
Perjalanan Menuju FKUI
Nama saya Mochammad Aris Arfiansyah, seorang mahasiswa baru FKUI 2016 yang berumur 18 tahun. Lahir di Jakarta, 28 November 1997. Rumah saya terletak di Depok, tepatnya di Komplek Bumi Pancoran Mas Blok I No. 10 Mampang, Depok. Saya berasal dari SMAN 3 Depok, sebuah sekolah yang terletak di timur Kota Depok, Jawa Barat. Sejak kelas 10 SMA saya telah memiliki tekad, bahwa saya harus masuk FKUI melalui jalur SNMPTN undangan. Tekad saya semakin kuat karena biasanya setiap tahun ada alumni dari sekolah saya yang lolos FKUI melalui jalur SNMPTN. Tekad saya bukanlah sekadar tekad belaka, sejak kecil saya selalu ingin menjadi orang yang berguna bagi banyak orang dan berharap suatu saat dapat memiliki profesi yang mulia seperti, guru, dosen, dan dokter. Dewasa ini cita-cita saya lebih mengerucut menuju satu titik, yaitu seorang dokter, ya, dokter. Profesi yang menakjubkan bagi saya, suatu perwujudan perantara ikhtiar seorang manusia yang ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya.
FKUI adalah salah satu fakultas kedokteran terbaik di Indonesia, Dari namanya saja sudah “Universitas Indonesia” pastilah universitas terbaik di Indonesia, apalagi terletak di ibu kota Negara. Saya ingin masuk ke sini karena alumni lulusannya banyak yang menjadi dokter yang berkompetan, handal dan ternama, yang saya dengar dari orang-orang, dosennya juga sangat berdedikasi, di samping itu jarak yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya dan akses yang mudah menuju tempat ini membuat saya semakin ingin menjadi mahasiswa FKUI. FKUI juga terletak di dua tempat, di Salemba dan di Depok. Karena saya seorang mahasiswa baru S1, maka tempat kuliah saya bertempat di Depok. Bangunan FKUI di Depok menurut saya cukup unik. Selain itu bangunannya juga bersih, memang selayaknya seperti itu bangunan fakultas kedokteran.
Pada awal SMA saya mulai berpikir tekad akan sia-sia tanpa suatu perjuangan dan doa, maka dari awal SMA saya mulai menyusun strategi untuk menjaga nilai saya agar tetap stabil dan dapat lolos SNMPTN FKUI. Masa-masa SMA saya cenderung lebih terfokuskan pada bidang akademik dibandingkan bidang non akademik, belajar terus-menerus, sampai mengorbankan sebagian masa putih abu-abu saya yang seharusnya bisa lebih banyak bermain keluar rumah dengan teman-teman sejawat. Setiap diberikan tugas dari guru, saya selalu mengerjakan sesegera mungkin dengan sebaik-baiknya. Setiap ulangan saya selalu belajar memperdalami materi dengan kakak saya karena saya rasa hal tersebut lebih efektif daripada mengambil bimbingan belajar di sebuah lembaga bimbingan belajar. Saat berada di kelas 10 SMA dan 11 SMA, saya masih terbiasa dengan ritme pembelajarannya, namun ketika sudah berada di kelas 12, pembelajaran semakin padat. Untuk mengatasi itu saya melakukan perubahan manajemen waktu, membuat prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu agar tugas dapat diselesaikan dan ulangan dapat terlaksana dengan baik. Kelas 12 semester 2 merupakan masa-masa yang paling sibuk semasa SMA. Disaat yang sama pada masa itu saya harus menghadapi ulangan, pendaftaran SNMPTN, ujian praktik, US (ujian sekolah), UN, dan persiapan SBM. Terlebih dahulu saya berfokus terhadap ulangan dan pendaftaran SNMPTN. Untuk persiapan ulangan saya tentunya lebih giat belajar. Menghadapi SNMPTN saya mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai hal tersebut, meminta tips dari kakak kelas yang lolos jalur SNMPTN dan berkonsultasi dengan BK. Ketika pendaftaran SNMPTN dibuka saya tidak gegabah untuk cepat-cepat memilih prodi yang diinginkan dalam seleksi ini, tetapi saya melihat kondisi terlebih dahulu serta banyak berdoa meminta petunjuk yang terbaik.
Februari 2016, saat-saat ketika pendaftaran SNMPTN ditutup, saya segera mendaftarkan diri, dan sebenarnya saya merasa mendapat petunjuk dalam mimpi saya pada saat itu bahwa FK UI adalah pilihan terbaik. Setelah pendaftaran ditutup maka yang saya hadapi tinggalah ujian praktik, US, UN dan persiapan SBM. Saya mengahadapinya satu-persatu sampai akhirnya UN juga terlakanakan. Setelah UN saya merasa saya butuh suatu persiapan jika tidak diterima di jalur SNMPTN. Namun saya tidak menyangka, semua usaha dan pengorbanan itu terbayarkan ketika tanggal 9 Mei 2016 saya melihat pengumuman hasil seleksi SNMPTN.
Masuk ke FKUI bukanlah hal yang mudah, kita harus fokus, memperbanyak doa, belajar dengan sungguh-sungguh, berkomitmen, rela mengorbankan sesuatu demi hal yang lebih penting, memperbanyak relasi untuk menambah informasi, jangan pelit informasi, ikhlas, sabar dan yang terakhir selalu membantu memudahkan urusan orang lain karena jika kita mempermudah urusan orang lain niscaya urusan kita akan dipermudah juga.
Saya memang berharap dengan SNMPTN namun tidak mau terlalu berharap besar. Ketika menunggu hasil seleksi ini saya cenderung lebih tenang dan selalu mencamkankan dalam diri saya untuk tidak kecewa dengan apa pun hasilnya karena itu merupakan pilihan yang terbaik dari Allah SWT. Semakin dekat dengan pengumuman hasil seleksi SNMPTN, saya tidak dapat membohongi diri saya sendiri, saya agak gugup dan jantung berdebar-debar. Hari pengumuman hasil seleksi telah tiba. 9 Mei 2016 pukul 13:00 WIB saya membuka website SNMPTN berharap tidak melihat warna merah dan kata maaf. Setelah membuka terjadi momen keheningan sesaat, ternyata saya lolos, wah saya lolos, saya diam lalu teriak dan segera memberitahu orang tua. Saya masih ingat betul ketika itu air mata terlinang padahal saya tidak menghendaki air mata itu untuk keluar dari mata saya, suatu hari yang menegangkan, mendebarkan, mengharukan dan mengejutkan. Saya merasa usaha saya terbayarkan sudah tidak ada hal lain yang dapat saya lakukan kecuali bersyukur kepada Allah SWT. Atas segala pemberian-Nya.
Saya tentunya berharap diri saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari yang sebelumnya, tidak menunda-nunda tugas lagi, apabila tugas sudah di depan mata langsung dikerjakan. Tidak menjadi orang sombong karena telah masuk FKUI, selalu menjadi orang yang rendah hati, dan dapat memperbaiki kepribadian yang buruk. Harapan untuk keluarga, berharap keluarga saya dapat mendukung saya dalam segala keadaan, memotivasi saya agar terus belajar, mengkoreksi segala perilaku dan cara saya belajar. Saya berharap FKUI dapat mendidik saya, mencerdaskan saya, membimbing saya, mendorong saya, mengajari saya, dan membentuk diri saya agar kelak menjadi dokter yang berkompeten, mengabdi Negara, bertekad tinggi dan selalu berkomitmen.
Hidup ini akan terasa lebih indah dari sebuah khayalan, bagi mereka yang selalu bersyukur dengan apa yang mereka miliki, selalu melihat ke bawah bahwa ada orang-orang yang tidak lebih beruntung dari pada kita.
mangaaat ea ariiisss
BalasHapusgood ris.. good job
BalasHapusselamat ya risss yeey, jangan same patah semangat yea
BalasHapusAris diem2 penebar inspirasi, teruskan Sis, eh Bro
BalasHapusbaguuus ih ceritanyaa! semangat teruus!
BalasHapusBiasa aja sih wkwkwk engga deh, memotivasi bgt cuy, keren!!
BalasHapusariiisss... you make me wanna say "amazing". :))
BalasHapusAris sang penebar inspirasi
BalasHapusSemangattt arisss
BalasHapuswehh mantap semangat ris
BalasHapusseeep mantap aris
BalasHapus