Bagi yang membaca tulisan ini, perkenalkan nama saya Muhammad Zaki Bariz Amaanullah. Saya lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 25 Oktober 1998. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Meskipun saya lahir di Nusa Tenggara, namun saya besar di Sumatera Barat, tepatnya di Lubuk Sikaping, Pasaman, Sumatera Barat. Saya menghabiskan masa kecil saya di sana, dan bersekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama di Lubuk Sikaping. Untuk lebih mengembangkan wawasan dan mencoba untuk belajar mandiri, saya melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Padang Panjang di kota Padang Panjang. Selama SMA saya tinggal di asrama, dan di sana saya mulai menyusun rencana masa depan untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada awalnya, saya tidak begitu tertarik dengan dunia kedokteran. Pola pikir kebanyakan orang yang mengganggap bahwa kedokteran itu lebih identik kepada hafalan membuat saya menjadi kurang berminat pada pilihan tersebut karena sejujurnya saya merasa tidak terlalu mahir dalam hal menghafal. Meskipun demikian, saya menyenangi pelajaran biologi di kelas, terutama yang berhubungan dengan tubuh manusia. Saya merasa cukup tertarik untuk memelajari lebih dalam, namun ragu untuk memilih kedokteran sebagai jalan hidup selanjutnya. Akan tetapi, keraguan saya terhapuskan ketika menginjak kelas sebelas. Sebuah diskusi panjang dengan orang tua saya, membuat saya menyadari bahwa jalan menjadi dokter itu tidak hanya dengan menghafal, namun memiliki banyak cara untuk mencapainya. Pun dengan esensi menjadi seorang dokter yang dijelaskan oleh ibu saya (beliau adalah seorang dokter), membuat saya menjadi sangat tertarik dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di jurusan kedokteran.
Pilihan saya jatuh kepada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, karena saya menganggap bahwa tempat itu merupakan pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan saya. Tidak sedikit kritik yang datang menghampiri, mengingat di daerah saya, Sumatera Barat, juga terdapat universitas negeri yang memiliki jurusan serupa. Namun, yang menguatkan saya untuk memilih Universitas Indonesia, selain dari dorongan orang tua, juga keinginan saya untuk mencoba lebih mandiri dengan berkuliah di luar daerah. Saya menganggap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, sehingga saya pun sangat bersemangat untuk melanjutkan studi di sana.
Jurusan kedokteran di Universitas Indonesia memiliki banyak peminat dari seluruh Indonesia. Hal ini berarti bahwa jalan saya untuk menuju ke sana tidak akan mudah. Saya pun sudah menyadari hal ini sedari awal, sehingga usaha yang harus saya lakukan haruslah lebih dari apa yang biasanya dilakukan kebanyakan orang. Belajar dengan sungguh-sungguh, diiringi dengan doa dan ibadah, adalah konsekuensi dari pilihan yang saya buat demi mencapai tujuan saya. Memohon doa dari orang tua dan guru-guru serta teman-teman juga merupakan salah satu kunci sukses dalam mencapai tujuan.
Pada saat mengisi pilihan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), saya mengisi pilihan pertama dan satu-satunya dengan pilihan Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Saya mengerti apa yang saya lakukan sangatlah berisiko, namun saya sudah meneguhkan hati untuk tetap pada pilihan saya. Keinginan saya untuk melanjutkan kuliah di jurusan kedokteran Universitas Indonesia sudah bulat. Di lain pihak saya juga menyadari bahwa peluang saya untuk lolos melalui jalur ini sangalah tipis, karena sudah lama tidak ada lulusan dari SMA saya yang berkuliah di jurusan tersebut. Hal ini membuat saya merasa pasrah dan berniat untuk melanjutkan perjuangan melalui jalur ujian tulis.
Setelah ujian nasional, saya mulai mengikuti pelajaran tambahan untuk persiapan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di salah satu lembaga bimbingan belajar di kota Padang. Saya terus terang tidak terlalu berharap akan lulus melalui jalur SNMPTN, oleh karena itu saya fokus belajar untuk mengikuti jalur SBMPTN. Pada hari pengumuman SNMPTN, saya sempat ragu untuk membuka halaman pengumuman karena takut tidak akan sesuai dengan apa yang saya harapkan. Ternyata, Allah Swt mengabulkan doa saya. Saya lulus SNMPTN dan akan melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya sangat gembira melihat pengumuman tersebut dan langsung memberitahukannya kepada orang tua dan guru-guru di sekolah. Mereka turut bersyukur dan memberikan ucapan selamat atas kelulusan saya. Hari itu merupakan salah satu hari yang membahagiakan di dalam kehidupan saya.
Dengan lulusnya saya di jurusan kedokteran Universitas Indonesia, berarti saya akan memiliki tanggung jawab dan peran yang baru sebagai mahasiswa Universitas Indonesia. Saya berharap dapat meneruskan jejak ibu saya sebagai dokter, atau bahkan melampaui beliau. Memasuki jurusan yang banyak diminati, menjadikan persaingan di sini akan menjadi sangat ketat karena tempat ini pasti dipenuhi oleh orang-orang yang berbakat. Satu hal yang selalu saya pahami dan menjadi sumber motivasi dalam menjalani hari adalah bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Oleh karena itu, saya akan berusaha keras untuk menjalani kehidupan sebagai mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Semoga saya dapat mengukirkan prestasi selama berkuliah di sini dan membuat kedua orang tua saya bangga memiliki anak seperti saya.
Boleh dijadikan contoh banget nih! Semangat terus Zaki, semoga kelak menjadi dokter yang berdampak bagi banyak orang :D
BalasHapuswaah hebat bangett! semangat terus ya Zaki!
BalasHapusCerita kamu sangat menginspirasi Zak! Selamat yaa, semoga kita dapat menjadi dokter sukses yang dapat berkontribusi besar untuk kesehatan negara
BalasHapusBah! Mantap lah uda Zaki
BalasHapusBravoo! Teruskan perjuanganmu yang panjang Zaki!
BalasHapussemangat teruuuss ya zakk!!
BalasHapusMan Jadda Wajada
BalasHapus