[Perjalanan Menuju FKUI] Ni Gusti Agung Ayu Putu Tika Andayani

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membangun suatu bangsa. Pendidikan menciptakan pribadi-pribadi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berbudi pekerti luhur. Oleh sebab itu, pada era ini, manusia berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik. Salah satu cara untuk memperoleh pendidikan adalah dengan cara bersekolah dan berkuliah di tempat terbaik di negeri ini.
Setiap orang memiliki kisahnya sendiri dalam memperjuangkan pendidikannya. Kisah yang mana menggambarkan keberanian, perjuangan, kerja keras dan semangat pantang menyerah. Kisah yang telah saya alami baru-baru ini yaitu perjalanan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya yang bernama lengkap Ni Gusti Agung Ayu Putu Tika Andayani merupakan anak pertama dari pasangan I Gusti Agung Made Bajradana dan Ni Putu Rusmini. Saya lahir tanggal 1 Desember 1998 di Tabanan, Bali. Saya suka mambaca buku, bermain catur, menjawab teka-teki silang, menonton film dan mendengarkan lagu untuk mengisi waktu luang saya. Setelah saya menamatkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tabanan, saya diterima untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN. Saat ini saya tinggal di Asrama Mahasiswa UI Depok. Hal yang sangat ingin saya wujudkan di dunia ini adalah memberikan pengobatan gratis untuk pasien saya kelak.
Dalam benak saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah banyak mencetak dokter-dokter yang kompeten. Kualitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebanding dengan kesulitan untuk menembusnya. Hal ini menjadikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang program studinya hanya Pendidikan Dokter ini memiliki passing grade yang tinggi. Selain itu, alasan banyaknya siswa yang memilih menjadi dokter di Universitas Indonesia karena fasilitas di Universitas Indonesia sangat lengkap dan sangat memudahkan untuk proses pembelajaran kedepannya.
Awalnya saya kebingungan dalam menentukan universitas saat SNMPTN. Orang tua saya awalnya melarang saya untuk berkuliah di luar Bali. Mereka berpendapat bahwa dimana saja kuliah sama saja toh hasilnya sama-sama jadi dokter. Tetapi saya berpendapat yang berlawanan, saat menjadi mahasiswa, saya berkeinginan untuk belajar bagaimana hidup merantau bukan hanya sekadar belajar untuk mendapatkan gelar. Saya membujuk dan meyakinkan orang tua saya bahwa saya akan belajar dengan sebaik-baiknya dan saat pulang ke Bali nanti saya akan membanggakan mereka. Setelah itu, saya berhasil mendapatkan restu dari orang tua saya.
Saat proses pendaftaran online SNMPTN, orang tua saya selalu menemani dan tentunya memberikan doa. Saat itu, saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena orang tua saya begitu baiknya kepada saya walaupun diawali dengan perbedaan pendapat. SNMPTN yang hanya akan saya alami satu kali seumur hidup ini, saya gunakan untuk memilih program studi Pendidikan Dokter di Universitas Indonesia saja. Banyak teman-teman saya yang menyayangkan pilihan saya, mereka takut saya gagal dalam SNMPTN. Mereka membaca statistik yang ada. Statistik yang menunjukan sudah lama sekali tidak ada siswa dari sekolah saya yang berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya sebenarnya bermodal nekad saat memilih universitas di SNMPTN. Namun, saya selalu yakin bahwa tidak ada mimpi yang tidak bisa dicapai. Saya selalu menjawab keraguan mereka dengan tersenyum dan berkata “Jika Tuhan mengizinkan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.”
Saya menyelesaikan proses pendaftaran SNMPTN pada tanggal 10 Maret 2016. Seraya menunggu hasil SNMPTN, saya sibuk mempersiapkan diri untuk belajar UN dan SBMPTN. Kesibukkan saya membuat rasa tegang menunggu hasil SNMPTN tidak terasa. Namun, ketika Ujian Nasional berakhir pada tanggal 6 April 2016, saya mulai merasa was-was manantikan hasil SNMPTN. Saya mengatasi itu semua dengan belajar bersama teman yang sama-sama tidak ikut bimbel untuk persiapan SBMPTN.
Nilai Ujian Nasional diumumkan pada tanggal 7 Mei 2016. Saya sedikit kecewa melihat nilai ujian saya. Semenjak saya mengetahui nilai saya, saya sangat takut gagal di SNMPTN. Saya sedikit menyesal hanya memilih satu jurusan dalam SNMPTN. Tetapi, semua itu tidak bisa terulang kembali. Saya memanjatkan doa setiap saat kepada Tuhan agar saya lolos di SNMPTN. Saya mengafirmasi diri saya sendiri dengan hal-hal yang positif. Setiap kali saya merasa takut, saya mengerjakan soal untuk menghilangkan rasa takut saya.
Pengumuman SNMPTN yang direncanakan tanggal 10 Mei 2016 dimajukan menjadi tanggal 9 Mei 2016 pukul 13.00 WIB. Rasa penasaran dan tegang menggorogoti benak saya. Saya hanya berdiam diri di rumah seharian. Saya tidak nyaman melakukan apapun di hari itu. Pesan doa dari teman-teman bertaburan di media sosial. Semua peserta SNMPTN berharap mendapatkan hasil yang baik begitu juga dengan saya. Menjelang lima menit sebelum pengumuman SNMPTN, saya mulai mencari tempat yang koneksi internetnya paling lancar di rumah. Saya bersiap dengan nomor pendaftaran SNMPTN di samping saya.
Begitu jam menunjukkan angka 14.00 WITA, saya membuka web SNMPTN. Web tersebut sangat down, saya semakin penasaran karenanya. Saya kemudian melihat pengumuman dengan web mirror. Saya mengetik nomor pendaftaran SNMPTN saya dan tanggal lahir saya. Saya kemudian menangis melihat hasilnya. Saya lolos di Universitas Indonesia dengan program studi Pendidikan Dokter. Saya menghaturkan beribu-ribu terimakasih kepada Tuhan. Saya sangat senang ketika itu, sampai saya lupa untuk makan siang hari itu.
Ucapan selamat berhamburan datang dari segala penjuru. Keluarga, sahabat, guru dan teman-teman memberikan saya ucapan selamat. Mereka yang awalnya tidak yakin pun mengucapkan selamat kepada saya. 9 Mei 2016 itu merupakan hari saya. Siapa sangka, saya yang bukan siswa terpandai di sekolah dan tidak mempunyai kakak tingkat di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bisa lolos di sana. Guru-guru saya mengatakan bahwa ini adalah sejarah baru di SMA Negeri 1 Tabanan. Saya sangat terharu mendengar perkataan mereka.
Pendaftaran ulang saya jalani tanggal 30 dan 31 Mei 2016 dan berjalan dengan lancar. Saya sangat bangga ketika saya sudah diberikan Kartu Tanda Mahasiwa Universitas Indonesia. Semua yang terjadi bagaikan mimpi. Saya berharap bisa menjadi mahasiswa yang tekun belajar, jujur, dan selalu rendah hati. Saya ingin mewujudkan mimpi saya di kampus kuning ini. Saya ingin menjadi dokter yang baik dan profesional. Saya juga berharap agar keluarga saya selalu mendukung saya hingga melihat menjadi seorang yang membanggakan dan kepada orang tua saya, saya berharap untuk terus memberikan doa restu kepada saya sehingga saya diberikan kelancaran untuk belajar di universitas penyandang nama bangsa, Universitas Indonesia.
Saya berharap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi saksi keberhasilan saya di masa depan nanti. Semoga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terus menciptakan dokter-dokter yang ahli. Semoga Fakultas  Kedokteran Universitas Indonesia tetap jaya selama-lamanya dan tetap menjadi yang terbaik di negeri ini.

“Berhasil meraih suatu tujuan merupakan titik awal tujuan baru. Oleh sebab itu, jangan  pernah berhenti belajar” -Anonymous

Ni Gusti Agung Ayu Putu Tika Andayani
1606835462

Komentar

  1. jgn sampe lupa makan siang lagi tik :( ntar maagnya kambuh lagi..

    BalasHapus
  2. bu dokter jaga kesehatan yaaa :)

    BalasHapus
  3. Cepet sembuh ya hari ini Tikaa biar besok bisa optimal!

    BalasHapus
  4. Dokter gaboleh sakit, kalau sakit, apalagi pasiennya, hahaha.

    BalasHapus
  5. Tika jangan maksain kalo sakitt

    BalasHapus
  6. Tikaaaa semangat! Semoga pas liburan tiket pesawat ngga mahal ya budokkk

    BalasHapus

Posting Komentar