[Perjalanan Menuju FKUI] Muhammad Farel Ferian


Halo, perkenalkan nama saya Muhammad Farel Ferian, biasa dipanggil Farel. Sekarang saya menjadi bagian dari mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Indonesia 2016 atau yang biasa disebut FKUI. Untuk menjadi salah satu mahasiswa FKUI tentunya butuh perjuangan, banyak rintangan, tantangan, penolakan, kekecewaan , darah, keringat dan air mata bagi kalian yang seperti saya ini untuk dapat menjadi bagian dari salah satu fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Saya akan menceritakan sedikit tentang perjalanan saya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sewaktu kecil impian saya bukanlah menjadi dokter, jika guru, teman atau siapapun bertanya apa cita-cita saya jawabannya pasti bukanlah dokter. Menjadi dokter sama sekali tidak pernah terlintas dibenak saya sewaktu saya SD. Waktu itu jika kalian bertanya akan menjadi apa ketika sudah besar saya pasti akan menjawab menjadi tentara angkatan darat. Sungguh sebuah impian yang besar bagi seorang anak yang berbadan tidak kurus, tidak tinggi dan kurang menyukai olahraga pada saat itu.
Seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan kedewasaan, saya menyadari bahwa saya hanya bisa menggapai hal-hal yang ada dalam jangkauan saya. Tidak ada gunanya untuk memikirkan jauh kedepan jika kita belum tentu dapat  menggapai apa yang dekat dengan kita. Bahwa untuk memikirkan jauh ke masa depan adalah hak orang-orang yang dapat menggapai apa yang ada hadapannya. Mulai saat itu, saya mulai dari bermimpi kecil. Saya bermimpi pada saat itu, saya ingin diterima SMP 115 Jakarta, saya tidak pernah berani untuk memikirkan setelahnya jika saya tidak dapat mencapai mimpi sekecil itu.
Ketika saya diterima SMP favorit di daerah saya tinggal itu barulah saya kembali berani bermimpi. Waktu SMP saya mengetahui dulu ibu saya bercita-cita menjadi dokter tetapi, karena keterbatasan fiskal dan kesehatan kakek yang kurang baik pada kala itu dengan lima orang anak, ibu saya harus memilih jurusan lain yang lebih terjangkau. Mulai saat itu timbul dalam diri saya keinginan untuk meneruskan cita-cita ibu bertepatan dengan kegalauan diri mau menjadi apa ketika besar nanti. Saya mulai memikirkan cara bagaimana cara saya menjadi dokter. Saya mulai dengan menargetkan masuk ke SMA yang lebih berpeluang diterima di universitas yaitu SMA Negeri 8 Jakarta. Saya sangat ingin masuk fakultas kedokteran terbaik di Indonesia yaitu FKUI dan saya berharap SMAN 8 Jakarta dapat mendekatkan saya dengannya.
Setelah saya diterima SMAN 8 Jakarta, saya optimis dapat diterima di FKUI tetapi, nilai-nilai rapot selama SMA tidak seperti yang saya harapkan. Benar jika dikatakan penyesalan selalu datang di akhir. Saya merasakan hal itu di penghujung kelas 12, saya merasa menyesal karena terlalu banyak bermain-main dan berorganisasi sehingga mengorbankan nilai tugas dan ulangan. Ketika SNMPTN mulai mendekat akhirnya saya memutuskan FK UNPAD sebagai pilihan pertama.
Saya teringat pada hari itu adalah hari pengumuman SNMPTN, saya sedang mengerjakan tryout di salah satu bimbingan belajar di Tebet. Suasana gelisah dapat dirasakan menyelimuti semua orang. Ada yang menangis lega karena diterima di jurusan dan fakultas pilihannya, ada yang menangis histeris karena tidak diterima dan ada juga yang berhenti mengerjakan tryout karena sudah diterima. Saya sendiri belum membuka hasilnya karena tidak ada sinyal pada waktu itu, perasaan optimis dan pesimis bercampur selagi mengerjakan tryout. Setelah tryout saya mengetahui kalau saya tidak diterima. Kecewa memang tetapi saya maklumi karena kesalahan terdapat pada saya yang tidak serius dengan pelajaran.
Saya tidak menyerah karena masih ada SBMPTN dan SIMAK. Saya mengikuti intensif setiap hari  berminggu-minggu lamanya. Setelah SNMPTN saya masih minder dengan FKUI, sadar diri bahwa saya tidak terlalu pintar untuk diterima di fakultas kedokteran terbaik di Indonesia itu maka saya memilih lagi FK UNPAD sebagai pilihan di SBMPTN. Namun, tuhan berkata lain, ketika saya mengetahui pada hari pengumuman bahwa saya ditolak oleh FK UNPAD sebanyak dua kali saya merasakan kekecewaan yang nyaris dengan depresi.
Motivasi ibu dan melaksanakan ibadah tarawih setiap malam di bulan ramadhan pada saat itu adalah yang menyelamatkan saya. Setelah SBMPTN saya hanya belajar sekedarnya untuk menghadapi SIMAK karena saya tau tidak ada yang dapat memprediksi seberapa sulit soal-soal SIMAK tidak seperti SBMPTN. Saya tidak terlalu belajar matematika dan fisika karena terlalu banyak yang harus dicakup dalam waktu yang sangat singkat. Saya hanya fokus pada biologi dan kimia dan berharap yang terbaik.
SIMAK adalah yang paling  berkesan, waktu itu saya mendapat tempat ujian di panlok SMP 52 Jakarta. Mengerjakan soal SIMAK saya berada di antara santai dan serius. Hanya mengerjakan matematika dua nomor dan fisika sekedarnya, saya memastikan saya dapat sebagian besar dari biologi dan kimia. Perasaan setelahnya tidak seperti setelah SBMPTN ada rasa kerelaan dan kepasrahan kepada tuhan. Saya sedang tidur pada waktu pengumuman jam 2 siang itu. Ayah saya yang membuka hasilnya berteriak membangunkan saya. Ternyata saya diterima di FKUI melalui SIMAK. Seperti masih dalah tidur rasanya, saya bertanya kepada ayah saya, apakah benar saya diterima di fakultas kedokteran terbaik di Indonesia itu. Saya sujud syukur ketika itu telah merasakan keberkahan bulan ramadhan.
Saran dan tips yang dapat saya berikan kepada kalian adalah untuk tidak menyerah. Walaupun terlihat tidak ada harapan, putus asa, kecewa, dan kalian merasa marah kalau tuhan tidak adil kalian tetap tidak boleh menyerah. Rencana Tuhan adalah yang paling baik, Tuhan paling tau yang terbaik bagi kalian, ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Jangan lupa tekun belajar dan minta restu orang tua karena ridho orang tua adalah ridho Allah SWT.
Masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bukanlah puncak perjalanan saya maupun kalian. Perjalanan saya untuk menjadi dokter masih panjang. Saya harap kalian dapat sukses masuk FKUI, dan doakan saya ya dalam perjalanan saya menggapai cita-cita.
                                                                                                                 

  

Komentar

  1. selamat ya udah bisa masuk FKUI! semoga sukses nantinya

    BalasHapus
  2. WIIII keren pindah minat dari angkatan darat jadi dokter tapi akhirnya bisa jadi dokter!! :) Sukses terus Farel!!! Semoga cita-citanya tercapai :)

    BalasHapus
  3. Selamat, Rel. Semoga ntar jadi dokter yang sukses.

    BalasHapus
  4. Nadzila Anindya Tejaputri14 Agustus 2016 pukul 23.12

    Hebat banget ya bisa tetep semangat dan terus mengejar impiannya.salut banget!ahaha goodluck ya farel kedepannya:)

    BalasHapus
  5. Rel, aku ngerti kenapa kamu ga bisa jadi angkatan darat ;')
    heheheh
    Jadi dokter juga bagus..
    anak simak mah keren banget dah.. susah soal simak

    Sukses terus rel.. kalo datang, tepat waktu ya pak dokter

    BalasHapus
  6. Wah. Sibuk dong ya belajar terus. Haha. Semangat, Rel!

    BalasHapus
  7. mas mas selow nih si farel keren deh

    BalasHapus
  8. cie farel masuk fkui!!! selamat ya!!

    BalasHapus

Posting Komentar