Hello semuanya, disini saya mau berbagi sedikit pengalaman saya ke teman-teman dan adik-adik yang ingin masuk FKUI. Namun, sebelum itu kenalin nama saya Nurul Mutmainna Yakub siswa dari SMAN 1 KOTA TERNATE. Sekarang, alhamdulillah berstatus sebagai Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2016.
Perjuangan saya untuk bisa masuk FKUI tidaklah mudah. Berawal dari kebingungan yang melanda saya di pertengahan semester enam. Saya binggung, apa yang harus saya pilih. Apakah saya harus memilih melanjutkan studi ke perguruan tinggi? atau apakah saya harus melanjutkan sekolah ikatan dinas agar bisa langsung bekerja?. Hal ini pasti akan di alami kita semua. Bagaimana tidak? Saat itu kita di tuntut untuk memilih salah satu dari sekian banyak pilihan yaitu perguruan tinggi, fakultas, jurusan dan sekolah kedinasan. Namun, dari sekian banyak pilihan tersebut terlintas satu fakultas yaitu Kedokteran. Kenapa kedokteran? Karena itu adalah cita-cita saya sejak saya berumur 4 Tahun. Selain itu, saya memilih kedokteran karena di kampung saya, tenaga kerja dokter dan fasilitas-fasilitas di rumah sakit maupun puskesmas masih minim.
Setelah mantap memilih Fakultas Kedokteran (FK), sekarang saatnya untuk memilih Universitas yang ingin dituju. Berbekal informasi dari sosialisasi yang dilakukan oleh perwakilan UI yang datang langsung ke sekolah saya. Disitulah timbul keinginan untuk melanjutkan studi ke Universitas Indonesia. Berbagai informasi pun saya cari untuk mengetahui lebih jauh bagaimana sistem perkuliahan di UI, terutama FKUI. Kenapa UI? Karena saya merasa UI adalah universitas terbaik yang ada Indonesia, dengan sistem perkuliahannya paling terbaik diantara universitas lainnya. Selain itu, Universitas Indonesia juga memiliki segudang beasiswa dan segudang fasilitas yang tentunya sangat memanjakan para mahasiswa dimulai dari bikun (Bus Kuning), spekun (Sepeda Kuning), perpusat (Perpustakaan Pusat), Asrama, Klinik Satelit, dan lain-lain. Biaya kuliah di Universitas Indonesia juga terjangkau bagi berbagai kalangan. Dengan berbagai pertimbangan dan masukan serta dukungan yang diberikan orang tua, akhirnya pilihan untuk masuk ke FKUI semakin mantap. Untuk bisa masuk ke FKUI, tentunya saya harus berusaha keras untuk bisa meraihnya, seperti belajar dengan sunguh-sunguh dan tak lupa untuk selalu beribadah dan berdoa meminta petunjuk kepada Allah SWT. Selain itu, saya juga berusaha agar grafik nilai saya selalu naik setiap semesternya. Saya juga sering mengikuti lomba-lomba dan berusaha untuk menjuarainya, walaupun tidak semua lomba.
Harapan saya jika diterima menjadi mahasiswa FKUI adalah mendapat ilmu yang berkualitas, dari bimbingan staf pengajar yang berkualitas pula dan dapat bersaing dengan putra-putri terbaik yang datang dari berbagai penjuru negeri. Selain itu, harapan untuk hidup saya adalah bisa membanggakan keluarga besar saya khususnya orang tua dan bisa menjadi orang yang lebih dewasa dan mandiri karena menimbah ilmu di pusat ibu kota yang tentunya sangat jauh dari keluarga. Saat itu jika seandainya saya tidak diterima sebagai mahasiswa FKUI maka dengan sangat terpaksa saya harus memilih fakultas selain kedokteran. Mungkin farmasi atau teknik kimia adalah jalan terakhir saya.
Ada 3 jalur masuk FKUI yaitu SNMPTN, SBMPTN, Jalur Mandiri (SIMAK UI). Dari ketiga jalur tersebut saya memilih jalur SNMPTN. Karena menurut saya, pasti ada rasa bangga tersendiri jika diterima sebagai mahasiswa FKUI lewat jalur undangan (SNMPTN). Awalnya saya tidak percaya diri untuk mengikuti jalur tersebut namun berkat dukungan orang tua, keluarga, guru-guru dan teman-teman, kepercayaan diri saya tumbuh kembali dan semakin mantap untuk memilih FKUI.
Akhirnya pengisian formulir untuk jalur SNMPTN pun tiba. Sungguh saya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk mengisi formulir tersebut karena tahun ini kuota untuk SNMPTN dikurangi dan akibatnya banyak sekali teman-teman saya yang tidak dapat mendaftar. Di dalam formulir tersebut saya harus memilih dua universitas, dan tiga jurusan. Dimana satu universitas di luar daerah dan satunya lagi di dalam daerah. Namun, dengan membaca basmallah akhirnya saya mengisi formulir tersebut dengan pilihan pertama jatuh kepada kedokteran dan yang kedua adalah farmasi. Dan kedua-duanya di perutukan untuk Universitas Indonesia. Saya memang sengaja tidak memilih universitas daerah karena memang tidak ada fakultas dan jurusan yang sesuai dengan passion saya.
Waktu terus berlalu, tak terasa Ujian Nasional pun telah berakhir. Namun, pengumuman SNMPTN belum ada. Sebenarnya, saya tidak terlalu mengharapkan untuk bisa lolos SNMPTN apalagi bisa lolos FKUI. Hal itu karena, saya merasa di luar sana pasti banyak yang memilih FKUI dan tentunya mereka semua pasti adalah sang juara dan yang terbaik di sekolah masing-masing. Namun, di satu sisi saya ingin sekali bisa diterima sebagai mahasiswi FKUI karena saya tidak ingin mengecewakan orang-orang di sekitar saya, terutama orang tua.
Senin, 9 Mei 2016, waktu itu saya sedang asik-asiknya menonton tv. Tiba-tiba teman saya telpon dan katanya bahwa pengumuman SNMPTN sudah keluar. Dan katanya saya lolos SNMPTN sebagai Mahasiswa FKUI. Mendengar itu tentunya saya kaget, tidak percaya sekaligus senang dan bersyukur tentunya, ternyata Allah SWT mendengar segala keluh kesah hamba-NYA. Setidaknya dengan ini saya bisa membuat orang-orang yang saya sayangi bangga. Kesuksesan yang saya raih ini bukanlah pemberian melainkan hasil dari usaha yang telah saya lakukan selama ini. Jadi, jangan sia-siakan waktu kita untuk terbiasa melakukan sesuatu yang buruk, seperti menunda, bermalasan, begadang, mabuk, membolos dan lain sebagainya. Karena “apa yang kita lakukan sekarang ini, memengaruhi apa yang terjadi pada kita nanti” (Namarappuccino).
Saya juga mau kasih tips-tips agar bisa masuk FKUI. Pertama, usahakan grafik nilai rapot kalian tidak menurun tapi selalu meningkat setiap semesternya. Kedua, lihat apakah ada alumni dari sekolah kalian yang masuk FKUI karena alumni memegang peran besar di sini. Jika prestasi akademik maupun non akademik yang di capai alumni kalian bagus maka semakin besar peluang kalian untuk bisa masuk FKUI. Ketiga, perbanyak mengikuti lomba khususnya lomba yang sesuai dengan jurusan yang nanti kalian pilih. Keempat, berdoa agar dimudahkan segala urusannya dan bisa masuk FKUI. Kelima, Akreditas sekolah. Akreditas sekolah sangat mempengaruhi hasil SNMPTN. Jika kalian bersekolah di sekolah yang akreditasnya sangat baik maka anda berpeluang besar untuk bisa lolos. Keenam, ridho orang tua. Segala urusan pasti berjalan dengan lancar apabila mendapat ridho dari orang tua. Karena ridho orang tua adalah ridho Allah SWT juga.
Nurul semangat, kamu pasti bisa, buat ternate bangga!!
BalasHapustetap semangat meskipun jauh dari rumah! :)
BalasHapuskeren! harumkan nama ternate di FKUI ya
BalasHapusNurul kuat sekali, bisa langsung adaptasi bahkan nggak merasa sedih di Jakarta. Sukses dan jadilah anak Ternate pertama yang mengharumkan nama Indonesia :)
BalasHapusSemangat nurul walaupun jauh dari Ternate semoga nanti jadi dokter yang baik bisa balik kerja di Ternate ya!!
BalasHapusnurul jangan homesick yaa
BalasHapusWah hebat juga ya jaubh - jauh dari Ternate.....hebat hebat!
BalasHapusmangstab anak rantau
BalasHapuskeren banget nurul! sukses terus yaaa
BalasHapus