[Perjalanan Menuju FKUI] Nisa Amalia



Assalamualaikum Wr.Wb. Halo teman teman semua. Nama saya Nisa Amalia, saya anak tunggal dari Bapak Mohtarom dan Ibu Memes. Saya lahir di Kudus tanggal 20 September 1997 dan tinggal di Sawangan Baru, Depok. Sejak kecil, cita-cita saya ingin menjadi dokter. Walaupun dulu, anak-anak kecil hampir semuanya bercita-cita menjadi dokter, seiring mereka bertambah besar dan dewasa, mereka pun merubah cita-citanya, tidak dengan saya. Saat saya duduk di sekolah dasar, saya termasuk anak yang cukup pintar dan selalu mendapat ranking, karena itu saya dipilih untuk menjadi dokter kecil di sekolah dulu. Setelah lulus sekolah dasar pun, saya diterima di SMP yang tergolong favorit di kota saya. Namun setelah masuk SMP, dengan teman-teman baru, saya mulai kurang rajin belajar. Saya pun hanya tergolong siswa biasa-biasa saja. Walaupun begitu, Alhamdulillah saya dapat diterima di SMA favorit di kota saya juga, setelah lulus dari SMP.

Saat di SMA dulu, saya pun kurang rajin belajar, karena saya banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang memakan banyak waktu dan belum bisa membagi waktu dengan baik. Di SMA , sejak kelas satu sudah diingatkan oleh guru-guru untuk menyiapkan apa yang kami ingin lakukan setelah lulus dari SMA ini, jurusan apa yang akan kami ambil di Perguruan Tinggi nanti. Keinginan saya masih tetap sama, yaitu menjadi seorang dokter. Orang tua saya pun mendukung keinginan saya. Sejak penjurusan di kelas 2, setiap ada teman atau guru yang bertanya kemana saya akan melanjutkan pendidikan setelah SMA, saya menjawab saya ingin melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Lagipula, siswa mana yang tidak ingin berkuliah di Universitas Indonesia, salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia. Apalagi Fakultas Kedokteran-nya yang sangat difavoritkan oleh para orang tua dan siswa-siswa dan sangat sulit untuk menjadi mahasiswa di sana karena persaingannya yang sangat ketat.

Walaupun dengan kemampuan yang saya miliki, saya tetap ingin berusaha. Saya yakin, bahwa saya bisa diterima di FKUI. Namun, saat bulan-bulan terakhir di kelas tiga, saya mulai kehilangan kepercayaan diri, karena sepertinya semua teman-teman saya terlihat sangat pintar saat itu. Terlebih lagi, di angkatan saya, banyak yang ingin melanjutkan pendidikan dokter. Oleh guru di sekolah dan juga di tempat bimbingan belajar pun, saya diarahkan untuk memilih universitas yang tidak terlalu tinggi passing grade-nya. Saya sedikit kecewa, tetapi orang tua saya meyakinkan saya, bahwa dimana pun saya kuliah nanti, toh akhirnya saya akan menjadi dokter juga. Akhirnya saya mengikuti saran guru-guru saya dan memilih FK universitas lain saat SNMPTN. Namun saya tidak lulus SNMPTN dan saya harus berjuang di ujian masuk tulis. Setelah tidak ada kegiatan di sekolah, saya belajar hampir setiap hari di tempat bimbingan belajar untuk mempersiapkan ujian tulis ini. Saat itu, FKUI sudah bukan tujuan utama saya, dan saya berpikir yang penting saya dapat diterima di salah satu FK di PTN. Saat SBMPTN pun, saya tidak berani mendaftar di FKUI, saya hanya mengikuti tes masuk FKUI melalui jalur SIMAK. Walaupun saya yakin saya dapat diterima di salah satu pilihan SBMPTN ataupun SIMAK UI saya, ternyata saya tidak diterima dimana pun.

Saya sangat sedih dan kecewa, namun saya tetap berusah mengikuti jalur masuk mandiri PTN lainnya. Hampir semua tes saya ikuti dan saya tidak diterima juga. Tahun ajaran baru hampir dimulai dan saya kemudian mengikuti ujian masuk salah satu PTS di Jakarta. Akhirnya saya diterima di PTS tersebut, bukan di jurusan pendidikan dokter, tetapi di pilihan kedua saya, jurusan arsitektur. Awalnya saya tidak mau melanjutkan pendidikan kesana, tetapi ayah saya menyarankan untuk tetap mencoba belajar disana, dan saya pun menurut. Lalu saya mengikuti perkuliahan disana, mendapat teman-teman baru, dan pengalaman baru. Namun saya tidak sreg dengan jurusan tersebut, rasanya tidak cocok. Saya lalu berdiskusi dengan orang tua saya, bahwa saya tetap ingin masuk FK dan ingin mencoba tes lagi tahun depan. Orang tua saya setuju, tetapi saya tetap harus menyelesaikan perkuliahan saya minimal satu semester. Lima bulan berlalu, tahun telah berganti, semester pertama selesai, dan saya memutuskan untuk cuti, untuk berjaga-jaga jika saya tidak lulus dalam ujian masuk PTN yang akan saya ikuti nanti, saya masih bisa melanjutkan kuliah saya.

Teman-teman saya sempat kecewa dengan rencana saya karena kami sudah sangat dekat, walaupun baru kenal selama kurang lebih lima bulan. Namun mereka akhirnya mendukung dan menyemangati saya untuk terus berusaha. Setelah menyelesaikan urusan di kampus, saya mencari informasi tentang bimbingan belajar yang ada di sekitar rumah saya dan mendaftar di salah satu bimbingan belajar tersebut. Kurang lebih lima bulan saya belajar disana, kali ini saya belajar lebih giat dibandingkan dengan tahun lalu. Saya sangat yakin saya dapat diterima di salah satu PTN tahun ini, walaupun begitu, saya berencana jika sama sekali tidak ada yang menerima saya nanti, saya sudah tidak mau mendaftar ujian tulis lainnya, saya hanya mau daftar SBMPTN dan SIMAK UI saja. Karena menurut saya, jika saya sama sekali tidak diterima di FK manapun, mungkin memang kedokteran bukanlah jalan yang tepat untuk saya.

Setelah kurang lebih satu bulan menunggu hasil, saya memeriksa website di hari pengumuman dan ternyata saya tidak diterima di SBMPTN. Namun saya masih berharap bisa diterima di FKUI. Hari pengumuman SIMAK datang dan saya membuka website pengumuman tepat jam 2 siang. Dan Allah mengabulkan doa saya, orang tua, keluarga, dan juga teman-teman saya. Akhirnya usaha saya tidak sia-sia dan saya diterima di FKUI kelas khusus internasional. Akhirnya saya dapat membanggakan orang tua saya dan saya dapat melanjutkan mimpi saya untuk menjadi seorang dokter, walaupun sebenarnya ini hanya awal dari sebuah perjuangan panjang untuk benar-benar menjadi seorang dokter. Salah satu quote yang membuat saya tetap semangat mengejar mimpi saya ini, “ keep dreaming, dreaming is still how the strong survive ” selain itu, tidak lupa juga untuk selalu berdoa kepada Allah SWT.

Komentar

  1. wiiih! goodluck terus nisa studi di fkuinya!

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah cerita yang bagus nisa

    BalasHapus
  3. wah nisa ceritanya keren dan penuh perjuangan. Semangat ya di UI!

    BalasHapus
  4. Tetap bermimpi setinggi langit dan mewujudkannya nisa! semangat

    BalasHapus
  5. Nisa, semangat terus yaa kuliahnya!! Kamu bisa!

    BalasHapus
  6. jangan lupa selalu bersyukur ya nisss

    BalasHapus
  7. Mantap Niss, semangat terus ya Nis - Afif Rasyad

    BalasHapus
  8. wah semangat nisa,tunjukan bahwa kamu bisaaa yeahh

    BalasHapus
  9. wah ex anak arsi! sukses terus nisa

    BalasHapus
  10. sangat inspiratif cerita perjalanan nisa

    BalasHapus

Posting Komentar