[Perjalanan Menuju FKUI] Anasya Diandra Atmadikoesoemah



“Perkenalkan nama saya Anasya Diandra dari FKUI 2016.” Rasanya masih seperti mimpi

ketika saya memperkenalkan diri saya ke teman-teman pada saat Orientasi Belajar Mahasiswa

(OBM) kemarin. Berkuliah di salah satu fakultas kedokteran terbaik di negeri ini memang cita-cita

saya dari kecil, oleh karena itu dalam rangka mengejar mimpi, tanpa ragu-ragu saya mendaftarkan

diri di FKUI melalui SBMPTN, SIMAK, dan SIMAK KKI (Kelas Khusus Internasional).

Tes pertama yang saya ikuti adalah SIMAK KKI. Jujur saja, saya tidak banyak belajar untuk

SIMAK KKI ini, paling hanya melihat sekilas soal-soal dari tahun lalu. Malam sebelum SIMAK KKI

pun saya masih menyibukkan diri untuk mengerjakan soal-soal SBMPTN karena fokus saya saat itu

adalah FKUI kelas reguler. Hasilnya, pada saat tes saya nervous sekali dan sambil menunggu

pengumuman, saya hanya banyak berdoa.

Tes kedua yang saya ikuti adalah SBMPTN. Sebenarnya sejak melihat soalnya saya sudah

sangat pesimis karena menurut saya susah dan agak berbeda dari soal yang pernah saya kerjakan,

namun saya tetap berusaha optimis dalam mengerjakan soal-soal, begitu juga dengan SIMAK

reguler yang saya ikuti.

Hasil pengumumannya baru keluar sebulan kemudian. Sembari menunggu, saya hanya

memperbanyak doa dan dzikir serta menjalankan puasa karena saat itu sedang bulan Ramadan.

Hari yang dinantikan pun tiba. Tanggal 28 Juni 2016, saya terbangun dengan perasaan yang tidak

karuan – antara deg-degan sekaligus excited. Dengan tidak sabar saya menunggu hingga jam 2

siang. Saat jarum jam tepat menunjukkan angka 2, saya langsung membuka website SBMPTN

untuk melihat hasilnya. Setelah menunggu sekitar 20 menit karena website-nya crash, saya hanya

berdoa supaya saya diloloskan di pilihan pertama yaitu FKUI. Selain FKUI, saya juga memilih FK

Unpad di pilihan kedua dan FK Universitas Brawijaya di pilihan ketiga.

Sayangnya, ketiga pilihan saya itu bukanlah rezeki saya. Ternyata Tuhan belum

mengizinkan saya lulus di SBMPTN tahun ini. Sejujurnya saya sangat kaget dan sedih karena saya

merasa bisa mengerjakan soal-soal dari tahun sebelumnya. Saya juga selalu berdoa agar saya

diloloskan di SBMPTN. Akhirnya saya mengubah doa saya dari, “Ya Tuhan, luluskanlah saya di

SBMPTN” menjadi, “Ya Tuhan, berikanlah yang terbaik untuk saya.” Dengan berdoa seperti itu,

saya merasa lebih pasrah dan yakin di mana pun saya berkuliah nanti, itu adalah jalan terbaik untuk

saya, toh kalau kuliah di fakultas kedokteran mana saja juga ujung-ujungnya saya tetap menjadi

dokter.

Dua hari kemudian adalah pengumuman SIMAK UI baik untuk kelas reguler maupun KKI.

Tanpa banyak berharap, saya memasukkan nomor ujian saya di website penerimaan UI dan hasil

pertama yang saya lihat adalah pengumuman untuk kelas reguler. Pada saat saya sudah login,

halaman yang saya lihat sekilas kosong. “Ah sudah deh gak diterima,” pikir saya waktu itu. Akhirnya

saya memberanikan diri untuk melihat halaman di website itu dan benar saja, kata pertama yang

saya baca adalah “Maaf….”

Saya pun pasrah dan sempat agak lupa bahwa masih ada hasil SIMAK KKI yang belum

saya buka. Tidak mau berlarut dalam kesedihan, saya pun langsung memasukkan nomor ujian

untuk SIMAK KKI. Tiba-tiba, website-nya crash. Karena tidak sabar membuka website-nya lewat

laptop, saya mencoba mengakses lewat smartphone saya. Sambil menunggu page-nya loading,

saya hanya berdoa, “Ya Tuhan, apapun hasilnya saya pasrah,” sambil berdzikir sebentar.

Setelah saya berhasil membuka page-nya dan melihat sepintas, saya membaca kata-kata

“Selamat Anda diterima….” Wah bukan main perasaan saya waktu itu. Setelah membaca satu

halaman penuh, saya masih merasa tidak percaya sehingga saya meminta ibu saya untuk

membuka website-nya. Ternyata memang benar bahwa saya diterima menjadi mahasiswa baru

FKUI lewat SIMAK KKI. Saya tak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan hingga sekarang karena

berkuliah di FKUI bukan hanya mimpi saya, tapi juga mimpi keluarga saya, untuk menjadi dokter

lulusan FKUI dan harapannya, dapat menjadi dokter spesialis lulusan FKUI juga.

Dari dulu saya berpikir bahwa masuk FKUI hanyalah mimpi semata, tetapi tidak lagi setelah

saya menjadi mahasiswa di sini. Saya yakin bahwa bermimpi besar adalah awal dari kesuksesan

seseorang. Dengan bermimpi besar, maka kita akan terpacu untuk bekerja dan berusaha dengan

keras dan ikhlas sehingga cita-cita besar kita dapat tercapai. Saya adalah pemegang teguh kata-

kata “If you can dream it, you can make it!” oleh karena itu, untuk adik-adik yang ingin berkuliah di

FKUI, dream big, and make it happen. Tetap berusaha, berdoa, dan yang paling penting, semangat!

Sampai bertemu di FKUI :)

Komentar

  1. Wah naya akhirnya bisa terwujud ya bersekolah di fkui, selamat naya!

    BalasHapus
  2. Febrina Alivia Wantania15 Agustus 2016 pukul 19.06

    Alhamdulillah diberikan Allah yang terbaik ya naya..semangatt terus yaa!!

    BalasHapus
  3. Keren nayyy, sukses yaaa, jia you

    BalasHapus
  4. keren nay sukses

    BalasHapus
  5. semangat terus nayy di FK!!! sukses teruss yaaa

    BalasHapus
  6. Sukses di FKUI dan jadi dokter yang baik yaa naay

    BalasHapus
  7. EDIANTI RATNINGPOETI15 Agustus 2016 pukul 20.17

    naay sukses bareng2 yaa di fkui ;)

    BalasHapus
  8. Perjuangannya memotivasi!!!

    BalasHapus
  9. WAAA KEREN BANGET!! sukses ya di FKUI nyaaa

    BalasHapus
  10. Wah hebat nih ! Sukses terus Ratri !

    BalasHapus
  11. ^Irfan salah komen ya?

    BalasHapus

Posting Komentar