[Perjalanan Menuju FKUI] Jessy Hardjo


Hai semuanya! Kenalin namaku Jessy Hardjo, biasa dipanggil Jessy. Aku berasal dari SMA IPEKA International Christian School, Jakarta. Sejak kecil, aku memang bercita-cita menjadi dokter walaupun gak ada satupun di keluargaku, atau bahkan di keluarga besarku, yang berprofesi sebagai dokter. Awalnya, kedua orangtuaku berpikir aku hanya asal ngomong dan tidak akan benar-benar menjadi dokter. Begitu juga pikirku dulu. But as I grew up, I realized that being a doctor really is my calling and passion. Aku merasa sangat senang ketika dapat membantu orang lain, dan berguna untuk orang-orang di sekitarku. Terbayang di hati dan pikiranku betapa senangnya diriku ketika menjadi dokter nanti, saat aku melihat orang masuk ke ruanganku dengan wajah yang sedih, lalu keluar dengan perasaan senang dan senyum lebar di wajahnya. Itulah salah satu impian yang menjadi motivasi terbesarku yang terus mendorong aku untuk mengejar cita-citaku menjadi seorang dokter. Menurutku, dokter merupakan profesi yang sangat mulia, dan aku percaya bahwa semua tenaga, waktu, materi, dan usaha yang telah dan harus kukerahkan nantinya dalam perjuanganku menjadi seorang dokter tidak akan sia-sia.  
Demi mencapai impianku tersebut, aku ingin sekali masuk ke universitas impianku, Universitas Indonesia, karena aku percaya bahwa UI adalah universitas terbaik di Indonesia. Aku sudah bertekad akan mengikuti segala macam jalur test agar dapat masuk FKUI. Aku tahu, untuk bisa lulus test FKUI tidaklah mudah, apalagi aku berasal dari sekolah internasional dengan kurikulum yang berbeda dari kurikulum Indonesia. Karena itu, aku mengikuti Camp Intensive selama satu bulan untuk mempersiapkan diriku untuk mengikuti SIMAK dan SBMPTN. Pada saat awal les, jujur aku shock dan sempat mental breakdown juga karena sedikit banget soal SIMAK tahun-tahun lalu yang dapat kukerjakan. Bahkan sampai dua minggu sebelum SIMAK KKI pada tanggal 29 Maret 2016, aku merasa masih sangat gak siap dan belum bisa apa-apa. Sedih, takut, pasrah. Itulah yang kurasakan pada saat itu. Aku berdoa, aku meminta pertolongan-Nya, dan puji Tuhan aku diberi kekuatan. Aku disadarkan bahwa banyak teman-teman sepantaranku di luar sana yang mungkin merasakan juga apa yang sedang kurasakan, tetapi mereka tidak menyerah dan terus berusaha. Untuk itu, aku juga tidak boleh menyerah, dan aku harus berikan lebih lagi karena aku tahu pada saat itu, aku belum memberikan usaha terbaikku. Setiap harinya aku belajar 4 sesi, dengan setiap sesinya berdurasi 2 jam. Belajar 8 jam per hari selama satu bulan tak ku rasa cukup, aku meminta pelajaran tambahan lagi setiap malam, usai kelas terakhirku. Karena guru-guru yang mengajarku juga merupakan mahasiswa, mereka tidak dapat memberikan banyak kelas tambahan. Untuk itu, aku bertekad belajar sungguh-sungguh sampai setidaknya jam 2 pagi setiap harinya, dan aku benar-benar melakukan itu. SIMAK KKI adalah ujian pertama yang kukerjakan dan aku masih ingat selesai ujian, aku menangis. Aku merasa gagal. Aku berpikir bahwa aku pasti tidak lulus SIMAK KKI ini, dan untungnya teman-teman baikku ada pada saat itu untuk menghiburku. Teman-temanku itulah yang menenangkanku dan menyemangatiku untuk tidak putus asa karena masih ada SIMAK kelas regular dan SBMPTN. Orangtuaku juga terus men-support aku dan mereka terus berkata “gak apa-apa, yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik.” Dua hari setelah itu, aku ujian SBMPTN, dan lima hari setelah SBMPTN adalah ujian SIMAK Reguler.
Setelah melewati semua ujian tersebut, aku merasa lega, sedih, khawatir, dan juga takut. Jujur aku merasa kecewa dengan diriku sendiri karena aku merasa aku belum melakukan yang terbaik. Aku merasa bahwa aku belum mengerahkan kemampuan terbaikku, dan seharusnya aku berjuang dan belajar lebih keras lagi. Sambil menunggu pengumuman, yang dapat kulakukan hanyalah berdoa, berdoa, dan berdoa. Aku percaya semua sudah diatur olehNya, untuk itu kuserahkan segala sesuatunya itu, kekhawatiranku, ketakutanku, kesedihanku, semua kupasrahkan kepadaNya. Sebenarnya dari ketiga ujian tersebut, aku merasa paling tenang dan puas dengan kinerja kerjaku pada saat mengerjakan SIMAK Reguler. Tapi sejujurnya, aku memang lebih mengharapkan FK KKI karena aku lebih nyaman belajar dengan bahasa Inggris, dan aku ingin merasakan kuliah di luar negeri serta mengejar title double degree. Dan ternyata, Tuhan mendengar doaku. Walaupun aku merasa SIMAK KKI ujian yang paling berat dibanding ketiganya, dan aku paling tidak bisa mengerjakan ujian SIMAK KKI, aku diterima di FK KKI. Aku masih ingat pada saat pertama kali aku dikabari lewat telepon bahwa aku lulus ujian SIMAK KKI, aku merasa sangat senang, bangga, dan tentunya sangat amat bersyukur. Aku lega karena akhirnya ketakutanku hilang juga, walaupun memang aku masih harus melewati tahap interview. Aku ingat bagaimana bangga dan senangnya orangtuaku ketika mendengar kabar kelulusanku itu, dan aku ingin melihat reaksi itu lagi. Untuk itu, aku berusaha sebaik mungkin dalam sesi interview, dan lagi-lagi puji Tuhan, akhirnya aku diterima dan resmi menjadi mahasiwa Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Aku lega dan senang karena segala kerja keras orangtuaku dalam mempersiapkan aku untuk masuk ke FKUI terbayarkan. Untung saja aku tidak mengecewakan mereka.
Harapanku adalah ke depannya nanti, aku bisa menjadi orang yang lebih baik, yang terus mau belajar, pantang menyerah, dapat belajar dari kesalahan, dan dapat menerima perubahan. Aku berharap aku dapat menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, peduli, aktif, dan berintegritas. Yang pasti, aku ingin menjadi dokter yang sesuai dengan harapan orang-orang, seorang dokter yang memenuhi Five Star Quality Doctor. Aku juga berharap agar orangtuaku dapat terus men-support aku, memotivasi aku, dan menuntunku dalam mencapai cita-citaku itu. Aku ingin membuat mereka senang dan bangga, karena hanya itulah yang setidaknya dapat kulakukan sebagai rasa terimakasihku atas jasa mereka yang tak terbalaskan dengan apapun juga. Aku ingin membuat mereka merasa berhasil sebagai orangtua. Selain itu, harapanku terhadap FKUI adalah kiranya FKUI dapat memberikan pelajaran dan fasilitas yang terbaik sehingga dapat memaksimalkan potensi-potensi dalam diriku, dan menuntunku menjadi seorang dokter yang kompeten.
Tips dariku bagi kalian yang ingin masuk FKUI adalah ketika menghadapi ujian tertulis nanti, jangan langsung down atau panik ketika melihat soal. Mental block inilah yang membuyarkan semua konsentrasiku saat mengerjakan soal SIMAK KKI. Melihat jenis soalnya yang baru, aku langsung panik dan merasa tidak bisa. Akhirnya, yang ku takutkan pun benar-benar terjadi, I went blank! Untuk itu, tips dariku ketika kalian menghadapi test adalah pertama-tama berdoa dulu sebelum membuka soal. Luangkan waktu beberapa menit sebelum mengerjakan untuk membaca cepat soal-soal test, dan tentukan yang mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Kerjakan soal-soal yang menurutmu lebih gampang terlebih dahulu, dan jika masih ada waktu, baru kerjakan soal-soal yang lebih susah. Jangan panik atau takut ketika melihat jenis-jenis soal yang tidak familiar. Belajar untuk tetap tenang agar dapat berpikir jernih, dan dengan pikiran yang jernih lah kita akan dapat mengerjakan soal-soal yang sulit itu!

“Do your best and let God do the rest!”

Komentar

Posting Komentar