[Perjalanan Menuju FKUI] Gita Aqilah Nuha



PERJALANAN MENUJU FKUI
Perkenalkan, nama saya Gita Aqilah Nuha. Saya biasa dipanggil Gita atau Nuha oleh keluarga dan teman-teman saya. Saya lahir di Ponorogo pada tanggal 27 Agustus 1998, namun saya telah lama tinggal di Jayapura sejak kecil termasuk bersekolah hingga SMA di sana. Ketika SMA, saya bersekolah di SMAN 1 Jayapura.
Kesan pertama saya terhadap Universitas Indonesia (khususnya Fakultas Kedokteran) sebenarnya tidak terlalu khusus. Saya cukup sering mendengar kabar bahwa Universitas Indonesia merupakan salah satu universitas negeri yang tersohor di Indonesia. Saya mendengar kabar ini terutama dari keluarga saya dan juga keluarga seorang kakak kelas yang saat itu sedang berkuliah di sana. Persepsi saya terhadap universitas ini semakin baik setelah sempat diajak kakak kelas saya itu berkeliling di sekitar gedung Rumpun Ilmu Kesehatan dan melihat sendiri bagaimana lingkungan universitas ini sendiri.
Di SMA, saya berusaha untuk belajar dengan lebih baik mengingat reputasi FKUI yang sangat baik (terutama dalam hal prestasi). Waktu itu, salah satu mata pelajaran favorit saya adalah biologi. Karena dalam mempelajari ilmu kedokteran pada umumnya harus menguasai pelajaran biologi, saya mulai lebih banyak belajar biologi. Hal ini muncul sejak saya mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) ketika saya duduk di bangku SMP dan berlanjut ketika saya ditunjuk untuk mengikuti (OSN) pada tahun pertama (tetapi terhenti di tingkat provinsi) dan kedua saya di SMA.
Saya dan keluarga saya menunggu hasil pengumuman SNMPTN dengan harap-harap cemas. Saat itu keluarga saya menganggap bahwa peluang saya untuk diterima di FKUI melalui SNMPTN sangat kecil, jadi saya pun diminta untuk belajar untuk menghadapi SBMPTN atau mengikuti ujian masuk di sekolah tinggi milik lembaga kenegaraan seperti STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) jika nantinya saya tidak diterima di jalur SNMPTN. Sebenarnya saya enggan melakukannya karena heran dengan sikap pesimis keluarga saya, namun akhirnya saya ikuti saja apa yang diminta. Dalam hati, saya memikirkan anggapan keluarga saya, yang kemudian membuat saya agak down ketika memikirkannya. Belum lagi sikap saya yang (mungkin) memang dasarnya pesimis dan sudah berpikir yang bukan-bukan lebih dahulu.
Beberapa hari kemudian, tibalah hari ketika hasil seleksi SNMPTN diumumkan, tepatnya pada tanggal 9 Mei 2016. Saya yang hari itu telah mendapat kabar itu dari ayah saya segera melihat hasil seleksi tersebut bersama ibu saya. Masih dengan harap-harap cemas, kami melihat hasil seleksi yang diumumkan melalui website-nya. Satu persatu kata kami titi demi mengetahui seperti apa hasilnya.
Pada saat itulah, kami melihat pernyataan lolos pada akun SNMPTN saya.
Perasaan kami pada saat itu antara senang, bersyukur, dan lega. Senang karena berhasil lolos ke FKUI, bersyukur karena doa-doa yang selama ini saya panjatkan terkabul – dan saya pun langsung sujud syukur begitu mengetahui pengumuman hasil SNMPTN tersebut, dan lega karena asumsi tentang saya yang tidak mungkin lolos SNMPTN tersebut tidak benar.
Setelah berhasil lolos seleksi SNMPTN, ada tekad dalam benak saya untuk berusaha lebih baik di tingkat universitas ini mengingat banyaknya saingan yang juga lolos seleksi (termasuk seleksi SBMPTN dan SIMAK UI kemudian). Saya memiliki harapan untuk diri saya (tidak terlalu besar sebenarnya) yaitu dapat menjalani kehidupan kampus ini dengan lancar serta berjuang lebih baik untuk dapat mencapai cita-cita saya yaitu menjadi seorang dokter yang terafiliasi dengan kepolisian (dokter forensik). Harapan saya yang lainnya adalah dapat memberikan yang terbaik dari saya untuk keluarga saya dan mengkontribusikan segalanya yang saya punya untuk FKUI.

Terakhir, seperti yang dikatakan oleh Aldous Huxley, kebahagiaan itu seperti batu arang yang diperoleh sebagai produk sampingan dalam proses pembuatan sesuatu. Saya akan berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan saya sendiri selagi berkuliah di FKUI. Saya menganggap saat-saat menyenangkan memang sangat sulit dibuat, namun saya cukup percaya saat-saat tersebut dapat saya peroleh dalam setiap kegiatan yang berlangsung di FKUI.

Komentar

  1. keren bgt perjuangannyaa semangat trs ya gita!

    BalasHapus
  2. Wah hebat sekali gita, jauh jauh dari papua dan bisa lolos di fkui!

    BalasHapus
  3. Walaupun jauh dari Papua, Gita tetap strong yaa! Semangat!

    BalasHapus
  4. Febrina Alivia Wantania15 Agustus 2016 pukul 19.10

    Gita semangatt terus yaa!! Ayo buat bangga Papua dan Indonesia!

    BalasHapus
  5. hebat bgt perjuangan dri jayapura bisa masuk FKUI, sukses terus ya gita semangat on your study!

    BalasHapus
  6. mantap deh Git, anak OSN, kesannya pake quotenya Aldoux Huxley lagi hehe. Semangat terus ya Git!

    BalasHapus
  7. mantab pioner dokter dari timur nih semangat giit

    BalasHapus
  8. mantab pioner dokter dari timur nih semangat giit

    BalasHapus
  9. EDIANTI RATNINGPOETI15 Agustus 2016 pukul 20.10

    gita hebat banget lewat snmptn! sukses terus yaa

    BalasHapus
  10. Keren, Dokter Forensik!!

    BalasHapus
  11. KEREN BANGET!! sukses bareng yaaa kitaaa gita!

    BalasHapus
  12. lumlaAdemp-de Kyle Skeet download
    joimesunroy

    BalasHapus

Posting Komentar