Nama saya Alda Zerlina Amelia. Saya lahir pada tanggal 14 Maret 1998. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sebagai anak pertama, saya pernah mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tua saya selama hampir tiga tahun. Namun, saya mulai dituntut untuk belajar mandiri sejak saya duduk di kelas 4 SD, tepatnya ketika adik saya duduk di kelas 1 SD. Ibu saya mulai mengajarkan saya untuk belajar sendiri karena ibu saya harus memberikan pehatian lebih kepada adik saya yang baru masuk sekolah dasar. Saya bersekolah di SDN Kebon Baru IV Cirebon, salah satu sekolah negeri terbaik di kota saya. Setelah lulus SD, saya bersekolah di SMPN 1 Kota Cirebon yang pada saat itu memiliki program RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). Kemudian saya melanjutkan sekolah ke SMA Pribadi Bandung.
Banyak orang memandang profesi dokter adalah sesuatu yang mengagumkan. Tidak sedikit pula orang yang bercita-cita ingin menjadi dokter. Bagi saya, menjadi dokter adalah salah satu hal yang mengagumkan juga. Dokter membantu dan menolong banyak orang agar mereka dapat kembali sehat dan menjalankan aktivitas mereka dengan baik. Proses menjadi dokter memang tidak mudah, butuh niat yang kuat dan usaha yang keras. Menjadi dokter pun bukan hal yang mudah, setiap dokter memiliki tanggung jawab atas setiap kondisi pasiennya. Dokter perlu memberikan simpati dan empati kepada pasiennya. Di situ, saya melihat dokter adalah sosok yang mulia.
Saya bukanlah orang yang paling pandai di antara teman-teman saya. Akan tetapi, saya adalah orang yang memiliki niat yang kuat dan keteguhan pada cita-cita saya. Saya akan berjuang untuk mendapatkan apa yang saya cita-citakan. Saya ingin menjadi orang yang berguna, tepatnya dengan menjadi seorang dokter. Menjadi dokter adalah cita-cita saya sejak saya duduk di kelas 10 SMA. Saya sempat ragu dengan cita-cita saya ketika saya duduk di kelas 11 SMA. Saya tertarik untuk kuliah di jurusan teknik biomedis karena saya ingin menciptakan alat yang dapat membantu orang-orang yang memiliki keterbatasan. Salah satu inspirasi saya adalah video yang diunggah oleh akun Valspar Paint di Youtube yang berjudul Valspar Color For The Colorblind. Video tersebut menayangkan momen ketika orang-orang buta warna melihat warna yang sesungguhnya untuk pertama kalinya. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya saya yakin untuk memilih pendidikan dokter sebagai jurusan kuliah saya.
Untuk belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya harus menghadapi beberapa rintangan. Rintangan ini bukan hanya berupa seleksi saja. Namun, rintangan yang saya hadapi juga menguji mental dan keyakinan saya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau yang biasa disingkat FKUI adalah fakultas kedokteran terbaik dan fakultas kedokteran di universitas terbaik di Indonesia. Banyak orang melihat FKUI memiliki gengsi yang tinggi dan berpendapat untuk dapat diterima di fakultas ini merupakan suatu hal yang sulit. Bahkan tidak sedikit pelajar yang mengurungkan niatnya untuk belajar di FKUI karena mereka takut dengan persaingan yang mereka hadapi. Hal tersebut dialami oleh guru dan beberapa teman saya. Beberapa teman mendukung saya untuk terus maju meraih cita-cita saya untuk kuliah di FK UI dan menjadi dokter. Namun, beberapa orang meragukan cita-cita saya. Bahkan guru yang mendukung saya di setiap kesempatan pun terlihat ragu dengan cita-cita saya. Walaupun mereka mendukung dan memberi semangat di depan saya, saya bisa melihat keraguan di mata mereka.
Saya sempat kehilangan kepercayadirian saya akan cita-cita saya. Terkadang juga saya merasa saya terlalu percaya diri dengan cita-cita saya sehingga saya kembali kehilangan kepercayadirian saya. Ketika saya mengalami hal tersebut, hal yang saya lakukan adalah memberikan dukungan kepada diri saya sendiri untuk tetap yakin dan percaya dengan cita-cita saya. Dengan demikian, saya mengingat kembali apa tujuan saya dan apa alasan saya ingin kuliah di FK UI dan membayangkan keberhasilan saya.
Di sekolah saya, kami diberi kebebasan untuk memilih program studi dalam mengikuti seleksi jalur SNMPTN sesuai dengan keinginan kami masing-masing. Saya memilih Pendidikan Dokter Universitas Indonesia dan hanya satu karena saya sangat ingin kuliah di FK UI. Saya telah bercita-cita ingin kuliah di Universitas Indonesia sejak saya duduk di sekolah dasar. Selain itu, karena ada sanksi untuk sekolah yang siswanya menolak undangan SNMPTN jika mereka lolos seleksi, saya tidak ingin mengambil risiko dengan mendaftarkan diri saya di tempat lain. Saya memiliki pertimbangan jika saya tidak lolos SNMPTN, saya masih bisa mengejar cita-cita saya melalui jalur SBMPTN dan SIMAK UI. Saya juga siap untuk belajar intensif selama satu bulan untuk membayar hasil SNMPTN saya jika saya belum berhasil. Saya tidak ingin menjebak diri saya demi kenikmatan sesaat.
Karena saya tahu bahwa FK UI memiliki standar yang tinggi untuk mahasiswanya, saya mengikuti kursus dan belajar dengan giat. Perjuangan saya kurang lebih sama seperti teman-teman saya yang lain, kami pergi pagi dan pulang malam untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian tertulis. Rasa jenuh beberapa kali saya rasakan. Saya butuh motivasi untuk tetap semangat belajar mengejar cita-cita saya. Oleh karena itu, saya menempel cita-cita saya dan banyak motivasi di lemari agar setiap saya mulai malas belajar, saya teringat cita-cita saya dan termotivasi untuk melakukan kegiatan yang produktif. Saya juga memakai binder berwarna kuning agar setiap saya belajar, saya tetap fokus karena teringat jaket kuning yang akan saya kenakan. Selain itu, saya juga mengganti kata sandi smartphone saya dengan doa saya agar semakin sering saya memakai smartphone, semakin sering saya berdoa.
Pada tanggal 9 Mei 2016, pengumuman SNMPTN dipublikasikan. Saya belum berhasil. Di hari itu, saya tidak terlalu kecewa dengan hasil saya, tetapi saya iri melihat teman-teman di tempat kursus saya yang tersenyum dan bersorak bahagia. Apalagi keesokan harinya, ada sangat banyak teman saya yang memamerkan keberhasilannya di media sosial. Hal ini tidak mengecilkan saya terlalu lama. Saya belajar lebih giat. Di samping itu, saya, teman-teman terdekat saya, dan teman-teman kursus saya saling menyemangati satu sama lain.
Setelah konsultasi dengan wali kelas di tempat kursus, saya memilih Pendidikan Dokter UI sebagai pilihan pertama saya di ujian SBMPTN dan saya mengikuti dua ujian mandiri universitas lain. Saya tidak mengikuti SIMAK UI karena wali kelas saya berkata “Lebih baik kamu masuk dua pintu yang berbeda melalui dua cara yang berbeda daripada masuk pintu yang sama melalui dua cara yang berbeda.” Setelah ketiga ujian tersebut, saya bisa istirahat sembari menunggu pengumuman.
Selisih waktu dari ujian SBMPTN dan pengumuman SBMPTN cukup lama. Tak sehari pun saya melupakan pengumuman SBMPTN yang saya harap dapat memberi saya kabar gembira. Saya tidak mendaftarkan diri saya ke universitas swasta manapun. Walaupun jika dihitung dari seluruh ujian tulis yang saya ikuti saya mendaftarkan diri ke lima universitas dengan delapan pilihan, cita-cita saya hanya satu. Saya ingin kuliah di FKUI. Saya sangat berharap dan cukup gelisah menunggu pengumuman SBMPTN.
Pada pukul 14.00 tanggal 28 Juni 2016, pengumuman SBMPTN dipublikasikan. Saya tidak langsung membukanya. Saya takut saya akan kecewa. Oleh karena itu, saya terus berdoa sampai saya merasa siap untuk menerima hasil SBMPTN saya. Pukul 14.56, saya membuka pengumuman SBMPTN. Saya tidak bisa mengatakan apapun dan saya tidak bisa melakukan apapun selain menatap layar laptop saya. Berulang kali saya membaca tulisan yang mengatakan bahwa saya diterima di program studi Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Saya sangat senang dan bangga. Perjuangan saya selama enam minggu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan saya. Tiga hari kemudian, saya juga mendapat berita bahwa saya diterima di dua universitas lain.
Diterima di FKUI, bukan sekadar mimpi menjadi kenyataan. Akan tetapi, terdapat tanggung jawab baru yang diberikan kepada saya. Saya harus bisa bertanggung jawab atas tugas dan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya tersebut. Semoga saya tidak akan mengecewakan keluarga dan semua orang yang telah mendukung saya dan percaya kepada saya. Saya sangat berharap saya bisa berguna bagi banyak orang dan saya bisa menjaga nama baik FKUI. Semoga FKUI akan terus berjaya dengan mahasiswanya yang berprestasi.
Menjadi mahasiswa FKUI bukan suatu hal yang instan. Terdapat proses dan usaha di balik keberhasilan tersebut. Kita harus rajin dan memiliki motivasi yang kuat untuk terus maju. Kutipan yang menjadi motivasi terkuat saya sampai hari ini adalah “Remember why you started.” Ingatlah mengapa Anda memulai. Kutipan tersebut dibalas oleh kutipan dari Chriss Burkmenn, “If you can remember why you started, you will know why you must continue.” Jika Anda bisa mengingat mengapa Anda memulai, Anda akan tahu mengapa Anda harus melanjutkan.
Jika kita mulai lelah dan berpikir untuk menyerah, ingatlah kutipan dari Neila Rey. “I already know what giving up feels like. I want to see what happens if I don’t.” Usaha kita memang tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan kita. Namun, jika kita tidak berusaha, tidak akan ada hasil yang kita dapatkan. Yakinlah pada diri kita sendiri, percaya dengan mimpi kita, dan gigih dalam mengejar cita-cita kita! Kita harus ingat bahwa keberhasilan tidak akan datang tanpa usaha.
selamat ya! semoga sukses menjadi dokter
BalasHapusPerjuangan lo keren! Sukses ya menjadi dokternya! Semoga dilancarkan! Amin :)
BalasHapusAh,terharu bacanya Da.Semangat terus ya!:D
BalasHapusKita sama-sama masuk lewat jalur sbmptn
BalasHapussemangat terus alda !!
kita masih harus berjuang menjadi dokter
keren banget alda
BalasHapusAlda luar biasaa!! Smangattt
BalasHapusMantapp alda semoga sukses ya
BalasHapusAldaaa hebaat semangat teus yaaa!
BalasHapusAlda kereen banget. Selamaat ya al. Sukses terusss
BalasHapus