[Perjalanan Menuju FKUI] Risyad Abiyyu



Perjalanan Menjadi Mahasiswa FKUI 2016


Halo! Perkenalkan nama saya Risyad Abiyyu Siregar, biasa dipanggil Abiyyu. Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2016. Saya adalah seorang pemuda Jakarta, lahir di Jakarta pada tanggal 24 Januari 1999 dan besar di Jakarta. Saya sebelumnya bersekolah di SMA Negeri 8 Jakarta.
Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk dapat berkesempatan mengenyam pendidikan dokter di FKUI karena sudah dari dulu – dari zaman pra kemerdekaan – FKUI mencetak dokter-dokter terbaik Indonesia. Begitu banyaknya pahlawan Indonesia, di bidang kesehatan maupun bukan, bersekolah di FKUI yang dahulu bernama STOVIA ini. Sebut saja dr. Sutomo, dr. Wahidin Sudirohusodo, dan dr. Cipto Mangunkusumo. Para orang hebat ini mengenyam di STOVIA sebelum menggagas perjuangan nasional jauh sebelum Indonesia merdeka. Banyaknya orang hebat yang berkuliah di FKUI ini membawa beban tersendiri kepada mahasiswa baru seperti saya. Setidaknya saya dan teman-teman seangkatan saya diharapkan untuk meneruskan perjuangan dan menjaga nama baik FKUI.

Berbeda dari kebanyakan orang, saya tidak bercita-cita masuk FKUI sejak kecil. Bahkan, saya tidak bercita-cita menjadi dokter sejak kecil. Saat kecil, saya hanya membayangkan dokter sebagai pekerjaan mulia dan menjadi dokter hanya cita-cita ‘imajiner’ belaka. Namun, seiring waktu saat SMA, saya makin tertarik menjadi dokter karena mendapat pengaruh dari teman-teman saya yang ingin kuliah kedokteran. Semakin banyak pengetahuan saya tentang profesi dokter juga membuat saya tertarik mengenyam kuliah kedokteran.
 
Perjalanan dan usaha agar saya dapat menyandang status sebagai mahasiswa FKUI ini tentunya tidak mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan jauh sebelum tahun mengenyam perguruan tinggi. Awalnya saya bercita-cita untuk bersekolah di SMP Negeri 115 agar saya lebih mudah lulus ke SMA Negeri 8 Jakarta. Cita-cita saya bersekolah di SMP Negeri 115 terpenuhi dan syukurnya, saya juga diterima di SMA Negeri 8 Jakarta tiga tahun setelahnya. Akan tetapi, perjuangan tidak sampai di situ. Walaupun saya belum yakin tempat berkuliah saya nanti, saya menyusun rencana belajar agar dapat mendapat nilai baik untuk pertimbangan SNMPTN. Lima semester berlalu, saya gagal mendapat PTN melalu jalur snmptn. Saat itu saya memilih jurusan Akuntansi FEB UI. Kegagalan masuk melalui jalur snmptn tidak membuat saya sedih, malah saya makin terpacu untuk belajar tes tulis. Saya mendaftarkan diri ke sebuah bimbingan belajar. Saya giat belajar, menjaga nilai try out, dan berusaha mengembangkan kekurangan saya pada pelajaran tertentu: contohnya matematika.

Setelah usaha besar dilakukan untuk mempersiapkan tes tulis, saya menunggu hasil tes tulis. Pada jalur SBMPTN, saya diterima di Akuntansi FEB UI, pilihan kedua saya. Sebenarnya saya merasa kecewa tidak lolos masuk FKUI, tetapi saya tetap bersyukur karena setidaknya saya telah mendapat kursi di PTN. Awalnya, tampaknya saya harus mengubur cita-cita saya menjadi dokter. Namun, saya tetap optimis pada hasil seleksi SIMAK yang diumumkan 3 hari setelahnya. Ternyata saya berhasil diterima di FKUI. Betapa senang dan harunya saya melihat hasil seleksi ini. Seluruh anggota keluarga senang menyambut keberhasilan saya. Walaupun saya harus memilih secara matang jurusan apa yang akan saya ambil, saya tetap berpegang kepada niat saya satu semester sebelumnya: untuk berkuliah di FKUI.



Dari usaha saya di atas, ada beberapa karakter yang berhasil saya kembangkan hanya untuk masuk FKUI. Karakter-karakter itu adalah: kerja keras, kepercayaan diri, kestabilan emosi, dan pengendalian mental. Karena saya masuk FKUI melalui jalur tulis, saya hanya bisa memberi tips untuk orang-orang yang ingin masuk FKUI melalui jalur tulis. Intinya adalah: Kuasai Permainan! Anda tidak perlu menjadi orang yang terpintar dalam ruangan, paling cepat menghitung di kota anda, ataupun IQ tinggi seperti anggota MENSA. Yang perlu anda kuasai adalah bagaimana anda mengerti apa yang diminta oleh soal dan menyajikan persis apa yang diminta. Kestabilan emosi juga memegang peran penting karena 2 hari yang meliputi SBMPTN dan SIMAK ini tidak akan terulang kecuali pada tahun depan. Tiga tahun belajar di SMA kurang lebih diringkas dan diuji dalam suatu ujian pilihan ganda. Banyak orang jenius yang ahli dalam mengerjakan soal, tetapi karena terlalu gugup atau grogi, mereka gagal mengerjakan dengan optimal. Jadi, selalu berdoa sebelum mengerjakan sesuatu, niscaya mental anda akan terjaga dan tenang.

Harapan saya untuk masuk FKUI telah dicapai. Akan tetapi, ini hanya permulaan terhadap kehidupan baru. Saya harap dengan berkuliah di FKUI, saya dapat membanggakan orang tua saya, memperoleh ilmu bermanfaat bagi saya pribadi dan masyarakat, dan meneruskan reputasi FKUI sebagai penghasil dokter-dokter yang hebat.

Segala perjuangan saya mengingatkan saya pada kalimat yang dikutip dari perkataan Nelson Mandela : “It always seems impossible until it’s done”. Menjadi mahasiswa FKUI dianggap hanya angan-angan belaka tiga tahun yang lalu. Namun, akhirnya saya bisa meraihnya. Untuk itu, cita-cita yang tinggi memang harus dibarengi oleh tekad dan usaha yang tinggi juga.  

Komentar

Posting Komentar