[Perjalanan Menuju FKUI] Farhan Hilmi Taufikulhakim

PERJALANANKU MENUJU FKUI

Perkenalkan aku Farhan Hilmi Taufikulhakim, panggil saja Hanhil. Aku alumni SMAN 2 Cirebon tahun pelajaran 2015-2016. Mata pelajaran MIPA favoritku adalah Fisika dan Metematika. Sedangkan MIPA yang cenderung aku hindari adalah Biologi. Sehingga aku awalnya berniat untuk masuk ITB. Tetapi anehnya, aku diterima di FKUI 2016. Sebuah rezeki yang tak ternilai.
Bagiku, FKUI adalah satu tujuan yang paling prestisius. Angka keketatan yang tinggi menandakan betapa sulitnya masuk FKUI. Hanya orang orang yang memiliki kemampuan terbaik di seluruh Indonesia yang berani mencantumkan FKUI dalam daftar pilihan prodi mereka. Dan dari sekian banyak pendaftar, hanya sebagian yang sangat terpilihlah yang dapat masuk FKUI. Sungguh luar biasa. Memilih FKUI sebagai tujuan membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dan dorongan untuk melangkah ke sana. Dorongan dan semangat orang tua lah yang membuat aku berani melangkah dan berlari menuju FKUI, fakultas kedokteran yang paling membanggakan di Indonesia.
Masuk FKUI tentu tidaklah mudah. Sebenarnya tujuan awalku adalah STEI ITB di SBMPTN. Untuk FKUI aku hanya ingin mencoba mewujudkan mimpi orang tua aku. Saat kelas 12 SMA dihadapkan pada pertanyaan “ingin lanjut kemana setelah SMA ?” dan aku jawab “STEI inysaAllah”, aku hanya sebutkan STEI, karena malu rasanya mendeklarasikan STEI dan FKUI sekaligus sebagai tujuan. Dan apabila kita telah mendeklarasikan tujuan, disitu kita mendapat tanggung jawab yang besar. Mendeklarasikan prodi begengsi sebagai tujuan mengharuskan kita membuktikan bahwa kita memang serius. Bukan hanya omong kosong “ingin masuk FKUI”, tetapi harus ada kerja keras yang nyata untuk menggapainya. Tujuan aku adalah STEI ITB sebagai pilihan 1 SBMPTN dan mencoba FKUI di pilhan 1 SIMAK UI. aku sempat khilaf dan lupa pada tujuan. Dan kembali sadar bahwa tujuan aku bukanlah tujuan main main. Kembali sadar akan tujuan tepat di 2 minggu menuju SBMPTN. Di 2 minggu itu aku bekerja keras sekali serta berdoa dengan giat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak lupa diiringi dengan bakti kepada orang tua. Singkat cerita, SBMPTN telah aku hadapi. aku melakukan kecerobohan sepele tetapi berakibat fatal pada banyak soal. Pasca-SBMPTN merupaakan masa depresi terberatku.
Rentang SBMPTN dan SIMAK UI hanya 1 minggu, namun karena aku depresi aku jadi tidak belajar untuk SIMAK. Beruntungnya, berkat semangat, nasehat, doa, dan motivasi yang diberikan orang tua, aku sembuh dari depresi dan stress. Namun itu terjadi tepat sehari sebelum SIMAK. Aku tidak belajar sama sekali, tetapi aku pikir aku mendapatkan suatu yang lebih penting dari kematangan materi tes. Akibat depresi dan stress akibat SBMPTN, setelah sembuh aku mendapatkan kepercayaan diri yang luar biasa. Singkat cerita, SIMAK pun datang. Aku mengerjakannya dengan baik, hati terasa tenang, dan pikiran sangat fokus. Tidak terasa sama sekali bahwa yang dikerjakan saat itu adalah soal seleksi tersulit di Indonesia. Mungkin benar yang dikata orang, sehabis kesulitan, pasti ada kemudahan.
SBMPTN dan SIMAK pun berakhir. Aku menghabiskan waktu 1 bulan menunggu pengumuman dengan berdoa. Waktu pun aku manfaatkan untuk selalu kumpul bersama keluarga. 28 Juni 2016 pun tiba. Waktu pengumuman bisa diakses adalah jam 2 siang.  Satu jam sebelum pengumuman SBMTPN, aku dan keluarga gelisah. Untuk mengatasi kegelisahan kami mengaji bersama. Waktu pengumuman pun tiba. Aku coba buka laman resminya, namun selalu gagal memuat karena banyak sekali yang mengakses. Aku coba satu-persatu laman mirror, dan ada satu yang berhasil, yatu Unsri. Memerlukan waktu memuat yang lama, di detik detik laman berhasil temuat, aku langsung pindah tab. Hati berdebar-debar kencang sekali melihat tab sebelah (pengumuman SBMPTN) telah berhasil termuat. Dengan memberanikan diri, aku klik tab pengumuman. Dan aku melihat kotak warna biru ! Mulai senang, namun aku masih berdebar karena belum membaca apa itu pilihan 1, 2, atau 3. Lalu aku baca tulisan di kotak biru, “ Selamat, anda diterima di STEI ITB.” Aku pun langsung melompat dan memeluk orang tua dan adik-adik. Alhamdulillah, kami sekeluarga menangis bahagia bersama. Pada momen itu terasa hilang semua beban pikiran yang menumpuk, bahkan pengumuman SIMAK pun tak terpikirkan olehku.
Euforia terus aku rasakan pasca-pengumuman SBMPTN. Dan tak terasa hari itu pun tiba. 31 Juli 2016, temanku memberitahukan bahwa pengumuman simak dimajukan. Di saat itulah baru sadar bahwa masih ada satu pengumuman lagi bagiku. Saat menunggu pengumuman, hati keluarga tidak seberdebar saat menunggu pengumuman SBMPTN. Malah sempat terbesit pikiran agar SIMAK tidak tembus sajalah. Namun waktu menunggu kami habiskan pula dengan mengaji. Tak terasa jam 2 pun tiba, waktu pengumuman SIMAK UI. Tidak seperti SBMPTN, SIMAK UI lebih mudah dibuka webnya. Saat menunggu laman termuat, aku ganti lagi ke tab lain. Muncul rasa deg-degan saat melihat tab SIMAK sudah berhasil dimuat. Aku pun kembali memberaikan diri untuk membukanya. Dan disana tertulis “Selamat, anda diterima di Fakultas Kedokteran, jurusan Pendidikan Dokter.”. Aku dan orang tua sempat bengong melihat pengumuman diterimanya aku di FKUI, lalu dilanjutkan dengan tangisan bahagia kembali.  MasyaAllah. Betapa besar rezeki yang Allah berikan padaku. Dengan begitu, aku memiliki tugas baru yang sangat berat, “mau pilih yang mana ?”
Disaat yang lain telah tenang dengan apa yang didapatkannya dari SBMPTN ataupun SIMAK. Aku malah kembali stres dengan keputusan penting yang harus aku buat. Aku habiskan waktu liburku dengan membandingkan STEI dan FKUI. Dibarengi dengan solat istikhoroh meminta petunjuk kepada Allah SWT. Berbagai petunjuk pun aku dapatkan. Diantaranya adalah pada momen lebaran. Keluarga besarku sampai menangis bahagia mengetahui aku tembus FKUI, mereka sangat berharap aku mengambilnya. Dan FKUI juga merupakan jalan untuk mewujudkan impian orang tua yang ingin memiliki anak seorang dokter. FKUI juga menurutku akan mengantarkanku menjadi dokter yang berkompeten. Menjadi seorang dokter akan memberikan kesempatan lebih untuk dapat berguna bagi sesama. Dan profesi dokter adalah salah satu profesi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk sukses dunia akhirat. Dengan mantap, akhirnya aku memilih FKUI untuk melanjutkan studiku dan insyaAllah akan menjadi dokter yang bermanfaat.
Dengan masuk FKUI 2016, aku berharap dapat ikut berkontribusi dalam kesusksesan FKUI kedepannya. Aku juga ingin menjadi dokter yang sangat ahli yang dapat membantu orang banyak, peduli terhadap lingkungan dan sosial yang tentunya bermanfaat. Dan tidak luput untuk selalu membanggakan dan membahagiakan keluarga tercinta yang selama ini telah mendukungku baik disaat susah maupun senang. Dan yang terpenting, selalu dekat dengan Allah SWT.
Berdasarkan pengalaman tersebut, aku memiliki tips masuk FKUI. Karena aku masuk dari jalur SIMAK UI, maka aku akan memberikan tips SIMAK. Untuk pra-tes, kita harus tau materi umum yang akan diteskan dan konsep harus sudah dikuasai. Lalu melakukan latihan soal yang cukup, dengan begitu kita akan terbiasa pada berbagai macam tipe soal. Untuk saat tes, kita harus memiliki percaya diri yang mantap. Percaya diri yang pas akan mensugesti diri sendiri sehingga soal terlihat tidak menakutkan dan cenderung lebih mudah. Dan juga selalu ingatlah orang tua dan Allah saat tes. Karena hal ini akan membantu kita untuk tetap fokus dan tenang terhadap tujuan kita. Untuk pasca-tes, teruslah berdoa dan jangan lupa untuk bersyukur atas apa yang telah terjadi. Karena sesungguhnya rasa syukur akan menambah rezeki kita. Dan jangan lupa untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, karena percayalah saat kuliah kita akan merindukannya.
Tak apa bila ada orang yang mencela kalian karena mereka pikir pilihanmu terlalu tinggi. Mereka hanya menilai kita dari luar. Karena sesungguhnya hanya kita yang tahu potensi besar yang tersimpan dalam diri. Hal itu dapat kita jadikan motivasi yang sangat besar. Momen saat kita dapat membuat orang yang pernah mencela kita diam tanpa kata sekaligus membahagiakan orang yang telah mendukung kita karena kesuksesan yang kita raih adalah suatu pencapaian yang besar. Sulit untuk dideskripsikan. Karena itu berjuanglah, dan rasakan momen itu oleh dirimu sendiri. Bila kesuksesan telah menghampirimu tetaplah rendah hati, berbakti pada orang tua, dan selalu dekat dengan Allah SWT.

Komentar

  1. dapet STEI juga ckkckcck

    BalasHapus
  2. wah memang jenius ya bagus juga walaupun diterima di dua tempat tetep ambil FKUI

    BalasHapus
  3. Wah dapet 2 jurusan paling susah didapatkan! keren bangettt ya

    BalasHapus
  4. Ternyata dapet STEI ITB juga kamu? Wah hebat bgt han

    BalasHapus
  5. Menyeramkan dapat STEI ITB sama FKUI

    BalasHapus
  6. Salman Azis Nizami16 Agustus 2016 pukul 04.26

    Kerennn banget

    BalasHapus
  7. Pinter banget Farhan! Sukses ya di FKUI

    BalasHapus

Posting Komentar