[Perjalanan Menuju FKUI] Bunga Cecilia Sinaga


Nama saya Bunga Cecilia Sinaga, biasa dipanggil Bunga. Saya lahir di kota Medan pada tanggal 30 September 1997. Pada saat saya berumur sekitar dua tahun, saya dan keluarga pindah ke Lampung. Saya adalah lulusan SMAN 9 Bandarlampung pada tahun 2015. Semenjak duduk di bangku SMA, saya sudah bermimpi untuk menjadi mahasiswi FKUI. Menjadi seorang dokter merupakan cita- cita saya sejak kecil dengan alasan sederhana, yaitu ingin menolong orang- orang di sekitar yang sedang sakit. Saya merasa begitu mulia nya tangan dokter yang berjuang untuk menyembuhkan pasiennya. Dan mengapa FKUI? Alasannya adalah karena FKUI merupakan fakultas kedokteran tertua di Indonesia yang sudah diakui kualitasnya di Indonesia.
Pada tes SBMPTN saya yang pertama di tahun 2015, jujur saja saya sangat takut untuk memilih FKUI. Nilai TO saya belum mencukupi dan saya khawatir tidak bisa kuliah tahun lalu. Oleh karena itu, saya tidak memilih FKUI sebagai pilihan saya di SBMPTN maupun SIMAK. Saya mengikuti saran orang tua untuk memilih pilihan dengan passing grade yang masih berpeluang untuk saya lulus. Akhirnya, saya memilih FKM UI sebagai pilihan pertama SBMPTN dan SIMAK UI saya. Dan ternyata, puji Tuhan saya diterima di FKM UI. Saya sangat senang bisa berkesempatan untuk kuliah di UI.
Selama kurang lebih satu semester menjalani perkuliahan di FKM UI, keinginan untuk menjadi seorang dokter belum luntur dari diri saya. Saya sempat bimbang dan membicarakannya dengan orang tua. Orang tua saya akhirnya mendukung segala keputusan yang ingin saya lakukan. Dengan segala pertimbangan, saya memutuskan untuk mengikuti bimbingan belajar persiapan SBMPTN  di semester dua perkuliahan saya. Setiap pagi saya pergi ke tempat bimbel dan di siang hari saya pergi ke kampus hingga sore hari. Di malam hari saya mulai mengulang kembali materi bimbel yang saya pelajari dan mendalami beberapa materi konsep.
Terkadang terasa tidak efektif karena saya mengantuk terlalu cepat dan tidak bisa fokus belajar di malam hari. Berat sekali memang untuk mengikuti bimbingan belajar di tengah jadwal kuliah yang padat. Bisa dikatakan saya mahasiswa ‘kupu- kupu’ di semester dua. Saya sudah tidak sanggup lagi apabila mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan di kampus. Pada pertengahan bulan Maret 2016, saya terkena penyakit demam berdarah. Mungkin karena makan yang tidak teratur dan kurang tidur, saya jadi mudah terserang penyakit. Saya harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Selama berada di rumah sakit, saya sangat kesal karena keteledoran saya dalam mengatur waktu untuk belajar, makan, dan istirahat dengan baik. Padahal tinggal beberapa minggu menjelang tes SBMPTN dan SIMAK UI.
Setelah kondisi membaik dan pulang dari rumah sakit, saya mulai mendisiplinkan diri dan menjaga kesehatan dengan baik. Pada akhir bulan April, saya mulai mengikuti sesi intensif di bimbel. Mulai dari sesi ini pula saya harus ke tempat bimbel setiap hari. Sewaktu dua minggu lagi waktu yang tersisa sebelum tes SBMPTN, saya harus mengikuti beberapa UAS di kampus. Saya bingung dan takut karena waktu yang tersisa hanya sedikit tetapi materi yang belum saya kuasai masih banyak dan belum lagi saya harus belajar materi kampus untuk UAS. Perasaan akan usaha yang saya lakukan ini hanya sia- sia saja sering kali membuat down diri sendiri.
Akan tetapi, saya ingat begitu banyak dukungan yang diberikan orang tua untuk saya selama ini. Saya hanya berharap untuk tidak mengecewakan orang tua saya. Tak lupa dukungan teman- teman baik di kampus, di tempat bimbel dan lainnya juga membantu saya untuk tetap berpikir positif dan terus berusaha. Pada hasil tes SBMPTN 2016, saya dinyatakan tidak lulus. Saya sangat sedih karena memang saya berpikir peluang saya untuk lulus lebih besar di SBMPTN daripada SIMAK UI. Saya sudah berpikir tidak diterima karena saya tidak begitu bisa mengerjakan fisika di SIMAK UI. Saya hanya bisa berdoa terus- menerus dan pasrah meminta pertolongan yang di atas.
Pada saat pengumuman SIMAK UI 2016, Puji Tuhan saya diterima menjadi mahasiswi FKUI 2016. Saya begitu senang dan bersyukur atas segalanya. Saya senang akhirnya setelah sekian lama hidup, ada sedikit yang bisa saya lakukan untuk membuat orang tua saya bangga. Setelah diterima, saya menyadari tanggung jawab yang begitu besar yang akan saya pikul sebagai mahasiswi kedokteran. Menempuh pendidikan dokter bukan hanya sekadar mempelajari bertumpuk- tumpuk buku dengan ketebalan yang luar biasa, tetapi mental dan dedikasi sebagai dokter itu sendiri yang harus dibangun dengan baik.

Oleh karena itu, saya berharap dapat mengembangkan pengetahuan dan softskill di FKUI. Saya ingin bersikap terbuka dan mempelajari banyak hal baru. Saya ingin berkontribusi bagi angkatan FKUI 2016, bagi fakultas dan universitas baik di bidang akademis maupun nonakademis. Saya ingin belajar untuk mengatur waktu dengan baik sehingga bisa menjalankan kegiatan baik akademis maupun nonakademis dengan baik. Ada beberapa kutipan yang memotivasi saya untuk terus berpikir positif. Salah satunya adalah “lakukan yang terbaik dan serahkan sisanya kepada Tuhan.” Saya yakin diterimanya saya di FKUI bukan sepenuhnya karena saya bisa mengerjakan soal yang diberikan, melainkan karena Tuhan yang memberikan kuasa dan mukjizat-Nya. Oleh karena itu, setiap usaha, setiap kegiatan yang kita lakukan sebaiknya disertai dengan doa. Dan usahakan untuk terus berpikiran positif dan percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu dan mau untuk terus berkembang.

Komentar

  1. kagum sama usaha bunga buat masuk fk

    BalasHapus
  2. WAW keren bangett. Semoga jadi dokter suksees!

    BalasHapus
  3. Perjuangannya jadi dokter gak main-main, top!

    BalasHapus
  4. wah keren banget, gimanapun jalannya, keinginan menjadi dokternya gapernah luntur! sukses

    BalasHapus
  5. Kereen perjuangannya smogaa tidak siaa-siaaa

    BalasHapus
  6. Bungaaaa keren bangett deh

    BalasHapus

Posting Komentar