Nama saya Rose Amalia Haswinzky. Saya dari SMAN 28 JAKARTA. Sejak saya masih kecil saya memang sangat ingin menjadi dokter. Tanpa alasan yang jelas tapi satu hal yang saya ingat sejak saya kecil saya selalu merasa kasihan terhadap orang-orang yang kurang mampu dipinggir jalan yang terlihat ringkih karena belum makan seharian dan tertidur dipinggir jalan hanya beralaskan kain lusuh hingga pada akhirnya mereka hanya bisa terkulai diam dengan badan yang tidak kuat menopang dirinya sendiri karena mereka sakit. Sedangkan ketika mereka ke rumah sakit ereka bahkann diusir dan tidak ada yang mau menolong hanya karena mereka tidak memiliki uang. Sejak saat itulah saya ingin menjadi dokter.
Seiring ketika saya mulai memasuki tingkat 3 di SMA mulai terasa susahnya untuk hanya sekedar ingin memulai masuk ke Fakultas Kedokteran. Saingan yang sangat berat dan datang dari seluruh penjuru Indonesia sempat mengecilkan niat saya untuk menjadi dokter dan ketika saya tidak bisa mendaftar SNMPTN karena terlalu sering mengikuti kepindahan pekerjaan orang tua saya juga sempat menurunkan mental saya untuk menjadi dokter. Tapi kesedihan itu hanya terasa kecil dibandingkan impian saya selama ini. Saya sadar betul bahwa ini baru langkah awal. Saya masih dapat berusaha di kesempatan lainnya untuk menjadi dokter, seperti mengikuti ujian tulis SBMPTN dan ujian mandiri lainnya. Dari situlah saya mulai semangat belajar lagi. Saya berusaha untuk mengumpulkan semua soal dan mengulang semua materi serta mendata soal mana yang sangat sering keluar di SBMPTN. Saya sudah tidak bias fokus terhadap Ujian Nasional saya karena saya terlalu fokus untuk mempersiapkan SBMPTN serta SIMAK UI. Karena menurut saya hanya disitulah saya memiliki kesempatan untuk diterima di Fakultas Kedokteran terutama di Universitas Indonesia. Walaupun saya tahu bahwa kalau diperhitungkan lagi kesempatan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran di UI hanya sekitar 1,04% saja dan sempat membuat saya sedikit down tetapi saya sangat ingin diterima melalui jalur SBMPTN maka dari itu saya merasa banyak sekali beban karena ada beberapa alasan dimana saya sangat ingin diterima di Fakultas Kedokteran yaitu saya tidak ingin memberi beban terhadap orang tua saya karena apabila saya diterima melalui jalur SBMPTN maka biaya yang harus ditanggung oleh orang tua saya lebih sedikit dan juga mimpi yang sudah saya inginkan sejak lama serta rasa bangga saya dan keluarga saya apabila saya dapat meraih langkah awal mimpi saya itu. Walaupun juga tidak sedikit orang-orang yang meremehkan saya pada waktu itu. Tetapi saya sudah bertekad dan memutuskan untuk fokus tanpa mendengarkan perkataan orang yang bahkan belum menjadi kenyataan. Secara tidak langsung dengan adanya orang-orang yang seperti itu makin membuat saya termotivasi untuk membuktikan kalau saya bisa. Pada saat pemilihan jurusan apa saja yang ingin saya ambil di SBMPTN saya dengan berbekal keberanian dan doa orang tua mendaftar ke semua perguruan tinggi Fakultas Kedokteran di Indonesia, dengan pilihan pertama di Fakultas Kedokteran UI lalu UNAIR dan yang terakhir UNPAD. Semua orang berkata saya sangat nekat. Namun, terkadang disitulah Tuhan Yang Maha Esa memberikan rezeki-Nya. Setiap hari saya belajar dengan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan waktu tidur saya. Tetapi menurut saya pintar tidak cukup untuk mendapatkan peluang menjadi salah satu diantara 1,04% maka dari itu setiap hari saya meminta doa dan restu orang tua serta melakukan berbagai macam sholat Sunnah dan juga memenuhi sholat wajib saya. Pada hari ketika SBMPTN akan diumumkan yaitu tanggal 28 Juni 2016 semua keluarga saya berkumpul untuk membuka pengumuma bersama-sama. Tetapi setengah jam setelah dibukanya pengumuman saya baru bisa melihat pengumumannya karena website tersebut error. Pada awalnya ketika saya melihat pengumuman itu saya hanya melihat bagian dimana saya diterima di Pendidikan Dokter saja tidak berlanjut ke nama universitasnya. Karena dengan diterimanya di Pendidikan Dokter merupakan hal yang sangat saya impikan. Saya bergembira sekali tapi tidak lama kemudian ibu saya menangis dan berteriak karena ternyata saya diterima di Pendidikan Dokter di Universitas Indonesia. Perubahan sikap dari yang sangat senang tiba-tiba saya duduk terdiam dengan ekspresi yang datar dan kosong dengan keluarga saya yang memeluk saya. Saya masih tidak percaya saya melihatnya sekali lagi dan baru disitulah saya sadar tidak ada mimpi yang terlalu tinggi bagi seseorang yang mau berusaha. Dan disitulah saya menangis sambil bersujud syukur.
Kyyyy bagus binggooooo!!!
BalasHapusKeren bangett sukses kyy:)
BalasHapusCool story and I got inspired reading your story.
BalasHapuswah mbak kiki jadi dokter yang berguna bagi nusa dan bangsa yaaa,kamu sangat tulus sekali
BalasHapussukses ya di fkui.....
BalasHapusWoooh, sukses terus kii jadi dokter wkwkw
BalasHapusendingnyaaa wkwk. Semangat ya budok!
BalasHapusgoodluck sisss!!
BalasHapusKaak ky,selamat ya, benar-benar menginspirasi. Ma'annajah :)
BalasHapus