Nama saya Riana Putri Moegandi. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saya lahir pada tanggal 10 Juni tahun 1998 di Jakarta. Sejak kecil hingga sekarang, saya tinggal di wilayah Jakarta Selatan. Saya tinggal bersama dua orang adik, orang tua, serta kakek nenek saya. Saat kecil, saya bersekolah di Kembang Playgroup yang terletak di kawasan Kemang. Lalu saya melanjutkan pendidikan TK dan SD di Bakti Mulya 400. Masa-masa sekolah dasar merupakan masa yang paling menyenangkan bagi saya. Banyak sekali kejadian-kejadian lucu, unik, bahkan aneh saat berada di sekolah dasar. Selanjutnya, saya melanjutkan pendidikan di SMP Labschool Kebayoran. Saya menjadi anggota OSIS divisi Wawasan Global dan mengikuti cukup banyak kepanitiaan acara. Masa SMP merupakan masa yang sangat melelahkan. Saya berusaha keras mengimbangi kegiatan akademik dan organisasi. Namun semua itu terbayar, alhamdulillah saya mendapat nilai UN yang cukup tinggi. Saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA Labschool Kebayoran karena peluang SNMPTN yang cukup tinggi. Alumni SMA Labschool Kebayoran hampir 90% diterima di PTN.
Menjadi seorang dokter adalah cita-cita saya sejak berada di bangku Sekolah Menengah Pertama. Sejak SMP, saya mulai tertarik pada ilmu biologi terutama yang berhubungan dengan manusia. Menurut saya ilmu biologi & kedokteran sangat menarik karena semua yang dipelajari ada dalam tubuh manusia. Ilmunya nyata, tidak fana. Saat di bangku SMA, saya mulai paham mengapa saya ingin menjadi seorang dokter. Saya ingin berinteraksi dengan orang lain saat bekerja. Saya ingin mendengar cerita mereka dan berusaha membantu menyelesaikan masalah mereka. Saya sadar dengan membantu orang lain, kebahagiaan bisa terpenuhi. Kecukupan finansial memang diperlukan, tapi untuk menyenangkan hati ternyata hanya bisa diperoleh dengan membantu orang lain. Menurut saya menjadi seorang dokter adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia. Seorang dokter harus mempunyai hati yang besar. Menurut saya dengan menjadi seorang dokter, saya akan mendapatkan makna dalam hidup. Saya akan lebih bisa menghargai hidup dan lebih banyak bersyukur kepada Allah SWT atas ciptaan-Nya.
Usaha menjadi dokter dimulai sejak saya masuk SMA. Sejak pertama saya sudah mengincar jalur SNMPTN untuk masuk ke FKUI. Saya tahu untuk mendapat undangan, saya harus masuk ke dalam 5 besar ranking paralel angkatan. Kalau bisa, tidak boleh ada saingan yang rankingnya di atas saya. Kelas 10 merupakan masa yang cukup sulit terutama di semester pertama karena saya harus beradaptasi dengan pelajaran yang semakin sulit. Namun alhamdulillah saya dapat beradaptasi dengan cukup baik. Saya memutuskan untuk tidak mengikuti OSIS agar bisa fokus ke prestasi akademik saya. Saat kelas 11, pelajaran semakin sulit terutama fisika. Setiap hari setelah kegiatan belajar mengajar usai, saya langsung pulang ke rumah untuk belajar materi hari berikutnya. Saya cukup mengorbankan kehidupan sosial saya demi menjaga prestasi akademik. Memasuki kelas 12, saya fokus terhadap Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Saya tidak belajar di bimbingan belajar karena saya lebih bisa belajar sendiri.
10 Mei 2016 merupakan hari yang ditunggu-tunggu, hari pengumuman SNMPTN. Saya optimis akan mendapat berita baik pada hari itu. Walaupun optimis, tetap saja saya tegang. Saya berdoa agar mendapatkan hasil terbaik. Saya sangat bahagia karena orang-orang di sekitar saya turut mendoakan saya. Mendekati jam 1 siang, perasaan saya bercampur aduk, rasa takut mulai muncul. Bila saya tidak diterima melalui jalur SNMPTN maka saya harus mengikuti tes tertulis. Saya merasa belum siap mengikuti tes tertulis. Saat jam 1 pas, saya bersama ibu saya membuka website SNMPTN. Rasa tegang saya bertambah saat melihat tanda loading yang terus berputar. Mungkin saat itu banyak sekali orang yang mengakses laman tersebut sehingga server-nya down.
Setelah di refresh, akhirnya laman berhasil dibuka. Terdapat tulisan “Selamat”. Awalnya saya tidak percaya karena warna background laman biru. Setahu saya, tahun lalu bila diterima warna background hijau, sedangkan jika tidak diterima warnanya merah. Namun tahun ini warnanya biru. Saya refresh lagi laman SNMPTN dan kali ini saya coba buka dari laman penerimaan UI. Ternyata benar, saya resmi diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia! Air mata tidak dapat dibendung lagi, saya menangis haru bersama ibu saya. Ini semua berkat doa dari orang di sekitar saya. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu dan mendoakan saya.
Saya berharap menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan lebih peduli akan lingkungan sekitar. Seiring menempuh pendidikan menjadi dokter, saya harap rasa empati saya berkembang. Saya juga ingin mandiri, tidak harus bergantung kepada orang tua. Saya harap saya bisa menjadi seorang dokter yang tidak hanya bertangan dingin, namun juga baik hati, ramah, dan bertaqwa. Satu hal yang ingin saya coba lagi di jenjang perkuliahan kali ini, yaitu ikut dalam organisasi. Saya ingin mengenal banyak orang dari berbagai bidang. Saya ingin aktif berkontribusi dalam organisasi, menuangkan ide-ide saya terhadap suatu masalah. Saya ingin mencari teman sebanyak-banyaknya bukan hanya di Fakultas Kedokteran saja, namun dari seluruh fakultas di UI. Selain itu, saya juga ingin berprestasi dalam bidang akademik. Saya sangat ingin mendapatkan predikat “Cum Laude” saat lulus nanti. Saya ingin memiliki koneksi dengan dosen, kakak tingkat, dan adik tingkat. Untuk dunia kesehatan di Indonesia, saya harap Pemerintah Republik Indonesia lebih banyak mengalokasikan dana ke sektor kesehatan. Saya harap pelayanan kesehatan di Indonesia lebih baik dengan birokrasi yang tidak terlalu bertele-tele.
Tips yang dapat saya berikan untuk masuk FKUI adalah yang pertama harus yakin. Kita harus yakin 100% bahwa kita akan melanjutkan pembelajaran di FKUI. Selanjutnya ada masalah strategi. Ada dua strategi yang dapat dipilih yaitu, masuk melalui jalur undangan (SNMPTN) dan tes tertulis. Jika ingin diterima melalui jalur undangan maka kita harus mulai belajar dari kelas 10. Kita harus memilih SMA yang alumninya telah diterima di FKUI melalui jalur undangan untuk memperbesar probabilitas diterima melalui jalur undangan. Nilai-nilai pelajaran tidak boleh turun, ranking paralel juga jangan sampai turun. Harus fokus belajar, nilai harus stabil dari semester 1 hingga semester 5. Plus doa, insyallah akan diterima melalui jalur undangan. Bila memutuskan untuk masuk melalui tes tertulis, maka latihan SBMPTN dan SIMAK sudah harus disiapkan sejak jauh hari. Ikutilah bimbel intensif SBMPTN dan SIMAK. Passing grade FKUI cukup tinggi, jadi nilai harus tinggi. Saat hari tes tiba, pastikan untuk tetap tenang saat mengerjakan soal. Mintalah doa restu dan permohonan maaf dari teman-teman, guru, orang tua, dan saudara anda. Insyallah anda diterima jika terus berdoa dan yakin akan pilihan anda.
Saya sangat berterimakasih kepada orang tua saya, terutama ibu saya yang telah mengerti betapa sulitnya kehidupan di SMA. Ibu saya yang setiap hari bangun jam 4 untuk memasak bekal untuk saya. Saya menjadi semangat belajar jika sudah makan masakan ibu saya. Namun, ada kalanya juga saya merasa pesimis bisa masuk FKUI. Ada satu quote yang selalu saya ingat yaitu,
"No need to feel intimidated. Believe in yourself, you can do this! Build your confidence up and fear nothing but god."
Saya tidak perlu merasa terintimidasi. Saya sadar bahwa saya bisa. Hanya Allah lah yang perlu saya takuti. Saya tahu menempuh pendidikan dokter membutuhkan waktu yang lama. Namun saya yakin, saya bisa menyelesaikannya. Kelak saya akan mendapatkan gelar spesialis. Saya harus belajar dengan ikhlas mulai sekarang, karena ini merupakan pilihan saya. Saya percaya bahwa pendidikan saya di FKUI akan membawa banyak manfaat bagi saya, keluarga, bangsa dan negara.
Waaaw sukses teruus, Rianaaa!!!
BalasHapusWaaw sukses teruuss Riana!!
BalasHapusTetap semangat Riana!
BalasHapusTetap semangat Riana!
BalasHapusSemangat terus
BalasHapusRiana sangat belajar & rajin berprestasi yaa... semangat terus riana!
BalasHapusLuar biasa super sekali riana
BalasHapusLUAR BIASA
BalasHapusTerus bermimpi dan jangan pantang menyerah riana!
BalasHapuscadaaass bu moe
BalasHapusMantapp... teruskan terus perjuanganmu ri!
BalasHapusKeren.. teruslah bersemangat riana!
BalasHapus