
Halo, perkenalkan nama saya Putri Amelia, salah satu mahasiswi FKUI 2016. Lahir di Jakarta, 16 April 1999. Mulai dari TK sampai SMP saya sekolah di Sekolah Islam Al-Azhar BSD, lalu melanjutkan ke SMAN 34 Jakarta. Sekolah di Jakarta dan tinggal di Tangerang membuat banyak yang menanyakan kenapa sekolah jauh-jauh? Memilih untuk sekolah di tempat yang sangat asing bagi saya? Berpisah dengan teman-teman yang sudah dari kecil dalam sekolah yang sama. Itu karena tekad saya yang sudah bulat, mengorbankan zona nyaman saya, untuk bisa mendapatkan peluang yang cukup besar agar dapat masuk FK di PTN lewat jalur undangan. Walaupun awalnya ayah saya tidak mengizinkan sekolah jauh dari rumah, namun dengan penjelasan saya yang ke sekian kalinya akhirnya beliau mengizinkan. Selama tiga tahun saya sekolah, terkadang timbul rasa takut mengecewakan orang tua karena ini sepenuhnya pilihan saya yang saya yakini akan membawa saya ke gerbang impian, maka saya harus berjuang lebih keras agar dapat membuktikan ke orang tua saya insya Allah ini bukan pilihan yang salah.
Kuliah di kedokteran memang sudah cita-cita saya yang terbentuk semenjak SMP, karena ingin menjadi dokter yang bisa mengabdi terhadap rakyat. Lalu kenapa saya memandang FKUI sebagai impian? FKUI adalah salah satu yang terbaik di Indonesia, dan kebanyakan alumninya adalah orang-orang hebat di tanah air ini, betapa membanggakan jika saya nantinya juga satu almamater dengan orang-orang tersebut, lalu juga untungnya saya bisa membangun koneksi yang lebih bagus di FKUI, selain akan bertemu dokter-dokter hebat saya juga dapat berteman dengan teman-teman yang berasal dari Sabang sampai Merauke, karena di FKUI sistem penerimaannya juga tersebar hampir di seluruh penjuru Indonesia agar dapat meratakan penyebaran dokter-dokter lulusan FKUI juga nantinya.
Duduk di bangku SMA, saya sudah merasa kesulitan awalnya, apalagi baru kali ini saya sekolah di sekolah negeri yang gurunya lebih tegas dan ketat. Kelas 10 masih beradaptasi, tapi untungnya saya sudah menemukan teman-teman yang saling mendukung, dengan teman-teman saya itu, hampir setiap minggu kami bisa sampai malam berkumpul untuk kerja kelompok. Selama SMA, saya berangkat dari rumah masih gelap dan pulang-pulang juga sudah gelap karena di luar sekolah saya juga mengikuti bimbel, terasa sekali lelahnya,24 jam semakin tidak cukup untuk sehari, jam tidur saya semakin berkurang, ditambah saya adalah tipe orang yang lebih suka belajar selepas isya sampai larut malam, lalu tidur. Waktu akhir pekan pun kebanyakan dipakai untuk kerja kelompok dan bimbel, paling-paling waktu keluarga hanya sabtu malam sampai minggu sore, malamnya belajar atau mengerjakan tugas lagi untuk hari senin.
Setelah hampir tiga tahun saya menjalani rutinitas sebagai anak SMA, tibalah saatnya menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil, penentuan jurusan dan universitas yang didata dari guru bimbingan konseling sekolah untuk dibuatkan petanya, agar bisa terlihat jelas kami berada di posisi mana, di jurusan dan universitas yang kami inginkan. Dengan bismillah saya cantumkan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama saya dan FK Unpad sebagai pilihan kedua. Setelah selesai didata, Alhamdulillah nilai-nilai saya berada di posisi aman untuk mendaftar. Saya pun, walaupun juga cemas karena nilai-nilai saya tidak sefantastis kakak-kakak kelas saya yang diterima di FKUI lewat jalur undangan dan ada beberapa nilai yang tidak stabil, hanya bisa pasrah untuk membulatkan pilihan jadi satu, hanya FKUI (kabarnya Unpad tidak melihat pilihan kedua untuk SNMPTN). Masalah diterima atau tidaknya saya hanya bisa berdoa dan meminta doa dari orang tua dan orang-orang terdekat saya untuk yang terbaik. Setelah itu saya dan teman-teman fokus belajar untuk Ujian Nasional sambil menunggu pengumuman SNMPTN.
Tibalah hari pengumuman SNMPTN yang dimajukan sehari lebih awal, menjadi 9 Mei 2016 pukul 13.00 WIB. Nampaknya semua orang sudah mulai merasa tegang hari itu ditandai dengan guru-guru yang saya sempat berjumpa pagi harinya dan group LINE yang biasanya ramai dengan teman-teman saya, sekarang sepi. Pukul 12.45 website SNMPTN sudah saya buka di laptop, terlihat angka-angka yang menghitung mundur. Saat tepat pukul 13.00, website-nya down, saya coba di Handphone juga sama saja. Beberapa menit setelahnya akhirnya di Laptop dapat dibuka, dengan jari-jari yang sudah dingin, saya ketik nomor peserta dan tanggal lahir, lalu saya tekan enter. Terbuka sebuah page, dengan hati-hati saya scroll ke bawah, terdengar teriakan suara tante saya mengucapkan selamat yang duduk di sebelah saya, awalnya saya belum sadar, yang ada di pikiran saya adalah mencari kotak hijau apabila lolos seleksi, seperti tahun-tahun sebelumnya, namun yang terlihat sekilas yaitu tidak ada warna hijau sama sekali, melainkan biru tua dengan satu kata yang mengawali "Selamat ....". Di saat itu air mata saya langsung mengalir dan langsung sujud syukur, berkali-kali mengucapkan "alhamdulillah", Ibu saya pun langsung mengabari ayah, kakak, dan kerabat. Lalu setelah itu LINE dari teman-teman saya pun langsung ramai, telefon dari kerabat-kerabat dekat juga tidak berhenti. Semua orang mengucapkan selamat, saya pun berterima kasih kepada mereka semua dan turut senang banyak mendapatkan kabar gembira dari teman-teman saya. Saya yang tidak bisa berhenti menangis pun masih tidak percaya, akhirnya Allah SWT menjawab doa-doa saya selama ini, memilih saya untuk mengisi salah satu bangku di FKUI 2016, semua kerja keras saya dan semua orang di sekitar saya yang turut mendukung telah terbayar pada hari itu juga.
Harapannya setelah saya menjadi dokter nanti, dapat turut berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih sehat, dapat membantu keluarga dalam bidang ekonomi, menjadi dokter pertama di keluarga yang akan mengenalkan lebih jauh tentang dunia medis seperti pentingnya kesehatan. Lalu akan menjadi dokter lulusan FKUI yang bisa menginspirasi banyak orang dalam hal-hal yang bermanfaat serta menjaga nama baik FKUI selamanya.
Tips yang bisa saya berikan untuk adik-adik yang ingin diterima di FKUI lewat jalur SNMPTN yaitu pertama-tama pilih SMA yang berpeluang dan sudah mendapatkan kuota tiap tahunnya, lalu rajin belajar, pertahankan nilai untuk tidak turun terutama mata pelajaran yang di UN kan, kalau bisa refleksi nilai ke nilai kakak kelas yang sudah diterima tahun lalu, setelah itu selalu dijaga juga akhlaknya, tetap santun terhadap orang tua dan guru, ibadah yang rajin, tetap sabar menghadapi segala proses perjuangannya, kalau jatuh bangkit lagi, pantang menyerah, ada quotes yang mengatakan "believe you can, and you're halfway there", dan terakhir semangat! memang semangat tidak menjamin sukses, namun tidak ada sukses tanpa semangat :)
Semangat Putri dalam menuntut ilmu harus dicontoh oleh adik kelas yang ingin masuk SNMPTN.
BalasHapusWOW congrats ya!! smga dapet yang terbaik kedepannya
BalasHapusSemangat terus put!!!
BalasHapus