Nama saya Maya Shifa Machdini. Saya lahir di Jakarta pada 17 Mei 1999. Saya berasal dari SMA Negeri 61 Jakarta. Sudah ada beberapa lulusan SMA Negeri 61 Jakarta yang diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kisah perjalanan saya berawal dari Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA. Suatu hari saat MOS SMA 61 berlangsung, terdapat satu sesi dimana semua siswa diberikan formulir yang wajib diisi tentang fakultas dan jurusan yang akan dituju setelah lulus dari SMA nanti.
Pada kala itu, saya masih belum tahu apa yang akan saya tulis dalam formulir itu. Sehingga saya bertanya ada orang tua saya apa yang harus saya tulis tentang fakultas dan jurusan yang akan saya tuju nanti. Orang tua saya memerintahkan saya untuk menulis Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia.
Selama perjalanan kehidupan SMA saya, saya mulai menyukai pelajaran Biologi sejak kela 10 hingga 12 awal. Pada masa itu, orang-orang sudah mulai membicarakan tentang berbagai macam fakuktas –fakultas dari perguruan tinggi negri. Pada awalnya saya yakin akan tetap memilih kedokteran hingga akhir. Namun, di SMA saya banyak pula yang ingin masuk ke kedokteran di PTN. Terdapat sekitar 40 orang yang ingin masuk ke kedokteran di PTN.
Pada kala itu saya benar-benar kurang percaya diri atas apa yang harus saya pilih. Apakah saya harus tetap memilih kedokteran atau fakultas lain dan melepas cita-cita saya yang saat itu saya pikir tidak mungkin saya capai. Saya melakukan konseling dengan guru bimbingan konseling dan Ibu saya tentang apa yang harus saya pilih dalam mengisi fakuktas, jurusan, dan PTN. Sesungguhnya Ibu saya sangat ingin saya menjadi seorang dokter karna pemikirannya bahwa dokter itu adalah pekerjaan yang mulia. Namun, rasa tidak percaya diri saya mengalahkan rasa juang saya untuk memilih fakultas kedokteran. Sehingga, berhubung Ibu saya bekerja di perusahaan konstruksi, ibu saya menyarankan untuk lebih baik mundur dan memilih yang sesuai dengan nilai rapor saya, dan pada akhirnya saya pun memilih Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia. Saya juga mendaftarkan diri melalui jalur PPKB dengan memilih fakultas yang sama dengan pilihan di SNMPTN yaitu memilih Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia. Saya masih merasa tidak rela karna harus melepas Fakultas Kedokteran. Saya selalu berdoa pada Allah swt. agar diberikan PTN yang terbaik disetiap solat saya.
Pengumuman SNMPTN bertepatan dengan waktu pengumuman nilai nem Ujian Nasional. Seluruh siswa wajib hadir ke sekolah untuk foto angkatan, gladiresik persiapan perpisahan sekolah, dan foto angkatan. Situs pengumuman penerimaan SNMPTN dibuka pada pukul 14.00, banyak siswa yang sangat antusias untuk membuka situs tersebut, sedangkan saya tidak sama sekali. Banyak teman saya yang lulus menjadi mahasiswa di PTN-PTN ternama. Saya dipaksa teman saya untuk membukanya karna mereka sangat penasaran dengan hasil SNMPTN saya.
Waktu berlalu, saya mulai tegang atas hasil pengumuman tersebut. Saya pun meminta teman saya agar membuka situs tersebut untuk saya. Hasilnya, saya tidak diterima di Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN. Begitu pula kejadiannya saat pengumuman PPKB, saya meminta ayah dan kakak saya agar membukakan situs penerimaan PPKB untuk saya. Hasilnya pun sama, yaitu saya tidak diterima di Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia. Awalnya, saya bersikap seperti tidak ada yang terjadi dan merasa ini baik-baik saja. Namun, lama-kelamaan saya merasa, kesepian, sedih, dan iri atas teman-teman seperjuangan saya saat belajar bersama di bimbel. Satu-persatu bangku sudah mulai kosong.
Setiap hari saya berdoa agar diberi petunjuk untuk memilih fakultas yang tepat untuk masa depan saya. Hari demi hari pun saya merasa makin yakin dan akhirnya saya kembali ke jalan awal saya, yaitu menjadi seorang dokter. Selama perjalanan saya belajar persiapan jalur tulis, saya sering merasa lelah dan tidak sanggup untuk mengerjakan soal-soal yang bahkan tergolong mudah. Namun, teman saya selalu ada untuk men-support saya, sehingga motivasi saya pun muncul kembali.
Saya mengikuti jalur SBMPTN dan memilih Fakultas Kedokteran UNS, Fakultas Kedokteran Unsoed, dan Matematika UI. Saya tidak diperbolehkan memilih Fakultas Kedokteran UI dan Fakultas Kedokteran Unpad oleh orang tua saya, karna mereka kurang percaya pada kemampuan saya yang terlihat dalam nilai-nilai try out saya yang tidak cukup sesuai dengan passing grade Fakultas Kedokteran UI dan Fakultas Kedokteran Unpad. Saya pun megikuti jalur SIMAK UI dan memilih 6 jurusan, antara lain Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik Sipil kelas Reguler, Fakultas Teknik Sipil kelas Paralel, Fakultas Teknik Komputer, Fakultas Farmasi kelas Reguler, dan Fakultas Matematika kelas Paralel.
Saat pengumuman jalur SBMPTN, untuk pertama kali saya yang membuka langsung situs pengumuman penerimaan, saya ditemani kakak saya saat membuka. Hasilnya, saya tidak lolos masuk PTN dijalur SBMPTN. Hanya tinggal satu-satunya harapan ku agar aku bisa menjadi mahasiswa UI tahun ini, yaitu di jalur SIMAK. Saat itu saya sudah benar-benar berserah diri pada Allah swt. Sebelum saya membuka situs pengumuman SIMAK, saya menelpon Ibu saya untuk meminta doa, bahkan saya sudah meminta maaf pada ibu saya atas apa yang bahkan belum terjadi. Saya meminta maaf jika nanti setelah saya membuka situ tersebut, saya akan membawa kabar buruk untuk Ibu saya. Ternyata hasilnya, saya diterima di Fakultas Kedokteran UI. Saya sangat tidak percaya atas apa yang tertulis di situs tersebut. saya bertanya pada kakak saya, yang saat itu menemani saya membuka situs tersebut, apakah benar saya lolos di FKUI. Saya pun langsung menelpon Ibu saya yang sedang kerja bahwa saya lolos di Fakultas Kedokteran UI. Ibu saya luar biasa senangnya. Bapak saya yang saat itu sedang di rumah pun memeluk saya dengan bangganya.
Lolos menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UI merupakan sebuah mukjizat. Kerja keras saya semua terbayar atas lolosnya saya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UI tahun 2016. Memang lah Allah swt. maha pemberi rezeki dan jawaban atas kegelisahan umatnya.
Harapan saya untuk diri saya adalah semoga saya dapat menjalani amanah ini dengan sebaik-baiknya, dan kelak saya bisa menjadi dokter yang amanah. Harapan saya untuk keluarga saya adalah semoga keluarga saya bisa dijaga Allah swt. dan saya bisa melihat mereka sampai saya menjadi dokter yang sukses dan membanggakan mereka. Harapan saya untuk FKUI adalah semoga FKUI bisa selalu jaya dan akan terus yang terbaik dalam membimbing mahasiswa-mahasiswa calon dokter ini.
“Allah swt. selalu ada untuk kita, berusahalah semaksimal mungkin, hasil tak akan berkhianat”
Menginspirasi
BalasHapusWaah hebatt! Sukese teruuus!
BalasHapusJangan pernah menyerah, semoga sukses selalu di FKUI
BalasHapusInspiratif sekali Maya! Suskes terus ya buat kamu
BalasHapusterus semangat Maya!
BalasHapusaku suka cerita mu may
BalasHapusGOOD STORY
BalasHapusJangan pernah berhenti bermimpi ya maya!! sukses selalu
BalasHapus