[Perjalanan Menuju FKUI] Maria Angelika Tampubolon

Nama saya Maria Angelika Tampubolon. Lahir pada tanggal 4 Januari 1998 di Medan. Saya merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Sejak masa kecil, saya sering berada di rumah sakit untuk menunggu ibu saya yang sedang bekerja, karena itulah disaat anak lain ketakutan memasuki rumah sakit, saya justru merasa senang, karena saya menganggap rumah sakit sebagai rumah kedua saya saat itu. Melihat pekerjaan ibu saya, saya merasa takjub akan profesi seorang dokter. Profesi yang mampu menyelamatkan nyawa seorang manusia dengan pengetahuannya, dimana seorang pasien menaruh kepercayaannya kepada dokter. Dan sejak saat itulah saya memutuskan untuk menjadi seorang dokter.
Universitas Indonesia merupakan universitas terbaik sekaligus tertua di Indonesia ini. Dan tidak diragukan lagi, bahwa semua orang pasti ingin melanjutkan pendidikannya di universitas ini. Dan saya pun juga merasa seperti itu.
Fakultas kedokteran memang banyak di Indonesia ini, tetapi, UI memiliki fakultas kedokteran yang memiliki prestasi yang bagus di mata masyarakat. Menyandang status sebagai universitas terbaik, pasti fasilitas yang diberikan merupakan yang terbaik, mulai dari sarana prasarana dan juga dosen yang mengajar. Hal ini lah yang membuat saya bertekad untuk masuk ke FK UI. Saya percaya bahwa setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, dan UI menyediakannya. Dan dengan begitu, saya dapat memperluas dan memperdalam wawasan saya dalam dunia kesehatan. Dan dengan adanya program kelas international yang dibuka oleh FKUI, saya merasa hal ini adalah sebuah kesempatan besar bagi saya, karena saya tidak hanya ingin menimba ilmu di negri ini saja, tetapi di luar negri.
Untuk dapat masuk ke universitas favorit di negri ini, tentunya banyak usaha yang saya lakukan. Jauh sebelum tanggal pendaftaran, saya sudah melakukan persiapan untuk test IELTS. Saya pun mengambil klas intensif yang dilaksanakan setiap hari sabtu selama 2 bulan, dan setelahnya mengambil test IELTS. saya mengikuti kelas persiapan, agar hasil test saya nantinya maksimal dan dapat melampaui batas minimal yang diberikan oleh UI. Saya pun mulai membuat motivation letter yang nantinya akan saya unggah sebagai salah satu persyaratan.
Saya terus mencari informasi tentang cara pendaftaran, persyaratan, dan tanggal pendaftaran kepada guru BK saya di sekolah. Hampir setiap hari saya menanyakan tentang pendaftaran talent scouting agar saya tidak ketinggalan informasi. Dan pada akhirnya, guru BK saya memanggil murid-murid kelas 12 untuk menerima username dan password untuk dapat mengakses akun untuk pendaftaran PPKB, tetapi ternyata nama saya tidak dipanggil. Saya merasa bingung dan bertanya kepada guru saya, dan jawabannya hanya “Ibu lupa memasukkan nama kamu”, padahal saat itu tepat seminggu sebelum pendaftaran ditutup. Tetapi keesokan harinya guru saya akhirnya memberikan username dan password yang dapat mengakses akun saya.
Ketika tiba hari dimana pendaftaran dibuka, saya mengumpulkan data saya dengan sebaik baiknya, memeriksa bahwa tidak ada kesalahan nilai, dan memastikan bahwa data data saya telah lengkap. Dan sesaat sebelum saya meng-upload data saya ke akun pendaftaran, saya memeriksa ulang kembali semuanya, apakah hasil scan terlihat dengan jelas, apakah nilai saya sudah sesuai, apakah foto saya sudah mengikuti contoh, dan kesalahan kesalahan lainnya yang mungkin saya lewati.
Sebulan setelahnya, Ibu saya menelfon saya mengtakan bahwa Ibu saya baru saja ditelfon oleh pihak UI yang menyatakan bahwa saya lulus tahap seleksi berkas dan akan mengikut tahap seleksi berikutnya, yaitu psikotest dan wawancara. Saya merasa tidak percaya dan seakan mimpi. Sebelum saya mengikuti kegiatan tersebut, saya mencari informasi sebanyak banyaknya, agar pada saat hari yang ditentukan saya memiliki gambaran akan apa yang saya akan lakukan. Selain mencari informasi tentang kegiatannya, saya juga mencari tahu tentang tips yang mungkin berguna saat melakukan kegiatan tersebut. Saya pun melatih berbicara menggunakan bahasa inggris, supaya pada saat wawancara saya tidak gugup. Saya pun mencatat beberapa hal yang mungkin akan ditanyakan pada saat wawancara nantinya. Saya mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dan tidak lupa saya meminta doa kepada orang tua saya.
Hari untuk melaksanakan psikotest pun tiba, saya merasa sangat gugup, tetapi saya berusaha untuk tetap dengan dan mengerjakan psikotest dengan baik. Saya mengerjakannya dengan konsentrasi tinggi dan sangat hati-hati. Setelah selesai mengikuti test, saya segera mempersiapkan diri untuk wawancara. Saya pun mencari seperti apa model wawancara yang akan saya hadapi nantinya. Tibalah hari untuk melakukan wawancara, saya merasa sangat gugup. Mulailah saatnya untuk wawancara. Satu persatu ruangan saya masuki. Dimulai dari role-play dan diakhiri dengan pertanyaan umum seperti ; kenapa ingin masuk FKUI dan kenapa UI dan bukan yang universitas lain
Setelah selesai wawancara, saya langsung keluar dan merasa lega dan sekaligus cemas. Lega karena akhirnya proses seleksi saya sudah selesai, tetapi cemas karena saya takut akan jawaban saya terhadap pertanyaan wawancara tadi, ada yang salah yang dapat mengakibatkan saya gugur dalam proses seleksi ini. Selama menunggu pengumuman, saya mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian tertulis SBMPTN sebagai plan B saya. Saya mengikuti bimbingan belajar intensif yang dilaksanakan setiap hari. Saya mengikuti bimbingan ini selama kurang lebih 1 bulan lamanya. Sampai tibalah hari pengumuman, 16 Mei 2016. Saat itu, pagi harinya saya masih mengikuti bimbingan belajar, setelah selesai saya langsung menuju rumah dan menunggu di depan komputer untuk melihat hasilnya. Saya merasa sangat takut dan ada sedikit rasa optimis, tetapi tetap merasa cemas. Akhirnya tibalah pukul 16.00 yang sudah dinantikan selama ini. Segera saya buka halaman penerimaan, tetapi website sedang down dan tidak dapat diakses, percobaan kedua membuka website, juga tetap tidak bias. Yang ketiga kalinya, akhirnya saya dapat melihat hasilnya, dan tertera bahwa saya lolos seleksi talent scouting.
Saat itu saya merasa seperti mimpi. Tidak percaya, takjub, bahagia semua bercampur menjadi satu. Saya segera berdoa berterimakasih kepada Tuhan, dan setelahnya segera memberi kabar kepada orang tua dan kerabat terdekat saya. Saya sangat senang dapat bias menjadi bagian dari keluarga besar FKUI. Saya berharap dengan masuknya saya ke FKUI saya dapat semakin terpacu untuk menjadi lebih baik, terlebih dosen-dosen saya nantinya adalah orang orang hebat, dan saya pun ingin menjadi seperti mereka. Dan nantinya, dengan saya menjadi dokter, saya dapat menjaga kesehatan orang tua saya, Saya juga ingin memberikan kontribusi yang berarti bagi negara ini di dunia kesehatan nantinya, terutama dalam bidang kesehatan jiwa.
Selama semua perjalanan yang telah saya hadapi itu, saya past merasakan kelelahan, rasa ingin menyerah tapi saya terus mengatakan kepada diri saya : “Push yourself because no one else is going to do it for you”. Saya memang harus terus mendorong potensi saya sampai batas maksimal, dan dengan begitulah saya dapat mendapatkan hasil yang terbaik.

Komentar

  1. Mantab soul marrr lanjutkan perjuanganmu!

    BalasHapus
  2. asikkk anak talentscout... lanjutkan marr

    BalasHapus
  3. keluarga dokter memang.. hebat kau mar!

    BalasHapus
  4. petjah abis dah emak kakak adek dokter semua gilagilaa

    BalasHapus
  5. lanjutkan dorongannya selalu ya mar semoga ilmu yang diperoleh selalu memberikan manfaat :)

    BalasHapus
  6. ntar bikin rumah sakit keluarga aja deh mar, itu sekeluarga dokter semua :3 yeey hebaat

    BalasHapus
  7. Aduduh kakak adek FKUI wkwk. Sama2 KKI pulaaa. Keren lah, kompak abiz

    BalasHapus
  8. Natasha Citra Maharani16 Agustus 2016 pukul 05.23

    mantap abis marr. sukses terus yaa keluarga dokter����

    BalasHapus

Posting Komentar