[Perjalanan Menuju FKUI] Muhammad Haikal Bintang


Halo, nama saya Muhammad Haikal Bintang, biasa dipanggil Bintang. Saya baru saja lulus dari SMAN 1 Depok dan telah diterima sebagai Mahasiswa Baru di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Sungguh luar biasa perjalanan yang saya tempuh, mulai dari kecil, lalu dapat bersekolah di SMA terbaik di kota Depok, dan kini berhasil meraih cita-cita saya sebelumnya yaitu, dapat menimba ilmu di Fakultas Kedokteran UI ini. Oleh karena itu, saya merasa sangat bersyukur atas rahmat yang telah Allah SWT berikan kepada saya, sehingga segala kerja keras, dukungan, dan doa saya, orang tua saya, keluarga saya, dan juga teman-teman saya membuahkan hasil yang setimpal yang mudah-mudahan dapat memberi manfaat dan menginspirasi orang banyak di luar sana.
Ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), jujur saja, saya belum memiliki tujuan hidup/kuliah yang jelas. Namun, saya sudah memantapkan pilihan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang akan saya tuju, yaitu SMAN 1 Depok (smansa). Salah satu faktor utama saya memilih smansa adalah dengan melihat output atau lulusannya. Ketika melihat-lihat pengumuman siswa/siswi smansa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), saya heran, karena siswa/siswi yang diterima di FKUI selalu ditulis di paling atas dan biasanya hanya satu-dua orang yang diterima tiap tahunnya. Setelah saya selidiki lebih lanjut, ternyata satu-dua orang tadi pun juga adalah yang terbaik di angkatannya. Hal ini membuat kekaguman saya bertambah terhadap FKUI.
Masa SMP pun telah usai, dan kini tiba saatnya masa pendaftaran peserta didik baru bagi yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya. Sistem penerimaan peserta didik baru ini menggunakan Nilai Ebtanas Murni (NEM) sebagai indikator penilaian utamanya. Walaupun NEM saya pada saat itu berada di posisi ke-40-an dari 200-an orang yang diterima oleh smansa, saya tetap bersyukur karena dapat bersekolah di sekolah yang saya tuju ini. Namun, dengan melihat ranking saya tersebut, sepertinya akan sangat sulit bagi saya jika ingin diterima di FKUI.
Hari demi hari berlalu, berbagai hal pun terjadi. Saya merasa bahwa nilai rapor yang menjadi acuan penerimaan jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tidaklah tepat. Beberapa murid pandai yang seharusnya mendapat nilai bagus, tidak mendapat nilai sebagus yang seharusnya. Dan tidak sedikit pula, murid yang kurang pandai, namun mendapat nilai yang bagus. Hal ini dikarenakan semua siswa hanya mengejar nilai rapor, untuk mendapat PTN favorit, dan mengabaikan tujuan pendidikan yang sebenarnya, sehingga mereka pun menghalalkan segala cara untuk meraih nilai rapor yang bagus. Hal ini membuat saya prihatin, saya pun harus mengurungkan keinginan masuk FKUI saya, jika masih ingin diterima PTN melalui SNMPTN.
Suatu hari, saya berkunjung ke Institut Teknologi Bandung (ITB). Suasananya yang nyaman dan suhunya yang lebih sejuk daripada di Jakarta dan Depok, membuat saya lumayan tertarik untuk kuliah di sini, apalagi jika melihat sejarahnya. Dan ditambah lagi, setelah saya mengetahui kisah-kisah mengenai siswa-siswa smansa yang diterima di ITB, saya merasa bahwa saya ini adalah calon Mahasiswa ITB. Mulai saat ini, saya memutuskan untuk fokus belajar, sekalian untuk menghadapi SBMPTN, dan berhenti kejar-mengejar nilai rapor. Setelah mempelajari beberapa hal mengenai ITB, saya pun merasa tertarik untuk bersekolah di salah satu jurusan di STEI ITB. Langkah selanjutnya, saya mencoba mengasah kemampuan serta memperdalam pengetahuan saya dengan mengikuti olimpiade di bidang matematika selama setahun di kelas sebelas. Namun sayang, langkah saya harus sudah terhenti di tingkat provinsi.
Waktu-waktu menegangkan bagi kami, murid SMA, telah tiba, karena kini semester lima telah usai dan para siswa mulai sibuk menghitung dan merekapitulasi nilai rapor mereka, serta jurusan kuliah yang mereka tuju. Keraguan pun timbul pada hati saya. Apakah STEI ITB sudah merupakan yang terbaik bagi saya? Dan akankah saya kelak menjadi insan yang bermanfaat selepas lulus dari sana? Keraguan saya bertambah ketika rekapitulasi tahap pertama berakhir, yaitu rekapitulasi nilai per jurusan, karena peringkat saya di STEI adalah yang kedua, sedangkan tahun kemarin hanya satu orang murid smansa yang diterima di STEI ITB melalui SNMPTN. Walaupun saya siap berjuang di SBMPTN, tetap sangat disayangkan jika tidak mampu menggunakan besarnya peluang diterimanya murid smansa melalui SNMPTN. Kemudian iseng-iseng, saya menuliskan FKUI dan Fasilkom UI sebagai jurusan yang saya tuju, pada rekapitulasi tahap dua. Pada tahap ini juga dilakukan pemeringkatan nilai se-angkatan (ranking  paralel). Dengan mengetahui banyaknya murid yang berkeinginan menjadi dokter, saya tidak berharap banyak untuk dapat mendapat peringkat bagus di Kedokteran, khususnya FKUI. Hasil rekapitulasi tahap dua pun diumumkan, saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa nilai rapor saya berhasil mencapai sepuluh besar seangkatan. Saya tidak menyangka bisa mendapat peringkat sepuluh, mengingat selama ini tidak mempedulikan nilai rapor. Dan, yang lebih mengagetkan lagi, saya menempati urutan pertama untuk jurusan Pendidikan Dokter FKUI. Sungguh, saya tidak pernah menyangka hal semacam ini akan terjadi, keterkejutan saya pada peristiwa ini bahkan melebihi keterkejutan ketika pengumuman SNMPTN nanti. Saya pun takjub dan heran, mengapa di antara kesembilan orang, yang nilai rapornya lebih bagus dari saya, tidak ada yang ingin dan berani menuliskan FKUI sebagai pilihan pertama mereka?
Rekapitulasi tahap terakhir akan segera dimulai, dan hanya tersisa beberapa minggu lagi menjelang pendaftaran SNMPTN. Hasil dari tahap tiga ini diprediksi tidak akan berubah banyak dari tahap dua yang lalu. Singkat cerita, pada tahap ini saya teringat cita-cita saya sebelumnya, yaitu untuk menjadi dokter, dan tersadar betapa mulianya profesi dokter itu sendiri, sangat banyak hal bermanfaat yang dapat dilakukan oleh seorang dokter untuk membantu orang lain dan juga masyarakat di sekitarnya. Akhirnya, saya pun membulatkan tekad untuk menjadi seorang dokter. Dan menuliskan Pendidikan Dokter FKUI sebagai pilihan pertama saya, dan Pendidikan Dokter FK UNPAD sebagai pilihan kedua saya.
Detik-detik menegangkan menjelang pengumuman SNMPTN segera tiba, doa-doa dan permohonan tidak hentinya saya luncurkan kepada Allah SWT. Mengingat ada dua orang murid smansa yang diterima oleh FKUI melalui SNMPTN tahun kemarin, peluang saya lolos pada tahun ini boleh dibilang cukup besar. Ditambah lagi, dengan persiapan saya yang cukup matang untuk menghadapi SBMPTN, saya akan menerima dengan lapang dada seandainya saya tidak lolos pada SNMPTN kali ini.
Dan Alhamdulillah.. Allah menjawab doa-doa saya. Siang itu, pada saat pengumuman SNMPTN, tertulis bahwa saya lolos seleksi, dan resmi menjadi Mahasiswa FKUI setelah melakukan rangkaian proses daftar ulang. Saya sangat senang dan bersyukur kepada Allah SWT, karena apapun yang terjadi, tetaplah percaya bahwa Allah memiliki rencana yang terbaik untukmu, “Indeed Allah is the best of planners”, yang harus kamu lakukan adalah jangan menyerah dan tetap melakukan yang terbaik.

Sesegara mungkin setelah membaca pengumuman tersebut, saya mengabari keluarga saya. Keluarga saya sangat senang dan mengungkapkan rasa bangganya kepada saya, saya pun sangat senang. Mudah-mudahan saya dapat membuka lembar kehidupan yang baru di FKUI dengan baik. Dan dapat kembali ke tujuan awal saya, yaitu dapat bermanfaat dan juga menginspirasi banyak orang di luar sana, aamiin. Serta dapat membuat FKUI tidak salah, karena telah memilih saya.

Komentar

  1. selamat ya,memang benar "there is nothing impossible"

    BalasHapus
  2. orang jujur pasti dapet coyy. Selow aja

    BalasHapus
  3. Semangaatt perjuangan belum berakhirr semoga studi lancar di FKUI ^^ aamiin

    BalasHapus
  4. kereeeen!!pertahankan integritas nya!!semangat!

    BalasHapus
  5. kereeeen!!pertahankan integritas nya!!semangat!

    BalasHapus
  6. selamat bin! enak ya dapat undangan, gapusing mikirin sbmptn

    BalasHapus
  7. selamat dan suksess haikaall!

    BalasHapus
  8. ENDANG FARIHATUL IZZa15 Agustus 2016 pukul 21.52

    Alhamdulillah ya kall,sukses terus!

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah!!! quiii kerennn jugaa suksess haikaal!

    BalasHapus

Posting Komentar