[Perjalanan Menuju FKUI] Fira Azzahra


Sejak awal memasukki masa SMA, teman-teman sekelas dan saya, Fira Azzahra, sudah sering menerima pertanyaan mengenai jurusan dan universitas yang menjadi target saya. Sebagai salah seorang siswa kelas Akselerasi dari sekolah yang terhitung unggulan di kota saya, kota Kediri, tentunya cukup banyak teman sekelas saya yang angkat bicara bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sebagai fakultas dan universitas yang diimpikan mereka, dengan jumlah setidaknya tujuh dari dua puluh orang siswa. Sejak mengetahui bahwa persaingan intrakelas akan cukup ketat, saya berjanji ke pada diri saya sendiri bahwa saya akan selalu mencoba untuk melawan batasan-batasan yang ada pada diri saya sendiri karena saya sadar bahwa pesaing terberat adalah diri sendiri.
Saya sendiri bukanlah siswa yang cemerlang ataupun menonjol di kelas, bahkan cenderung lambat dalam mengerti sehingga nilai-nilai saya pun terbilang biasa. Maka dari itu, saya tidak pernah mengharapkan diterima di FKUI melalui jalur nontes. Dalam usaha saya untuk mempersiapkan berbagai ujian seleksi masuk ke UI, saya rutin mengikuti bimbingan belajar di dua tempat selama dua tahun masa SMA. Meskipun dampak cara belajar saya ke prestasi tidak kentara, saya yakin bahwa kerja keras saya tidak akan mengecewakan diri saya sendiri ke depannya.
Pada awal masa SMA, saya berkali-kali kembali memikirkan ulang apa kah bidang medis akan cocok dengan diri saya. Kemampuan diri saya dalam Biologi sering kali saya pertanyakan. Terlebih lagi, saya kurang menyukai dan merasa kesulitan untuk memahami materi Biologi pada semester pertama kelas X. Nilai Biologi saya kalah jauh jika dibandingkan dengan nilai pelajaran Kimia saya, apalagi jika dibandingkan dengan teman-teman saya yang mendeklarasikan juga menginginkan melanjutkan pendidikan di FKUI. Hal tersebut sering kali membuat saya merasa rendah diri apabila sudah membahas tentang FKUI. Terlebih lagi, FKUI selalu disebut-sebut sebagai fakultas kedokteran terbaik dan terdapat di universitas terbaik di Indonesia, sehingga persaingan masuk hingga persaingan antarmahasiswanya pun akan sangat ketat. Faktor-faktor tersebut membuat saya sempat beralih menargetkan jurusan Teknik Kimia dan Farmasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, pelajaran Biologi di sekolah pun mulai membahas topik-topik dasar tentang Anatomi, Gentika, dan beberapa topik lainnya yang dapat lebih diperdalam apabila melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Pembelajaran mandiri yang saya lakukan pun terasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan ketika saya awal kelas X yang berakibat peningkatan nilai-nilai ulangan Biologi. Saya merasa kembali tertarik dan yakin untuk melanjutkan pendidikan saya ke FKUI.
Meskipun saya merasa bahwa cukup mengerti secara mendalam akan topik yang dipelajari dan nilai ulangan saya juga cukup baik, nilai akhir di rapor saya kembali menimbulkan pertanyaan, “Mengapa nilai akhir per semester saya tidak berubah satu angka pun?”. Bahkan ada teman saya yang tidak aktif dan nilai ulangannya di bawah saya tetapi memiliki nilai akhir yang beberapa poin di atas saya. Hal ini pula yang membuat guru Bimbingan Konseling saya tidak setuju akan pilihan saya mengambil Fakultas Kedokteran untuk SNMPTN, khususnya FKUI, yang memang sudah tiga tahun terakhir tidak menerima satu pun siswa dari SMA saya melalui SNMPTN maupun jalur tes tulis. Namun, saya tetap menjadikan FKUI sebagai satu-satunya pilihan saya di SNMPTN.
Setelah Ujian Nasional berakhir, saya mengikuti intensif persiapan Seleksi PTN di luar kota, yang mengakibatkan tidak dapat melewati masa-masa akhir SMA saya dengan teman-teman. Hari-hari berjalan cepat dan pengumuman jalur nontes atau SNMPTN pun muncul. Dengan nilai-nilai saya yang tidak menonjol, tentu saya gagal diterima di FKUI melalui jalur SNMPTN. Dikarenakan saya sendiri tidak berharap akan jalur nontes, kegagalan ini membuat saya semakin terpacu dan menargetkan jalur tes sebagai jalur masuk saya. Sehingga saya memutuskan untuk mengikuti ujian SIMAK KKI, SBMPTN, dan SIMAK.
Dari ketiga ujian tersebut, pengumuman SBMPTN merupakan pengumuman paling awal, yaitu pada tanggal 28 Juni 2016 pukul 14.00 WIB. Saya merasa sangat takut sekaligus pasrah akan hasil SBMPTN karena saya merasa tidak optimal dalam mengerjakan ujian tersebut, terlebih lagi saya menuliskan Fakultas Kedokteran di ketiga pilihan. Hasil pada website SBMPTN tersebut menampilkan bahwa saya gagal untuk mendapatkan FKUI melalui jalur SBMPTN, namun mendapatkan Fakultas Kedokteran di Universitas Padjajaran. Rasa syukur yang saya rasakan sangat besar, namun masih terasa agak menggajal karena orang tua tidak memberikan restu dan saya sudah menanamkan mimpi bahwa saya akan melanjutkan pendidikan ke FKUI.
Pada malam tanggal 29 Juni 2016, pihak Universitas Indonesia memberikan pengumuman bahwa hasil SIMAK dimajukan menjadi tanggal 30 Juni 2016 pukul 14.00 WIB. Hal ini tentu mengakibatkan rasa takut, gugup, dan pesimis muncul kembali. Namun saya merasa lebih optimis jika dibandingkan saat menunggu pengumuman SBMPTN, terlebih lagi karena saya termasuk salah satu dari 72 orang yang dihubungi untuk melakukan tes MMPI dan MMI sehingga saya cukup optimis akan termasuk salah satu dari 36 orang yang diterima melalui jalur KKI. Rasa syukur kembali meluap ketika saya melihat hasil tes menampilkan bahwa saya diterima di Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Saya tidak bisa percaya bahwa pada hari itu saya akan benar-benar diterima di Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia.
Saya berharap saya dapat berkembang menjadi pribadi dengan intelektual dan soft skill yang baik dengan melanjutkan pendidikan di FKUI, di mana calon-calon dokter terbaik dari penjuru nusantara berada. Tentunya juga dengan tata krama dan penampilan yang baik selayaknya dokter yang diatur pada SK Dekan No. 862/SF/D/FKUI/2009. Saya juga berharap keluarga saya dapat mendukung studi saya selama di FKUI, baik secara ekonomi maupun moral. Sedangkan harapan saya terhadap FKUI adalah semoga dapat tetap menjadi fakultas kedokteran terbaik di Indonesia dan juga semakin baik di tingkat Internasional.
Pesan saya terhadap adik-adik kelas yang berharap dapat melanjutkan studi di FKUI adalah jangan pernah menyerah atau bahkan ragu akan kemampuan diri sendiri, karena rasa takut itu akan semakin mengurangi daya saing mereka di persaingan masuk ke FKUI, yang memang pada dasarnya sudah sangat berat. Sebagai penutup, selalu lah berharap untuk yang terbaik dan selalu siap untuk yang terburuk.


Komentar

  1. Wuiih anak aksel, maju terus fir!!

    BalasHapus
  2. ciamik firrr dewo dewo hehehe sbm simak ketrima... moga-moga sukses ya

    BalasHapus
  3. sungguh merupakan perjuangan yang hebat

    BalasHapus
  4. perjalanan yang sungguh menarik fir!

    BalasHapus
  5. Natasha Citra Maharani15 Agustus 2016 pukul 22.15

    wih semangat terus fir! mantap

    BalasHapus
  6. Anjasss keren!! semoga lancar ke depannya fir!!

    BalasHapus
  7. mantap. semoga sukses cuyyy

    BalasHapus
  8. berikan yang terbaik untuk bangsa! semangat!

    BalasHapus
  9. Selamat ya fir perjuangannya terbayarkan.. Semangat trs!

    BalasHapus
  10. Baru tau kalo fira aksel... mangats firr

    BalasHapus
  11. LO TERLALU SOMBONG SIH JADI ORANG. JADINYA GW JIJIK DEH

    BalasHapus
  12. EH MAAF DEH YA KALAU GUE KOMENT KAYAK GITU. SEBENERNYA CUKUP MEMOTIVASI SIH YA. TAPI GUE GA SUKA AJA LIAT SIKAP LU, RADA SOMBONG. TAPI, SELAMAT YA. MAAFIN KOMENT GUE YA

    BalasHapus
  13. mohon maaf,saya tau nya fira azzahra penyanyi dangdut cantik terkenal(cek google) apakah adek orang yg sama?

    BalasHapus
  14. Salut banget baca kisah nya, sekarang luar biasa karyanya, semangaat

    BalasHapus

Posting Komentar