[Perjalanan Menuju FKUI] Fariz Angling Al Rasyid


Perjalanan Masuk FK UI


Oleh
Fariz Angling Al Rasyid

Dahulu, saat saya masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, ketika saya ditanya tentang cita-cita saya, saya menjawab bahwa saya ingin menjadi seorang dokter. Waktu berlalu, dan saya sudah melupakan hal-hal seperti itu. Namun, siapa yang menyangka hal itu benar-benar dapat terjadi di kemudian hari?
Saat saya memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas, tepatnya di Sekolah Menengah Atas Negeri 39 Jakarta, saya diinformasikan mengenai sistem jalur undangan yang baru, atau SNMPTN. Dalam sistem tersebut, seluruh nilai rapor, dari semester satu sampai dengan semester lima, atau kelas 10 semester ganjil sampai kelas 12 semester ganjil, akan digunakan untuk menentukan apakah seorang siswa dapat masuk lewat jalur ini atau tidak. Sejak saat itu, kami belajar mati-matian, ikut kursus dimana-mana, dan mengerjakan tugas siang-malam. Walaupun bukan 24 jam penuh, tetapi cukup untuk membuat sebagian besar siswa begadang untuk mengerjakan tugas.
Saat itu, kelas saya termasuk kelas-kelas yang terkenal di antara 10 kelas di angkatan kami, bukan sebagai kelas terbaik, namun sebagai kelas paling berisik seangkatan. Katanya, suara dari kelas kami dapat terdengar hingga ke ruang guru, yang jaraknya sekitar 7,07 meter di sebelah kiri-atas kelas kami (diagonal ke atas). Namun, walaupun begitu, kelas kami termasuk kelas yang kompak dan solid, sehingga jarang sekali ada masalah di antara kami.
Untuk memenuhi kualifikasi SNMPTN, saya belajar dengan keras, bahkan terkadang sampai saya begadang. Selain itu, saya juga mengikuti program bimbingan yang diselenggarakan di dekat rumah saya, tepatnya di Pasar Rebo. Saya juga memanggil guru privat untuk membimbing dan menemani saya saat belajar, karena sejujurnya, saya termasuk orang yang malas belajar jika tidak ada yang menemani. Jika ditotal, kurang lebih saya belajar selama 45 jam seminggu, belum termasuk waktu mengerjakan pekerjaan rumah waktu belajar tambahan menjelang ujian.
Saat memasuki kelas 12, kelas saya masih sama berisiknya dengan kelas-kelas sebelumnya, namun lebih terkontrol. Terutama saat memasuki semester genap. Saat kami mendaftarkan diri  di website SNMPTN, kelas kami mulai heboh. Ad yang bertanya tentang jurusan yang diambil temannya, agar tidak menambah saingan. Saat itu saya masih belum menentukan jurusan, sehingga saya menjawab bahwa saya memilih jurusan teknik elektro dan ilmu komputer Universitas Indonesia. Sontak satu kelas langsung memprotes keputusan saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk memilih Pendidikan Dokter Universitas Indonesia dan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada.
Sejujurnya, saya memilih kedua universitas tersebut karena kemudahan akses. Lokasi kampus UI yang berada di Depok dekat dengan rumah saya di Pasar Rebo, dan jika saya terpilih di UGM, saya bisa tinggal bersama sepupu saya yang kuliah di sana.
Waktu berlalu, berbagai ujian dan pendalaman materi telah dilalui, dan tibalah saatnya pengumuman SNMPTN. Saat itu, saya sudah pasrah dan memutuskan untuk mengikuti program persiapan SBMPTN. Saat saya sedang mengerjakan try out, tiba-tiba ada seorang pegawai secretariat yang memberitahu saya bahwa saya diterima di FKUI. Awalnya saya tidak percaya, namun alangkah terkejutnya saya ketika melihat dengan mata kepala saya sendiri di website SNMPTN.
Setelah hal itu, saya pun mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk registrasi administratif, atau biasa disebut “daftar ulang”. Saat pra registrasi, saya langsung pergi menuju balairung pada jadwal yang ditentukan. Butuh waktu kurang lebih 9 jam, dengan jeda tentunya, untuk menyelesaikan seluruh proses. Saat daftar ulang, waktu yang dibutuhkan lebih sedikit, sekitar 7 jam, itu pun sudah termasuk acara welmab selama 2 jam.
Sekian perjalanan saya menjadi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jika ada kesalahan penulisan dan kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena saya hanya seorang manusia biasa yang tak pernah bisa luput dari salah dan lupa. Terima kasih.

Komentar

  1. Sungguh tulisan Anda dapat menginspirasi adik kelas untuk belajar lebih giat agar dapat mengikuti langkah anda di SNMPTN

    BalasHapus
  2. WOW congrats ya!! smga dapet yang terbaik kedepannya

    BalasHapus
  3. Semoga kedepannya banyak yang terinspirasi dengan kisah ini

    BalasHapus

Posting Komentar