[Perjalanan Menuju FKUI] Dio Adrian Wisnu Adji



Perkenalkan, nama saya Dio Adrian Wisnu Adji. Saya adalah alumni SMA Negeri 1 Aikmel kabupaten Lombok Timur provinsi Nusa Tenggara Barat. Saya adalah anak tertua dari dua orang bersaudara yang tentunya memiliki beban tanggung jawab yang cukup besar. Kedua orang tua saya bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan salah satunya di bidang kesehatan. Saya akan memaparkan serangkaian perjalanan saya menuju Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sejak balita saya sudah cukup dekat dengan bidang kesehatan. Selain karena ibu saya yang bekerja sebagai bidan, saya juga sering dibawa berobat ke dokter bahkan ke dokter spesialis dikarenakan banyaknya penyakit berat yang saya alami. Khususnya penyakit asma yang sampai sekarang belum bisa sembuh secara permanen. Dengan tingginya frekuensi kunjungan saya di berbagai tempat praktik dokter maupun rumah sakit, tertanam dalam benak saya bahwa profesi dokter itu adalah sebuah profesi yang sangat mulia dan sejak itu pula terbentuk impian terbesar saya untuk menjadi seorang dokter. Setelah saya menginjak jenjang pendidikan menengah, saya mulai mendapat informasi di mana sebaiknya saya melanjutkan pendidikan untuk meraih cita-cita tersebut. Perguruan tinggi terbaik yang paling sering saya dengar adalah Universitas Indonesia, ditambah lagi dengan kedatangan para alumni yang sudah diterima di Universitas Indonesia untuk berbagi pengalaman dan informasi tentang Universitas Indonesia yang semakin membulatkan tekad saya untuk memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Usaha yang saya lakukan tidak bisa dibilang ringan. Sejak semester 1 di SMA saya berusaha keras mempertahankan nilai rapor saya agar tidak ada yang menurun secara drastis untuk mengejar jalur SNMPTN. Saya mengikuti pembinaan olimpiade kimia dan belajar siang malam ketika ada perlombaan dalam rangka meraih gelar juara untuk mendukung nilai rapor saya, walaupun akhirnya hanya sampai tingkat provinsi. Masuk pada tahun kedua saya berada di jenjang SMA, terjadi hal yang tidak menyenangkan. Ada seorang kakak kelas yang diterima di Universitas Indonesia tetapi ditinggalkan tanpa pemberitahuan yang akhirnya menghasilkan pengurangan kuota untuk tahun berikutnya. Dua tahun setelah kejadian tersebut, giliran angkatan saya yang berjuang untuk masuk perguruan tinggi yang diinginkan. Beberapa guru memperingati saya bahwa SNMPTN juga mempertimbangkan kinerja alumni di perguruan tinggi dan sudah beberapa tahun tidak ada alumni sekolah saya yang diterima di FKUI. Hal ini sempat membuat saya bimbang, tetapi saya kembali kepada keyakinan saya sebelumnya. Akhirnya tibalah hari seleksi SNMPTN dan saya hanya mengambil satu-satunya pilihan yaitu FKUI untuk menunjukkan loyalitas dan keyakinan saya, dan menurut saya ini adalah cara yang paling efektif untuk diterima di FKUI.
Setelah hari pemilihan perguruan tinggi berlalu, tibalah saatnya menunggu pengumuman kelulusan. Semakin dekat dengan hari pengumuman, semakin tinggi pula intensitas kegelisahan yang saya alami. Hingga sampai pada hari pengumuman, berhubung pengumuman dilaksanakan serentak pada pukul 13.00 WIB, saya sekeluarga memutuskan untuk pergi berlibur ke pusat pertokoan di  kota mataram. Sampai akhirnya waktu pengumuman pun tiba. Begitu jaringan seluler telepon genggam saya aktif, saya terkaget melihat informasi dari teman saya yang mengatakan bahwa saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya masih belum percaya dengan informasi tersebut. Sampai akhirnya saya mencari informasi yang relevan di laman resmi SNMPTN. Benar saja, saya dinyatakan lulus SNMPTN di perguruan tinggi yang saya inginkan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Seketika itu juga di tengah keramaian pusat perbelanjaan, kami sekeluarga berpelukan dengan dihiasi butiran-butiran air mata bahagia. Sebuah penggalaman paling mengesankan dalam hidup saya.
Saya berharap dengan menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya bisa lebih bersyukur kepada Tuhan yang maha esa karena dengan mempelajari tubuh manusia secara detail, akan terlihat betapa besarnya kekuasaan tuhan yang telah menciptakan sesuatu yang sangat kompleks dengan begitu detail. Selain itu saya juga berharap bisa memberikan kontribusi yang baik terhadap masyarakat dalam bidang kesehatan. Dengan kemuliaan profesi dari seorang dokter, saya juga berharap bisa mengangkat derajat sosial keluarga saya. Untuk itu saya berarap angkatan saya sekarang ini saling bahu membahu dalam mewujudkan cita-cita bersama, tidak ada tindakan diskriminasi dalam bentuk apapun, dan saling membantu apabila terdapat kesulitan.
Quotes Motivasi

“Usaha maksimal pasti berbuah hasil maksimal jika tetap kokoh di atas keyakinan”

-Dio Adrian Wisnu Adji-

Komentar

Posting Komentar