyak teman saya yang tidak mendapatkan jalur SNMPTN, darisana saya bisa merasakan perasaan mereka yang begitu dipenuhi rasa kecewa dan sedih. Banyak diantara mereka yang merasa down karena hal itu, memang seharusnya tidak menaruh seluruh harapan pada jalur SNMPTN tapi apadaya manusia ingin mengharapkan yang terbaik bagi dirinya. Saya disana mencoba memberikan mental support yang terbaik bagi mereka, membantu mereka mengumpulkan semangatnya kembali hingga mereka siap berjuang untuk jalur ujian tulis SBMPTN maupun jalur mandiri.
Saya mencoba sebaik mungkin untuk membantu mereka belajar dan tetap semangat dalam menjalani hari-hari yang sangat melelahkan itu. Terutama seorang teman seperjuangan saya bernama Malta Ires Bujana, dia terlihat memiliki kemauan yang sangat kuat untuk mendapatkan FKUI. Sayangnya, pada akhir perjuangannya ia gagal mendapatkan FKUI dan memutuskan untuk mencoba mendapatkannya lagi di tahun yang akan mendatang. Semoga dia bisa mendapatkan yang terbaik bagi dirinya. Memang jalur tulis merupakan sebuah perjuangan yang sangat luar biasa, bahkan saya sangat kagum kepada para pejuang jalur tulis karena dibutuhkan mental dan stamina yang luar biasa untuk melaluinya.
Diterima di FKUI merupakan sebuah awal yang baru dan akhir dari masa SMA, masa menjadi siswa dan kini telah menjadi mahasiswa. Kedepannya saya berharap dapat menjadi mahasiswa yang bisa berkontribusi baik dalam organisasi serta memiliki prestasi akademik yang baik. Bisa mengabdi kepada masyarakat, negara, dan almamater. Setelah melalui berbagai perjuangan dan kesulitan, menjadi mahasiswa di FKUI hanyalah hal yang biasa apabila saya hanya melakukan hal-hal yang biasa. Saya berharap dapat menjadi seseorang yang berguna bagi angkatan, fakultas, maupun universitas. Manusia sebagai makhluk social membutuhkan manusia lain untuk hidup. Menjalin relasi yang baik dengan senior dan teman-teman sejawat lainnya karena kesuksesan tidak berasal dari individu yang bekerja sendiri.
Saya berharap dapat membaur dengan semua mahasiswa FKUI, idak hanya FKUI 2016 saja sehingga dapat membangun rasa kekeluargaan bersama dengan senior maupun junior yang kelak di kemudian hari akan masuk. Saya berharap FKUI dapat menjadi wadah bagi saya untuk berkembang menjadi individu yang lebih baik lagi di segala aspeknya.
Setelah 17 tahun saya hidup di rumah akhirnya untuk pertama kalinya saya bisa hidup sendiri di daerah depok ini. Keluarga di rumah memang jauh tetapi komunikasi bukanlah lagi masalah di era yang sudah maju ini. Dukungan, doa-doa, dan semangat dari keluarga tetap dapat sampai meski mereka jauh di rumah. Ibu dan Bapak yang biasanya selalu dapat melihat saya setiap hari kini harus bersabar untuk menunggu saya pulang. Kaka saya yang belakangan ini saya bantu untuk mengasuh putra pertamanya, saya selalu tak sabar untuk bertemu lagi dengannya setelah jauh selama beberapa hari ataupun minggu
Bagi saya kalimat yang banyak menggerakkan saya selama ini :
“Selalu ada solusi dari setiap masalah”
Bagi saya hidup ini dinamis tidak pernah statis karena orang yang hidupnya statis, tidak pernah mendapat masalah maupun berbagai dinamika kehidupan lainnya yang melibatkan hal-hal seperti emosi atau dilema batin, tidak pernah berani untuk mencoba. Dalam mencoba sesuatu pasti ada masalah yang dijumpai dan setiap masalah pasti mendatangkan sebuah pelajaran dan esensi-esensi penting yang berharga dalam hidup ini. Pelajaran-pelajaran ini yang membantu kita untuk lebih bijaksana, dan cerdas dalam memutuskan pilihan-pilihan dalam hidup.
Aji Wahyu Wardhana
KEREN WAAAAAA...!
BalasHapuswawa pinter bgt daaahhh!!
BalasHapussi wawa mah pinterrr :"")
BalasHapusbijak banget wa cerita lo :')
BalasHapuskeren waa!!
BalasHapusKEREEN WAWAA :"
BalasHapus