[Perjalanan Menuju FKUI] Kharisma Zatalini Giyani

Perkenalkan nama saya Kharisma Zatalini Giyani. Orang-orang biasa memanggil saya

Ima. Seperti kebanyakan anak kecil pada umumnya, sewaktu kecil ditanya ingin menjadi apa

saat besar nanti, dengan semangat saya menjawab “dokter!”. Seiring berjalannya waktu cita-cita

saya sempat berubah-ubah, sempat menjadi seorang ekonom, sempat juga ingin menjadi

seorang arsitek. Namun cita-cita tersebut kian pudar saat masa-masa akhir sekolah dasar.

Menginjak ke jenjang pendidikan berikutnya, saya mulai lebih serius memikirkan ingin jadi

apakah saya saat besar nanti. Dengan berbagai pertimbangan saya akhirnya dengan mantap

menentukan ingin menjadi seorang dokter kelak.

Keinginan saya untuk menjadi dokter saat kecil berawal dari keinginan saya untuk bisa

menjadi seperti ayah dan ibu saya yang berprofesi menjadi seorang dokter. Memang alasan

yang sangat sering didengar, namun memang dari sanalah keinginan saya untuk menjadi

seorang dokter pertama kali muncul. Saya senang saat melihat ayah ibu saya berhasil menolong

pasiennya sehingga sang pasien dapat menjadi sehat dan tersenyum kembali. Mendengar

seseorang berkata “terima kasih dok,” suatu hari nanti pada saya karena saya telah bisa

meringankan bebannya.

Profesi dokter adalah profesi menolong, dimana kita sebagai dokter harus selalu

berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk memberikan yang terbaik, sayapun harus

ditempa dan menimba ilmu ditempat yang terbaik juga. Maka dari itu sayapun menetapkan untuk

ingin melanjutkan studi saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dengan harapan

saya bisa menjadi seorang dokter yang baik nantinya karena telah belajar ditempat terbaik dan

dari dosen-dosen yang dapat menjadi panutan yang baik pula bagi saya.

Setelah menetapkan FKUI sebagai target perguruan tinggi yang ingin saya tuju, sayapun

berjanji pada diri saya sendiri untuk berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai target

tersebut. Dari awal saya tahu bahwa diterima menjadi mahasiswa FKUI bukanlah hal yang

mudah, ada ribuan orang lainnya yang ingin diterima di salah satu fakultas kedokteran terbaik

bangsa ini, namun hal ini tidak mendemotivasi saya, sebaliknya saya merasa lebih semangat

dan tertantang untuk bisa diterima menjadi mahasiswa FKUI. Usaha-usaha kecil telah saya

mulai lakukan semenjak akhir-akhir SMP. Saya mulai membiasakan diri untuk teratur belajar dan

membiasakan diri untuk lebih suka menolong orang-orang lain disekitar saya. Perjuangan

sesungguhkan dimulai pada saat saya SMA. Semenjak kelas 10, saya selalu berusaha

setidaknya mempertahankan nilai yang baik, sambil terus berusaha meningkatkannya. Walapun

focus belajar, sayapun tetap aktif dalam berbagai kegiatan disekolah agar dapat

mengembangkan soft skill saya.

Memasuki kelas 12, seperti siswa kelas 12 lainnya, sayapun mengikut bimbingan belajar.

Mengertahui target perguruan tinggi yang saya inginkan sangat membantu saya dalam

menyusun strategi belajar dan lainnya. Saya mendorong diri saya untuk serius mempersiapkan

ujian tulis untuk masuk perguruan tinggi negri karena saya berasal dari sekolah swasta,

sehingga saya tidak ingin terlalu berharap dapat langsung diterima pada saat SNMPTN

undangan. Benar saja saya belum diterima saat pengumuman SNMPTN undangan. Waktu itu

saya sangat amat sedih, butuh beberapa hari untuk bisa kembali semangat dan fokus belajar.

Berbagai ujian tulis saya coba, bahkan ujian tulis universitas lainpun saya ikuti karena takut tidak

diterima dimana-mana. Saat resah menunggu pengumuman hasil ujian yang masih lama itu,

saya sempat berpikir bahwa saya ingin menjadi seorang dokter, maka kalau akhirnya tidak lulus

jadi dokter dari UIpun tidak apa-apa karena tujuan akhir saya adalah ingin menjadi seorang

dokter, bukan menjadi seorang mahasiswa UI saja. Tapi Alhamdulillah saat pengumuman

SIMAK, akhirnya saya membaca kalimat “Selamat, Anda diterima sebagai calon mahasiswa

baru Universitas Indonesia.” Saya senang bukan main melihat kalimat itu di pengumuman hasil

seleksi. Saya langsung bersujud syukur dan menelefon ibu saya. Akhirnya setelah sekian

pengumuman yang mengatakan “Maaf, Anda belum lulus seleksi masuk kali ini,” sayapun

sekarang diterima menjadi mahasiswa FKUI. Pada saat itu saya akhirnya meneteskan air mata

bahagia, bukannya air mata kesedihan dan kekecewaan. Sepanjang perjalanan saya sering

merasa tidak mampu atau merasa semuanya tidak adil, karena ada saja orang-orang yang

sering bermain-main saja tapi malah diterima dengan mudahnya diperguruan tinggi. Saya juga

sering merasa bahwa usaha saya selama ini sia-sia. Namun setiap saya merasa seperti itu saya

selalu memotivasi diri dengan “Allah itu tidak tidur, Allah pasti melihat semuanya, dan semua

usaha tidak akan sia-sia tanpa hasil.”

Setelah menerima hasil pengumuman ada beberapa adik kelas yang menanyakan kiat-

kiat agar dapat diterima di FKUI. Jujur kalau ditanya seperti itu saya agak bingung, tapi dua hal

yang pasti harus dilakukan dan pasti sangat ampuh adalah rajin belajar dan jangan pernah lupa

memohon berdoa kepada Allah SWT, karena usaha tanpa doa itu sama saja bohong.

Sekarang saya telah mencapai target jangka pendek saya untuk diterima menjadi

mahasiswa FKUI, kedepannya saya berharap agar kesempatan emas ini tidak akan saya sia-

siakan, semoga saya dapat berkembang dan menjadi orang yang lebih baik dari saya sekarang

sehingga saya dapat menjadi seorang pengabdi masyarakat yang baik. Untuk mencapai

harapan tersebut saya berharap keluarga saya dapat terus mendukung impian-impian saya dan

dapat menjadi pendukung nomor 1 saya mengenai hal ini. Untuk FKUI saya berharap FKUI

dapat menjadi tempat yang tepat dan nyaman untuk saya belajar dan berkembang selama masa

pendidikan saya.

Komentar

  1. Cerita yang super sekali Ima, saya suka sekali

    BalasHapus
  2. ceritanya perjalanannya keren ma! semangat di UI ya

    BalasHapus
  3. wow, mendengar cerita ima membuat saya merasa tersentuh dengan perjuangan kerasnya.

    BalasHapus
  4. Allah knows best, ya ma. Inspiratif ceritanya :)

    BalasHapus
  5. Semangat terus kuliahnya Ima!

    BalasHapus
  6. Teruskan perjuanganmu, kamu pasti bisa

    BalasHapus
  7. Goodluck kuliahnya Ima, see you in class

    BalasHapus
  8. Suka ceritanya, lanjut terus Ima

    BalasHapus
  9. Sampai bertemu di kesuksesan nanti

    BalasHapus

Posting Komentar