[Perjalanan Menuju FKUI] Dhio Pratama



Haiii semuanyaa, nama saya Dhio Pratama Putra biasa dipanggil Dhio. Saya lahir pada tanggal 2 April 1998 di Jakarta, yang berarti umur saya saat masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) adalah 18 tahun. Alamat rumah saya berada di Raya Kelapa Dua nomor 14, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ayah saya adalah seorang wirausahawan dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saya memiliki seorang adik laki-laki bernama Andhika Prakasa Putra. Saya sangat mencintai keluarga saya. Saya menempuh pendidikan mulai dari Kelompok Bermain (KB) sampai Sekolah Dasar (SD) di Al-Azhar 5 Kemandoran. Saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya bersekolah di Labschool Kebayoran, lalu pendidikan saya lanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) 8 Jakarta. Sekarang saya melanjutkan studi saya di Universitas Indonesia dengan program studi pendidikan dokter, fakultas kedokteran. Semenjak dari bangku SD, ayah saya sudah mulai memotivasi saya dan menjeruskan cita-cita saya untuk menjadi seorang dokter. Menurut pandangan ayah saya, bekerja sebagai seorang dokter adalah suatu pekerjaan yang amat mulia dan membantu sesama. Semenjak kecil cita-cita saya memang tidak berubah dan saya terus memantapkan keinginan ayah saya, karna dalam diri saya, saya menanamkan keyakinan bahwa kedua orang tua saya akan selalu membawa saya untuk menjadi individu terbaik. Sudah lama kedua orang tua saya memberitahu semua kerabat di keluarga besar, bahwa saya ingin menjadi dokter. Sekarang saya sudah memberi kabar baik bagi semua keluarga saya, bahwa saya benar-benar akan menjadi dokter. Saya amat bahagia karna dapat melakukan yang terbaik untuk kedua orang tua saya, mencapai harapan mereka, dan membahagiakan keduanya.
Saya memilih masuk ke Universitas Indonesia karna saya tau bahwa Universitas Indonesia adalah universitas terbaik di Indonesia. Lulusan dari Universitas Indonesia juga sudah terbukti adalah yang terbaik, mereka adalah orang-orang yang mampu untuk melakukan perubahan. Saya tahu lulusan dari Universitas Indonesia banyak yang mencapai kesuksesannya, yang saya berharap dapat mengikuti jejak kesuksesan mereka kelak. Universitas Indonesia juga merupakan Universitas tertua di Indonesia, yang mana hal ini berarti Universitas Indonesia sudah memiliki pengalaman yang amat banyak dalam mendidik mahasiswanya, dan membawa mereka mencapai masa keemasannya. Banyak teman-teman saya yang ingin masuk FKUI, yang mana dari hal tersebut saya mengetahui satu hal. Jika ada sesuatu yang banyak diinginkan orang, itu berarti hal tersebut adalah sesuatu yang terbaik di kelasnya, sama halnya dengan pilihan orang-orang untuk menuju FKUI.
Masa SMA saya selama 3 tahun saya habiskan dengan banyak bermain dan terlalu sibuk di bidang-bidang lain, seperti menyibukkan diri di keorganisasian. Organisasi yang saya pilih juga berkaitan dengan dunia kesehatan, yaitu Palang Merah Remaja (PMR) yang dimana dalam organisasi tersebut saya dipercaya menjadi ketua. Saat memasuki kelas dua belas, saya baru tersadar bahwa apa yang akan saya hadapi akan sedikit sulit mengingat bahwa selama ini saya tidak mengumpulkan nilai dengan maksimal. Saya mungkin mendapatkan kuota untuk SNMPTN, namun saat melihat daftar SNMPTN yang sama-sama menginginkan untuk masuk FKUI, saya sudah yakin bahwa saya tidak akan mendapatkan FKUI lewat jalur SNMPTN. Mulai dari saat itu, saya mulai memacu diri saya untuk mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN yang semakin dekat. Satu bulan menuju SBMPTN saya sudah sangat giat untuk mengikuti bimbingan belajar dengan sepenuh hati, walaupun jarak rumah saya dengan tempat bimbel saya sejauh delapan belas kilometer namun jarak tidak menghalangi saya untuk mendapatkan apa yang telah lama saya inginkan. Selama satu bulan saya belajar dengan giat, belajar samapain dini hari, menghabiskan semua soal-soal latihan, mendorong diri sampai batas kemampuan. Beberapa kali saya mengikuti try out yang diadakan oleh tempat bimbingan belajar saya, mungkin hasil yang saya dapat sudah bagus diantara orang lain, namun masih ada orang lain yang hasil try outnya melampaui capaian saya dan mereka juga ingin untuk masuk FKUI. Saya sadar bahwa saya tetap harus memaksimalkan usaha saya, karna saya tidak ingin apa yang sudah saya lakukan selama ini sia-sia. “Berusaha lah habis-habisan atau usahamu selama ini hanyak akan menghabiskan waktumu” itu lah prinsip saya, yang saya pegang saat berusaha untuk masuk FKUI.
Malam sebelum SBMPTN, saya  sudah tidak belajar lagi, hanya memaksimalkan doa dan menagih janji Tuhan, bahwa usaha tidak akan menghianati hasil. Tanggal 31 Juni hari penentuan, saya melangkah keluar rumah dengan mengingat semua doa dari orang-orang sekitar dan keluarga. Mereka semua menaruh harapan besar pada keberhasilan kerja keras saya selama ini. Saya mengerjakan soal dengan tenang walaupun sedikit kaget pada awalnya, tapi saya tetap mencoba tenang. Sekali lagi, usah saya selama ini tidak boleh sia-sia. Sepulang dari lokasi ujian, saya menangis di dalam kamar saya. Merasa agak kurang percaya diri dengan apa yg dikerjakan pada awalnya tapi kepercayaan tetap tertanam di dalam hati, bahwa FKUI sudah menanti. Hari pengumuman, pembalasan atas kerja keras apa sudah dilakukan, ternyata usahaku terbayarkan.
Saya sangat bahagia dapat diterima di FKUI, saya akan terus berusaha yang terbaik dalam kehidupan saya, tidak lagi mengulang kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan. Saya berharap, kelak saya akan menjadi seorang dokter yang sukses, memiliki empati, dan berintegritas tinggi. Saya tidak akan pernah mundur ataupun meyerah, mengingat berjuangan saya dulu. Selain itu, saya juga banyak berharap pada keluarga saya agar tidak bosan-bosan untuk memanjatkan doa untuk keberhasilan saya. Saya ingin mereka terus memberikan motivasi pada saya, karna merekalah yang selalu menjaga agar api semangat dalam diri saya terus menyala. Terakhir, saya akan terus menjaga semangat saya dalam menjalani studi di FKUI, saya akan berusaha untuk mengharumkan nama FKUI, minimal dengan cara menjaga nama baiknya.
“Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga”, mungkin kalimat tersebut tidak terlihat seperti suatu kalimat motivasi, namun ayah saya sudah sering mengatakannya semenjak saya masih SD. Maksud dari kalimat tersebut adalah walaupun seseorang begitu pandai melakukan sesuatu, pasti suatu saat orang itu akan melakukan kesalah jika ia ceroboh. Kalimat tersebut begitu melekat di pikiran saya. Ayah saya mengetahui potensi yang ada dalam diri saya, namun seringkali saya menganggap mudah suatu permasalahan. Oleh karna itu, ayah saya tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan saya akan kecerobohan saya dan dapat mengoptimalkan hasil yang dapat saya capai.

Komentar

  1. Hebat sekaliiiiii, kamu akan meraih cita-cita masa kecilmu :)

    BalasHapus
  2. Perjalanan mu bukan hanya untuk masuk fkui saja tetap semangat dan berjuang terus

    BalasHapus
  3. Semoga betah di fk ya Dhio, tetap semangaat :)

    BalasHapus
  4. Wahh selamat dhio cita cita kecilmu terwujud!

    BalasHapus
  5. Wahh selamat dhio cita cita kecilmu terwujud!

    BalasHapus
  6. Jatmiko Gustinanda16 Agustus 2016 pukul 04.19

    Pengalamanmu sangat banyak, semoga membantu kehidupanmu di kampus

    BalasHapus

Posting Komentar