[Perjalanan Menuju FKUI] Geta Junisyahana Pane



Assalamu’alaikum wr.wb.

Salam hangat kawan sejawat, nama saya adalah Geta Junisyahana Pane . Bisa dipanggil Geta atau bisa dipangil juga Nisya. Saya lahir pada tanggal 18 Juni 1998 . Apa kita sama ? Haha. Saya adalah anak daerah yang berasal dari Sumatera Utara yaitu tepatnya di Padangsidimpuan. Saya alumni dari SMAS Nurul Ilmi Padangsidimpuan. Saya bersuku Batak, namun orang –orang sering tidak percaya. Ada saja yang mengatakan saya Jawa, Padang, Bali, Sunda, Melayu, dan tidak pernah terucap kata “ Batak.” Katanya kemayu, katanya. Pandangan saya terhadap FK UI yaitu fakultas dan jurusan yang hampir seluruh siswa/i mengagungkannya. Nomor satu dan masuknya bukan hal yang mudah. Sulit. Memikirkannya saja sudah tidak mungkin untuk kuliah sebagai mahasiswi kedokteran UI. Nah, ini yang membuat saya sudah lama mengubur impian untuk menjadi seorang dokter. Sangat jelas bahwa, FK UI merupakan passing grade tertinggi di SBMPTN juga . Maka, sangat mustahil bagi saya anak daerah untuk memenangkan pertarungan. Oleh karena itu, saya beralih ke teknik saat SMA, saya bermimpi berkuliah di FTTM ITB sejak kelas 1 SMA. Berganti tahun hingga memasuki masa senior yaitu kelas 3 SMA, saya masih bingung untuk kuliah di mana.
Namun, saya selalu bertanya kepada alumni yang sudah berpengalaman hingga bisa jadi pertimbangan untuk saya sendiri. Ujungnya kembali kepada diri sendiri, yaitu bahwa saya kurang menyukai pelajaran berhitung seperti matematika. Sementara, teknik pasti akan berjumpa dengan materi ini haha. Saya lebih menyukai hal yang berkaitan dengan biologi, menghapal, bahasa inggris, dan berimajinasi. Saya berpikir sejenak apa yang saya inginkan dulu dan apa potensi saya dan apa yang saya sukai. Ya, kedokteran. Materi yang masih saya senangi meski tidak harus fokus belajar. Kembali lagi kepada apa yang saya perjuangkan dahulu yaitu bagaimana agar lolos OSN Biologi, hingga pada suatu masa menjemukan saya. Namun, rezeki saya berada di OSN Kimia. Lain hal, saya bimbingan belajar di salah satu bimbingan di Indonesia. Cukup terkenal. Saya ikuti rangkaian bagaimana sukses untuk jalur undangan/SNMPTN. Saya konsultasi jurusan . Pada saat itu saya memilih FTTM ITB, FK USU, dan Teknik pertambangan UNSYIAH. Namun, yang memungkinkan lolos adalah hanya pilihan di UNSYIAH. Sempat down dan terdiam. Saya merenung, verifikasi SNMPTN sudah sangat tenggang. Bingung, resah, dan bimbang. Di satu sisi saya berpikir, “ Aku tidak ingin perjuanganku sia-sia . Sudah terlalu banyak pengorbanan.” Lalu, saya katakan pada diri saya bahwa mereka tidak tau apa yang saya punya meski rata-rata hanya hampir mencapai 94 dan sertifikat yang sudah terkumpul. Itu hanya mesin konsultasi bukan pemikir peluang yang melihat di sisi lain juga. Akhirnya saya memilih FK UI dan FK USU . Hanya beberapa orang yang tau saya memilih ini karena saya merahasiakan di mana. Saya merasa ini belum saatnya diutarakan. Bukanlah hal yang mudah sebagai anak daerah untuk tembus jalur undangan FK UI yang kuotanya hanya satu tiap provinsi di pulau sumatera. Tapi, saya optimis dan harus berani mengambil resiko. Di lain hal, bukanlah perjuangan semata saja untuk meraih ini. Kekuatan doa adalah yang utama serta restu dari orang tua, guru, dan teman. Saya selalu mengharapkan kemustahilan ini pada-Nya.
Usaha untuk memasuki FK UI adalah mengusahakan rata-rata nilai rapor di atas 91 dengan grafik selalu naik dan jika ada yang turun minimlah hanya satu mata pelajaran yang UN. Perbanyak mengikuti perlombaaan terutama di nasional atau bahkan internasional baik pada bidang akademik maupun non akademik. Dan yang terakhir jangan lupa memanjatkan doa dengan tulus dan yakin serta restu dari keluarga dan guru. Jangan pernah berpikir jika tidak, tapi berpikirlah dengan segala kemungkinan yang bisa. Kesan saat menunggu hasil pengumuman SNMPTN berusaha santai dan yakin. Menyibukkan diri dengan perencanaan kedua sebagai persiapan jika tidak rezeki. Meskipun berusaha santai, tapi perasaan gugup pasti datang menghantui ketika akan melihat hasilnya. Banyak mereka yang telah melihat hasilnya. Ada yang menangis dan ada juga yang senang. Karena saya takut, saya masih melamakan diri untuk tidak membuka . Pada saat itu saya berdoa dan merintih agar diberi keikhlasan dan kekuatan untuk melihat. Namun, bukan saya yang melihat hasil pengumuman tersebut, akan tetapi sepupu saya yang sekarang juga berkuliah di Hukum-UI. Dia mengirim pesan “ Selamat ya dek, kita sama-sama di UI akhirnya.” Saya rasanya mimpi ! Bersyukur sekali. Terbalas sudah perjuanganku. Saya senang dapat menjadi kebanggan orang tua, keluarga besar, dan kota kelahiran saya sendiri. Akhirnya saya dapat membuktikan apa yang dikatakan mereka tentang ketidakmungkinan saya untuk berkuliah di FK UI adalah salah. Harapan untuk saya sendiri adalah tetap memanfaatkan kesempatan yang tidak semua orang bisa mendapatkan posisi ini dengan belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Selain itu,harapan untuk keluarga saya adalah agar tetap selalu saling mendoakan dan mendukung. Untuk FK UI, saya berharap agar menjadikan calon dokter lebih berkualitas lagi meski sudah sangat baik.  Dan didiklah mahasiwa/i dengan akhlak dan moral yang baik pula untuk menjadi dokter mulia. Aamiin.

Bermimpilah pada hal yang tidak mungkin dan gantungkan harapanmu pada pemilik segalanya. Perjuangkan dengan mengingat kepedihan hidup.”

Komentar

  1. WOW congrats ya!! smga dapet yang terbaik kedepannya

    BalasHapus
  2. Wahhh, Sukses terus, selamat yaaaaa

    BalasHapus
  3. woah, congrats ya, sukses terus get kedepannya

    BalasHapus
  4. Get:") sukses selalu yaa pokoknya all the best! selamaat

    BalasHapus

Posting Komentar