Nama saya Dana Zakiyyah Rifai. Saya lahir pada tanggal 1 September 1998 di Jakarta, tepatnya di Rumah Sakit Medistra. Saya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dengan jarak enam tahun dan satu tahun dengan kedua kakak saya. Saya mulai bersekolah di usia yang relatif muda. Pada usia 3 tahun saya sudah dimasukan ke TK Aisyiah 4 Tebet. Kemudian pada usia 5 tahun, saya masuk sekolah dasar di SD Islam Al-Azhar 13 Rawamangun. Di jenjang berikutnya, saya bersekolah di SMP Negeri 115 Jakarta. Kemudian saya lanjut bersekolah di SMA Negeri 8 Jakarta sampai akhirnya saya dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sekilas hidup saya selama ini terlihat lancar saja, tanpa gangguan. Namun tentu tidak demikian.
Dengan kedua orang tua yang tidak memiliki hubungan dan pengalaman di bidang medis, menjadi dokter memang dianggap sulit, bahkan tidak mungkin oleh sebagian masyarakat. Tetapi menjadi seorang dokter telah menjadi cita-cita saya sejak kecil bersama kedua kakak saya. Untuk menjadi dokter yang terbaik untuk bangsa, saya harus memilih perguruan tinggi yang dapat mendampingi saya dengan maksimal. Fasilitas yang lengkap, output berkualitas, lingkungan persaingan yang ketat agar mendapat pacuan untuk menjadi yang lebih baik, dan tentunya dengan harga yang memadai, tidak terlalu fantastis untuk kedua orang tua saya. Bertahun-tahun saya mencari dan mendapatkan informasi serta saran dari keluarga, kerabat, teman dan lain-lain. Usut demi usut, akhirnya saya memutuskan untuk belajar di universitas terbaik dalam dunia medis khususnya dalam bidang kedokteran, yaitu Universitas Indonesia, sebagaimana kakek saya yang menuntut ilmu di universitas tersebut. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT. yang telah mengabulkan doa saya agar saya dapat menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama putra putri terbaik Indonesia, sang penerus bangsa.
Perjuangan memang tidak ada yang mudah, pasti ada waktu dimana kita menanjak ke atas, ada juga saat kita tersandung. Ada rasa bangga dan ada rasa sesal. Ada saat kita optimis dan ada saat kita pesimis. Ada saat kita ingat tujuan dan ada saat kita lupa. Dengan rasa syukur saya dapat lulus SMP. Saya berhasil masuk ke SMA negeri 8 Jakarta melalui jalur umum. Senang rasanya saya bisa memenuhi ekspektasi orang tua dan dapat mengikuti jejak kedua kakak. Sejak masuk SMA, orang tua saya meminta agar saya mulai konsentrasi belajar agar bisa masuk FKUI melalui jalur undangan. Dengan jalur undangan dianggap lebih mudah karena tidak harus repot-repot memikirkan jalur tulis. Pada saat itu Kurikulum 2013 baru diterapkan, semua siswa bisa memilih jurusan IPA atau IPS sesuai minatnya. Saya pun memilih jurusan IPA. Karena pada record SNMPTN tahun-tahun sebelumnya penilaian didasarkan nilai semester 3, 4, dan 5, saya pun merasa tidak perlu terlalu pusing belajar saat semester 1 dan 2. Saya lebih memilih untuk berorganisasi dan menyibukkan diri dengan kegiatan lain terlebih dahulu. Nilai yang saya raih saat semester 1 dan 2 terbilang biasa saja. Naik kelas sebelas saya mulai mengikuti les di dekat rumah dan saya mulai konsentrasi belajar untuk nilai rapot. Walau masih disibukkan dengan kegiatan organisasi, pada semester 3 dan 4 saya berhasil meraih nilai yang menurut saya sangat memuaskan. Naik kelas dua belas saya tetap belajar dengan kadar sama seperti sebelumnya. Saya mengikuti bimbingan belajar yang berbeda dengan teman-teman saya. Walau ingin mendapatkan jalur undangan, saya tetap akan berjaga-jaga untuk yang terburuk. Hasil try-out yang saya dapatkan sangat memuaskan bagi saya. Hampir selalu saya meraih tiga besar. Selesai semester 5, nilai-nilai mulai dimasukkan dan minat jurusan mulai didata. Memang nilai-nilai saya lebih bagus di pelajaran fisika dan matematika disbanding bilogi, guru dan teman-teman saya juga lebih menyarankan saya untuk masuk ke bidang teknik, tapi saya tetap mencantumkan FKUI sebagai pilihan pertama saya. Namun apadaya ternyata nilai yang didaftarkan adalah nilai dari semester satu dikarenakan peminatan jurusan telah terpilih dari awal masuk SMA. Nilai semester satu dan dua saya sangat jauh berbeda dengan semester tiga, empat, dan lima. Saat situ saya merasa menyesal karena terlalu santai saat masih kelas sepuluh. Saya tidak tau harus apa. Apakah saya hanya bisa berharap keajaiban atau saya harus menatap kedepan dan bersiap menghadapi ujian tulis? Kerisauan saya berlanjut hingga pengumuman SNMPTN tiba. Dengan rasa kecewa dan sesal saya tidak diterima melalui jalur SNMPTN. Saat itu saya rasanya seperti ditampar. Saat sebagian teman-teman sudah diterima di perguruan tinggi favorit masing-masing, saya belum dapat ikut merasakan kebahagiaan. Akhirnya saya mulai bertekad untuk lulus ujian tulis. Selain mengikuti intensif, saya mengerjakan buku-buku soal latihan yang sangat tebal. Hampir tiap harinya saya mengerjakan soal sampai pukul 2 pagi. Bahkan saya pernah mengikuti intensif sampai hampir waktu shubuh. Selain berusaha saya juga memperbanyak doa. Saya meminta doa hampir ke semua orang yang saya temui, saya melaksanakan shalat-shalat sunnah, berpuasa dan lain-lain. Saya hanya mendaftar tiga ujian: SBMPTN, SIMAK UI Reguler, dan SIMAK UI KKI. Saya awalnya hanya ingin mendaftar SIMAK Reguler karena alasan biaya tanggungan yang lebih ringan, namun saya sedikit pesimis akhirnya saya juga mendaftar di SIMAK KKI. Setelah mengikuti ujian saya hanya bisa kembali berdoa dan tawakkal.
Sekitar tanggal 11 Juni 2016, empat orang teman saya sudah dihubungi oleh pihak Program Kelas Internasional FKUI untuk datang wawancara. Sudah beberapa hari saya menunggu saya tak kunjung dihubungi dan saya pun mulai putus asa. Namun pada tanggal 15 Juni 2016 saya mendapat e-mail dari pihak FKUI untuk datang wawancara. Saya sangat senang dan sedikit lega. Sejak saat itu mulai ada harapan di hati kecil saya. Saya pun datang wawancara dengan senang walaupun sedikit gugup. Dengan rasa hormat saya mendapat kesempatan untuk diwawancarai oleh Ibu Dekan Dr.dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K). Saya bangga bisa bertemu dan berbicara langsung dengan Beliau walau belum dinyatakan menjadi mahasiswa.
Sampai akhirnya tepat tanggal 28 Juni 2016, keluarnya pengumuman SBMPTN. Saya sangat takut untuk membuka pengumumannya. Akhirnya kakak saya pun yang membukanya. Tapi sayang, rezeki belum milik saya. Saya belum juga diterima di FKUI. Saya pun kembali sedih. Rasa pesimis kembali muncul. Kemudian saya melakukan shalat hajat dan terus meminta kepada-Nya. Saat mengetahui pengumuman SIMAK dimajukan menjadi tanggal 30 Juni 2016, saya panik. Saya sangat takut akan melihat hasil yang sama seperti sebelumnya. Kakak saya kembali menjadi orang yang pertama melihat pengumuman. Saat itu juga nenek saya khususan menginap hanya untuk melihat hasil ujian. Dengan rasa syukur yang sebesar-besarnya ternyata saya diterima di FKUI melalui kedua ujian SIMAK: Reguler dan KKI. Ibu saya langsung menangis melepas haru. Kami sekeluarga sujud syukur dan lalu berpelukan. Betapa senangnya saya bisa melihat senyuman di wajah kedua orang tua dan nenek saya. Rasanya campur aduk. Perjuangan yang selama ini dilakukan ternyata tidak terbuang sia-sia. Walau ditolak dua kali oleh SNMPTN dan SBMPTN, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menerima saya dua kali melalui kedua jalur SIMAK.
Mengerjakan ujian dan menunggu hasil ujian, Ditolak dan diterima, merupakan pengalaman yang paling menakutkan yang pernah saya alami. Saya berharap saya dapat berkembang ke depannya di FKUI ini. Untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan sejak lama, kita tidak boleh cepat menyerah, tidak boleh cepat puas, jangan meremehkan hal-hal kecil, jangan sombong dan tetap ingat kepada-Nya. Mintalah doa orang tua sebanyak-banyaknya. Kalau bukan kita yang berjuang untuk diri sendiri, siapa lagi?
“No matter how much it hurts, you just have to hold your head up and keep going”
Intinya, tak peduli seberapa sakit setelah kita terjatuh, tetaplah maju dan terus berusaha.
Gila juga lulus lewat simak wkwkwk, ajarin aku dong...
BalasHapusMantap KKI sama REG keterima semua!!!sukses sassss
BalasHapussaskiii keren abis...
BalasHapusGo Saski Go!!
BalasHapusgaya pisan maneh!!
BalasHapusmantap saski!! wooo!!
BalasHapus