[Perjalanan Menuju FKUI] Fiona Maharani Indira


Halo semua, nama saya Fiona Maharani Indira, biasa dipangil Fiona. Saya dari Fakultas Kedokteran, jurusan pendidikan dokter angkatan 2016 di Universitas Indonesia. Asal SMA saya, SMAN 26 Jakarta. Saya bertempat tinggal di Kalibata, cukup jauh dari Universitas Indonesia, kurang lebih membutuhkan waktu 20 sampai 30 menit untuk sampai di sana.
Saya sangat bersyukur karena telah diterima di FKUI. FKUI adalah sekolah kedokteran yang sangat diidamkan oleh para dokter di Indonesia. Saya dapat mengatakan hal tersebut, karena beberapa dokter yang saya telah temui, mereka mengatakan bahwa FKUI adalah yang terbaik dan merupakan sekolah impian para dokter di Indonesia. Menurut saya sendiri, hal tersebut juga disebabkan karena FKUI merupakan sekolah kedoteran terbaik dan tertua di Indonesia.
Sejujurnya, memilih jurusan pendidikan dokter bukanlah impian awal saya. Semenjak saya duduk di bangku SMP hinggga SMA kelas XII awal, saya bercita-cita untuk mengambil jurusan ilmu komputer di UI, keluarga saya juga mendukung hal tersebut. Sebenarnya, saat itu mereka ingin sekali memiliki keturunan seorang dokter, tetapi mereka tidak memaksakan keinginan mereka tersebut, mereka tetap mendukung pilih saya saat itu.
Seiring berjalannya waktu, saya merasa keahlian saya bukanlah di ilmu komputer (beberapa universitas menyebut juga dengan teknik informatika). Saya juga mengikuti berbagai psikotes, termasuk psikotes yang diselengggarakan oleh bimbingan belajar saya yang bekerja sama dengan Universitas Indonesia. Hasil psikotes selalu menyarankan saya untuk memilih program studi pendidikan dokter, tidak pernah sekali pun disarankan untuk memilih ilmu komputer/teknik informatika. Saya juga menemukan beberapa faktor yang menghalangi saya untuk memilih ilmu komputer/teknik informatika. Saya melakukan juga shalat istikharah, sehingga saya mendapatkan petunjuk untuk memilih pendidikan dokter juga. Alasan lain saya untuk memilih jurusan tersebut, karena setelah sah menjadi dokter, saya ingin kemampuan yang saya miliki dapat berguna untuk banyak orang, dapat membatu orang sekeliling saya, dan saya juga ingin memiliki profesi yang mulia.
Akhirnya, saat Desember 2015, saya memutuskan untuk memilih prodi pendidikan dokter. Pada saat pendaftaran SNMPTN, saya memilih pendidikan dokter di UI dan UNPAD (Universitas Padjajaran). Sejujurnya, saya tidak berharap banyak untuk diterima di SNMPTN tersebut, karena 1 orang di sekolah saya yang memiliki rangking dan nilai jauh di atas saya, memilih pendidikan dokter UI juga, dan biasanya setiap tahun, sekolah saya hanya memiliki 1 jatah FKUI saja.
Sejak Desember 2015, saya membuat jadwal belajar penuh dari senin sampai jumat dan hari minggu. Saya sudah rutin berlatih soal sbmptn dan mengulang materi SBMPTN. Saat kelas XII saya mengikuti 1 bimbel yaitu BTA 45 dan privat (fisika, kimia, matematika) setiap hari di rumah. Guru privat saya selalu memberi arahan dan tips dalam mengerjakan soal sbmptn. Setiap pertemuan privat, saya harus sudah mengerjakan satu paket soal sbmptn. Cara tersebut saya lakukan rutin setiap hari. Setelah privat, saya kadang mengulang materi yang diajarkan. Saat program intensif di mulai, pagi hari saya beajar di BTA 45, sore hingga malam saya belajar privat di rumah. Saya tidak peduli dengan hasil SNMPTN lagi. Saya hanya terfokus dengan ujian perguruan tinggi negeri saja. Itulah mental yang dibentuk oleh bimbel dan semua guru privat saya.
Tiba saat hari pengumuman SNMPTN, pagi harinya saya harus try out terlebih dahulu di BTA, saya tidak fokus mengerjakan try out tersebut. Jujur saja, tiga hari menjelang pengumuman SNMPTN, saya selalu menangis. Saya bukan takut ditolak oleh SNMPTN, tapi saya takut iri dengan tema-teman saya yang nanti telah diterima di SNMPTN, saya takut semangat belajar saya menurun. Setelah pulang try out, saya dan teman teman saya menuju SMAN 26, karena terdapat acara gladiresik wisuda untuk esok hari. Jam 1 siang pun tiba, saya sudah mematikan cellphone saya, saya takut untuk melihat atau mendapat kabar tentang hasil SNMPTN tersebut.
Sekitar jam setengah 2, seluruh teman saya memaksa saya untuk membuka hasil SNMPTN, awalnya saya menolak, tetapi karena terus dipaksa, akhirnya saya menyetujuinya. Saat teman saya membuka SNMPTN saya, saya mengintip sedikit, saya kaget ternyata terdapat tulisan selamat. Saya langsung menangis terharu, sungguh saya tidak percaya, saya bisa bersekolah di FKUI, apalagi diterima melalui jalur SNMPTN. Mama saya juga menangis saat menelepon saya, papa juga tidak percaya dengan hasil tersebut, ia menyuruh saya untuk memeriksa ulang hasil SNMPTN tersebut. Ternyata teman dekat saya juga ikut menangis karena saya diterima di FKUI, sungguh hari membahagiakan saat itu. Tetapi di sisi lain saya juga sedih, karena teman dekat saya, beberapa orang masih harus berjuang melalui jalur tes tertulis. Setelah pengumuman tersebut, hampir setiap hari saya membantu teman teman saya dalam mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi negeri.
Saya berharap sekali, dengan bersekolah di FKUI, saya dapat menjadi orang yang berguna untuk banyak orang dan dapat menolong orang di masa depan. Saya juga ingin, suatu saat saya dapat membantu keluarga saya, baik keluarga kecil maupun keluarga besar saya dalam bidang medis atau ekonomi. Saya juga memiliki cita cita untuk mengharumkan nama FKUI, dengan cara memiliki kinerja dan akhlak yang baik di tempat kerja saya nanti.
Pesan saya untuk adik-adik atau yang membaca tulisan saya ini, bercita-cita lah yang tinggi, hilangan semua rasa pesimis, jangan pikirkan bagaimana hasilnya nanti, yang terpenting adalah usaha dan berdoa dimaksimalkan. Tidak ada hasil yang megkhianati usaha dan hasil yang didapatkan pasti yang terbaik untuk kita. Untuk semuanya mari bermimpi dan wujudkanlah!


Komentar

  1. keren bgt perjuangannyaa semangat trs ya fiona!

    BalasHapus
  2. Dulu pernah lebih minat ke komputer ternyata, whew! Sama kayak aku...

    BalasHapus
  3. Fiona hebat bisa diterima jalur SNMPTN, tetap bersyukur selalu yaa

    BalasHapus
  4. Febrina Alivia Wantania15 Agustus 2016 pukul 19.04

    Aku juga merasakan hal yang sama..deg degan banget..semangatt fionaa!!

    BalasHapus
  5. Mantap fiona, sukses terus ya smpe jdi dokter profesional

    BalasHapus
  6. At the end of the day, it all ends well. Sukses terus ya Fi!

    BalasHapus
  7. EDIANTI RATNINGPOETI15 Agustus 2016 pukul 20.11

    fionaa selamat ya masuk fkui lewat snmptn! sukses terus!

    BalasHapus
  8. Hebat, diterima SNMPTN!

    BalasHapus
  9. WAAA FI! so cool! sukses bareng yaa kitaaa

    BalasHapus

Posting Komentar