[Perjalanan Menuju FKUI] Muhammad Hanif Arfiananda


Halo semua, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan kepada kita semua. Perkenalkan nama saya Muhammad Hanif Arfiananda, biasa dipanggil Hanif. Saya lahir pada tanggal 9 Februari 1998 di Jakarta. Ayah saya bekerja sebagai pegawai swasta dan merupakan Alumni FTUI’87 dan Ibu saya bekerja sebagai dokter dan merupakan Alumni FKUI’88. Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Saya bersekolah di SD Al-Azhar Rawamangun, SMP Al-Azhar Rawamangun, dan SMAN 8 Jakarta. Dari kecil saya sudah sangat dekat dengan kakek saya. Maklum, saya adalah cucu pertama beliau. Saya sering diajak kakek saya ke Rumah Sakit melihat beliau praktik. Saya melihat betapa mulianya menjadi seorang dokter. Dengan menolong orang dan membuat mereka tersenyum kita dapat merasakan kepuasan tersendiri. Namun, itu belum memantapkan hati saya, saya masih ingin menjadi pemain sepakbola seperti idola saya, Frank Lampard. Seiring waktu berjalan, saya merasa bahwa kemampuan saya kurang mumpuni disertai nasihat dari keluarga. Saya memutuskan untuk menjadi dokter saat akhir SMP. Alhamdulilah saya berhasil masuk FKUI. Keinginan saya bukan hanya ingin menjadi dokter biasa, melainkan juga menjadi dokter ahli dalam tim medis di salah satu klub sepakbola Inggris, dokter pribadi presiden, dan bercita-cita dapat berkontribusi dalam membangun rumah sakit umum bagi daerah yang memerlukan.
Universitas Indonesia merupakan universitas tertua dan terbaik di Indonesia, khususnya fakultas kedokteran. FKUI dikenal meluluskan dokter-dokter terbaik bagi bangsa ini. Bukan hanya itu saja, juga menghasilkan tokoh pendiri organisasi pergerakan yang pertama di bangsa ini, dr. Sutomo pada zaman penjajahan.  Keluarga besar saya banyak yang berasal dari kampus ini, baik dari fakultas kedokteran maupun fakultas yang lain. Alhamdulilah mereka semua menjadi orang sukses di bidangnya.
Saya telah melakukan berbagai usaha untuk dapat diterima masuk FKUI. Saya berjuang melalui jalur SNMPTN, Talent Scouting, SBMPTN, Simak Reguler, serta Simak KKI. Untuk SNMPTN saya tidak berharap banyak. Saya berada di ranking 25 yang ingin masuk FKUI. Pada jalur Talent Scouting, saya menaruh harapan besar untuk dapat diterima, terdapat banyak berkas yang harus disiapkan untuk menempuh jalur ini. Skor TOEFL minimal 500, menulis essay tentang motivasi masuk fakultas kedokteran, serta scan rapot dari semester I hingga semester V. Alhamduilah saya lulus tahap awal seleksi berkas. Saya mendapat missed call saat saya tes IUP UGM Inter gelombang 1. Betapa bahagianya saya mendapat email lolos ke tahap berikutnya. Karena terlalu bahagia dan ambisi hanya ingin masuk FKUI, saya pulang ke Jakarta dan tidak mengikuti tes IUP UGM pada hari kedua untuk mengikuti tes MMPI di jalur Talent Scouting FKUI lalu tiga hari setelah itu saya mengikuti tes wawancara. Saya sudah mempersiapkan segala hal untuk tes ini. Dari belajar dari ebook mengenai MMPI hingga belajar untuk wawancara. Setelah tes tersebut saya merasa puas dengan kemampuan saya. Saya berharap sekali pada tanggal 16 Mei 2016 menjadi hari yang paling membahagiakan. Namun, Allah berkehendak yang lain. Saya belum beruntung untuk masuk FKUI pada jalur ini. Saya merasa sangat terpukul dan sedih karena merasa bahwa itu merupakan peluang terbaik yang bisa saya raih. Dua hari setelah pengumuman Talent Scouting yang membenamkan moral saya, perlahan saya bangkit dan kembali belajar di bimbel, les privat serta belajar mandiri. Saya belajar dari jam 7 pagi hingga jam 12 malam demi meraih impian saya. Tak lupa juga disertai ibadah dan doa, Karena tanpa izin Allah semua hal itu takkan terjadi. Saat dihari ujian SBMPTN, saya merasa siap dan yakin dengan apa yang telah saya pelajari selama satu tahun ini. Saya berharap semoga usaha yang telah saya lakukan selama ini dapat berbuah manis. Tak lupa juga meminta doa restu kepada keluarga besar dan teman-teman agar diberi kemudahan dalam mengerjakan soal-soal SBMPTN. Namun saat melihat soal SBMPTN tahun ini, saya merasa terdapat banyak perbedaan dengan soal tahun-tahun sebelumnya. Terdapat banyak tipe soal baru khususnya pada jenis soal TPA. Saya berusaha secara maksimal sesuai dengan kemampuan saya serta berharap semoga diberi petunjuk oleh Allah SWT saat mengerjakan seluruh soal. Setelah mengerjakan soal SBMPTN, saya merasa harapan saya hampir pupus untuk menjadi seorang dokter. Saya bertanya kepada teman mengenai komentar mereka terhadap soal SBMPTN. Ternyata saya tidak sendiri, mereka pun mengeluh dan mengaku mengalami kesulitan. Sesampainya di rumah, saya langsung belajar dan bersiap untuk merajut asa melalui jalur tes Simak UI. Pada saat tes Simak UI, saya merasa soal Simak UI lebih mudah dibandingkan soal SBMPTN. Dibandingkan contoh soal tahun-tahun sebelumnya hal ini tidak lumrah, karena biasanya soal Simak UI jauh lebih sulit dibandingkan soal SBMPTN, saya kembali menaruh harapan besar pada jalur ini. Dengan sisa kedua tes ini (SBMPTN dan Simak UI), saya berharap dapat diterima pada salah satu jalur tersebut.
Hari demi hari menjelang pengumuman, khususnya di momen bulan Ramadan yang mulia pada tahun ini, saya memperbanyak ibadah saya, memperbanyak salat sunnah seraya berharap kiranya Allah SWT mengabulkan segala doa yang saya panjatkan bersama keluarga. Kekhawatiran dan keresahan yang menjangkiti diri, saya pasrahkan sepenuhnya kehadirat Ilahi. Berbagai upaya telah saya maksimalkan, seluruh energi telah saya kerahkan, akhirnya biarlah Allah swt. yang memutuskan. Tanggal 28 Juni 2016 yang merupakan momen yang telah ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pada hari itu perasaan saya berkecamuk tak menentu, berbagai rasa bercampur aduk menjadi satu. Perasaan minder, trauma, rasa takut bila gagal lagi, menjadikan saya tidak mau berharap terlalu banyak seperti pada jalur Talent scouting dan bersiap serta pasrah dengan segala kemungkinan atas hasil pengumuman tersebut. Saya ingin tetap menjaga asa yang saya miliki dengan berencana untuk membuka penguman pada tengah malam.  Namun menjelang siang, kabar itu tiba-tiba datang, ayah sayalah yang mendapat kabar melalui telepon dari bimbel yang mengabarkan pada beliau bahwa saya diterima. Rasa penasaran dan tidak percaya menyeruak tak terbendung setelah mendengar kabar itu itu, saya bergegas langsung membuka website SBMPTN untuk membuktikan rasa penasaran saya. Bergetar jemari diiringi debaran jantung yang berdegup kencang saat saya memasukkan nomor peserta SBMPTN untuk melihat hasilnya. Dan, saat hasilnya terbuka, itu merupakan momen yang menjadi titik balik atas kedukaan dan kegundahan saya, hati saya dipenuhi rasa yang campur aduk antara perasaan bahagia dan  tidak percaya yang muncul bersamaan. Rasanya sepertinya mimpi. Saya sujud syukur dan berterimakasih kepada Allah atas nikmat yang telah ia berikan. Rasa yang timbul pada hari itu menjadi rasa yang tidak akan pernah terlupakan.
Harapan saya adalah dapat bergaul dengan semua mahasiswa FKUI. Bukan hanya kepada senior melainkan juga junior agar bisa membangun rasa kekeluargaan. Saya ingin ikut beroorganisasi demi melatih soft skill dan kerja sama tim. Saya berharap dapat membawa FKUI berprestasi tidak hanya di bidang akademik tetapi juga di bidang olahraga. Saya ingin membawa FKUI juara Futsal di Olimpiade UI. Saya berharap dapat hidup lebih mandiri karena untuk pertama kalinya hidup tidak bersama dengan orang tua. Saya berharap jangan sampai mengecewakan mereka. Saya berharap tetap dapat berkomunikasi walaupun tidak tatap muka setiap hari. Saya berharap tahun depan adik saya bisa menyusul bergabung ke universitas tercinta ini. Rumah akan selalu ramai setiap weekend walaupun tidak bisa setiap saat. Saya juga sudah tidak sabar untuk bercanda tawa dengan mereka setelah pergi beberapa hari.
Kalimat yang selalu menjadi motivasi saya selama ini adalah :
“Pengalaman merupakan jalan terbaik dalam meniti kehidupan”
Saya memilih kalimat tersebut karena untuk menjadi orang yang lebih baik membutuhkan pengalaman entah dari diri sendiri maupun dari orang lain. Jangan pernah takut untuk mencoba, karena apabila mengalami kegagalan. Itu merupakan jalan awal menuju kesuksesan. Allah SWT hanya ingin kita berusaha lebih keras serta mendekatkan diri kepada-Nya. Kita sebagai manusia pasti tak luput dari kesalahan. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dengan banyak pengalaman membuat kita menjadi lebih cerdas dalam menghadapi masalah berikutnya.

Komentar

  1. subhanallah,ternyata memang benar ya usaha keras tak pernah membohongi,semangat trus pak dokter!

    BalasHapus
  2. subhanallah,ternyata memang benar ya usaha keras tak pernah membohongi,semangat trus pak dokter!

    BalasHapus
  3. "Bergetar jemari diiringi debaran jantung yang berdegup kencang" asik banget nih kalimatnya

    BalasHapus
  4. ENDANG FARIHATUL IZZA15 Agustus 2016 pukul 21.38

    WIDIIII sukses selalu ya pak dokk!

    BalasHapus
  5. wowww sangat menginspirasi :') sukses di fkui haniff!

    BalasHapus
  6. wowww sangat menginspirasi :') sukses di fkui haniff!

    BalasHapus

Posting Komentar