[Perjalanan Menuju FKUI] Reva Feriando



            Perkenalkan nama saya Reva Feriando, biasa di panggil Ando. Saya lahir di Jakarta dan pada tanggal 27 Agustus 1998 dan asal sekolah saya dari Binus School Simprug Jakarta Selatan. Sebagai siswa sekolah swasta dengan kurikulum International Baccalaureate /IB semenjak SD, sangatlah sulit bagi saya untuk masuk ke dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ataupun peguruan tinggi negeri lainya. Menjadi seorang dokter sudah menjadi cita-cita saya dari kecil karena pekerjaanya yang mulia dan juga karena kesenangan saya menolong orang tanpa mengharapkan orang tersebut untuk membalas saya. Selama pemilihan pelajaran di sekolah saya, saya seringkali bimbang untuk memilih antara IPA atau IPS, dikarenakan yang pada saat itu saya belum yakin ingin mengambil jurusan kedokteran. Namun pada awal kelas 12, sayapun tiba-tiba memikir lagi dan menyadari betapa baiknya bagi saya untuk mengejar cita-cita masa kecil saya. Walaupun padahal orangtua menginginkan saya untuk menjadi seorang engineer.

            Dari titik itu saya mulai mencari cara untuk masuk peguruan tinggi negeri. Pada akhirnya saya memutuskan untuk mulai les privat beberapa materi pelajaran nasional yang dibutuhkan untuk masuk ke FKUI. Pada awalnya sangat sulit bagi saya untuk beradaptasi dengan kurikulum negeri, dan memngingat saya harus mengejar materi yang segitu banyak dalam satu tahun, saya mulai berputus asa. Pada bulan oktober 2015 saya mencoba daftar di FK Universitas Pelita Harapan, inilah pertama kali saya menguji kesiapan diri saya waktu itu, sayapun gagal. Satu bulan setelah itu saya coba lagi di FK Atma Jaya, dan gagal juga. Pada tahun 2016 awal saya mencoba lewat jalur ujian ke FK Trisakti, itupun juga gagal. Dan yang terakhir saya mencoba di FK Universitas Pelita Harapan untuk kedua kalinya namun itu juga gagal. Menyadari betapa susahnya masuk ke FK, sayapun mulai putus asa. Tetapi beberapa bulan sebelum SIMAK UI Inter, ibu dan keluarga saya mendukung dan membimbing saya untuk bangkit kembali. Pada akhirnya dengan doa dan usaha sayapun keterima FKUI Internasional lewat jalur SIMAK.  Setelah lulus simak, saya harus melewati interview, yang menurut saya sangat challenging tetapi juga pada saat yang bersamaan sangat seru. Di dalam interview saya menunjukan diri saya sendiri dan menjawab pertanyaan selayaknya itu adalah masalah yang nyata, dan Alhamdulillah saya benar-benar keterima di FKUI.

            Menjadi bagian dari FKUI adalah kebanggan tersendiri untuk saya dan orang-orang terdekat saya. Dengan dikasihnya kesempatan oleh Tuhan untuk melewati jalur hidup yang saya sangat inginkan membuat saya sangat bersyukur atas segala hal yang terjadi, termasuk kegagalan-kegagalan saya yang sebelumnya. Menurut saya, dengan ketidak lulusan saya di fakultas kedokteran lainya kecuali FKUI menunjukan bahwa disinilah jalan hidup saya dan saya hanya bisa bersyukur dan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dari cerita saya diatas, terlihat dengan jelas tidaklah gampang untuk masuk ke sekolah yang prestis ini, perlu ketekunan, kesabaran, kerja keras dan mindset yang positif untuk melewati segala macam ujian. Masuknya saya ke dalam “fakultas khayalan” memberikan saya pesan yaitu segala sesuatu dalam hidup ini tidak ada yang terlalu sulit untuk dicapai, hanya perlu kesabaran dan ketekunan. Selain dari itu saya percaya bahwa doa-doa keluarga dan teman-teman dekatlah yang bisa menjadi salah satu factor saya bisa mendapatkan kursi di Fakultas Kedokteran terbaik di negeri ini. Saya berharap saya bisa memberikan yang terbaik dari saya untuk angkatan, untuk universitas dan untuk Negara. Saya ingin menjadi bagian dari suatu agkatan yang kuat dan solid. Quote yang mengantarkan saya kesini adalah “Keep Moving Forward’, karena betawa berat atau susahnya hidup menghantam kita, sebagai manusia yang teladan kita harus tetap tangguh dan bersyukur atas apapun jalan yang diberi oleh Tuhan.

Komentar

Posting Komentar