[Perjalanan Menuju FKUI] Ryota Hafizmatta


Perjalanan Menjadi Mahasiswa FKUI 2016
Nama saya Ryota Hafizmatta. Saya lahir di kota hujan, Bogor, pada tanggal 1 Juli 1999. Saya memiliki dua adik dan merupakan anak pertama. Dahulu, ketika saya sedang dalam kandungan, saya hampir meninggal karena tali pusar ibu saya melilit leher saya. Akhirnya, dalam usia kandungan 8 bulan, saya lahir di dunia. Dari lahir hingga SD saya hidup di Bogor, saya menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Pelita Insani yang berada di Parung, Bogor. Jarak yang lumayan jauh saya tempuh dari rumah asal saya yang berada di tengah kota Bogor. Pada saat ingin masuk SMP, saya pindah ke Depok. Saya menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Islam Fitrah Al-Fikri, Yang berlokasi di Studio Alam TVRI. Setelah selesai menempuh sekolah menengah pertama, saya ingin mencoba suasana baru dengan masuk ke pesantren. Sekolah pesantren yang saya masuki adalah SMA Pesantren Unggul Al Bayan yang terletak di Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Saya bercita-cita menjadi dokter sejak kecil. Saya sangat kagum kepada dokter yang mampu mendeteksi penyakit dan membantu menyembuhkannya. Karena itulah saya ingin menjadi dokter, karena saya ingin membantu orang lain dan membuat mereka bahagia. Universitas Indonesia merupakan universitas tertua, yang tentunya memiliki banyak pengalaman dalam mencetak pribadi yang hebat. Terutama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang sudah berdiri sejak lama. STOVIA merupakan nama FKUI pada tahun 1900-an, yang tentunya telah sangat berpengalaman dalam mendidik calon dokter. Dan saya percaya FKUI mampu menjadikan saya dokter yang hebat.
Untuk dapat diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sangatlah susah, entah lewat jalur undangan atau tulis. Oleh karena itu, usaha yang harus dilakukan harus maksimal. SMA saya menyediakan bimbel dengan bekerja sama dengan NF. Saya tetap berada di pesantren selama masa pembelajaran SBMPTN. Saya harus tetap rela berjauhan dengan orang tua meski Ujian Nasional sudah lewat. Mulai dari subuh, hingga sore saya belajar. Tidak hanya itu, terkadang pada malam hari terdapat sesi belajar tambahan yang saya ikuti. Namun, pada saat mendaftar SBMPTN, saya tidak diizinkan oleh guru untuk mendaftar ke FKUI karena nilai try-out yang tidak pernah mencukupi. Akhirnya, satu satunya jalan saya masuk ke FKUI hanyalah melewati SIMAK. Saya bersama teman teman yang lain yang tidak diterima di SNMPTN belajar bersama. Koridor kami jadikan markas besar ketika malam hari untuk belajar bersama, berdiskusi, atau mengajarkan anak lain yang belum mengerti.
Saya bukan merupakan siswa yang sangat pintar dalam pelajaran. Dalam SBMPTN dan SIMAK UI saya menggunakan strategi yang lumayan efisien menurut saya. Sistem penilaian SBMPTN maupun SIMAK UI menggunakan plus empat dan minus satu. Soal yang banyak dan waktu yang sedikit membuat saya tidak mampu menyelesaikan semua soal. Saya adalah siswa yang tidak dapat berfikir dengan cepat, dan harus pelan pelan dalam memproses sesuatu. Fisika dan matematika juga bukanlah pelajaran kesukaan saya. Maka dalam ujian tulis ini saya tidak mengerjakan semua soal, hanya beberapa. Namun saya memastikan bahwa soal yang saya kerjakan itu harus 100% benar. Beberapa bab di fisika dan matematika saya tidak pelajari karena menurut saya susah, dan saya lewati soalnya saat SBMPTN dan SIMAK UI. Dengan begitu kita bisa mendapatkan nilai maksimal.
Liburan kelulusan SMA saya isi dengan ketidaknyamanan. Karena saya belum memiliki PTN untuk melanjutkan studi saya. Setelah selesai SIMAK, hari hari saya isi hanya dengan tidur, bermain game, atau sekedar berkumpul bersama teman. Saya merasa iri ketika saya berkumpul bersama teman saya yang sudah diterima melewati jalur undangan. Pada hari pengumuman SBMPTN, tidak ada orang di rumah saya. Ayah dan Ibu saya sedang bekerja, yang akhirnya membuat saya membuka pengumuman sendiri. Alangkah senangnya ketika saya membuka situs pengumuman SBMPTN, saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Saya masih berharap mendapatkan FKUI karena tidak ingin jauh jauh lagi dari keluarga. Besoknya, ketika pengumuman SIMAK, saya ditemani oleh sepupu dan nenek saya. Ada perasaan tenang, karena saya sudah diterima di FK Undip. Ketika membuka pengumuman SIMAK, saya sangat bahagia. Setelah melakukan sujud syukur, saya memeluk sepupu dan nenek saya. Perasaan itu akan selalu saya ingat seumur hidup.
Diterima di FKUI adalah sebuah ujian bagi saya, sebuah tantangan yang baru. Dulu, ibu saya ingin menjadi dokter. Namun, karena faktor ekonomi, ibu saya harus memupuskan cita citanya dan beralih ke administrasi fiskal. Sekarang, saya ingin membuat ibu saya senang dengan cara mewujudkan cita citanya dulu, yang menjadi cita cita saya sekarang. Dan saya berharap, dengan diterimanya saya di FKUI, cita cita saya dapat terkabul.
Saya selalu memegang prinsip “bantulah orang lain ketika kau bisa, jika nanti kau butuh bantuan, Allah akan membantumu dengan cara-Nya”. Sebagai manusia, makhluk sosial, pastinya kita membutuhkan bantuan orang lain. Karena kita tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Kalau kita membantu orang lain, nanti ketika kita butuh bantuan, kita akan dibantu oleh seseorang.

Komentar

  1. Wah sayang ibu banget yoo, mantapp

    BalasHapus
  2. Smogaa bisa jadi dokter yang baaik aya yoo

    BalasHapus
  3. di balik lawakanmu ternyata tersimpan quotes dan kisah insipiratif ya, Ryo..

    BalasHapus
  4. waah super sekali ryotaa👏🏻

    BalasHapus
  5. wah ryota sudah melalui banyak hal ya.. tetep semangatt

    BalasHapus
  6. mantab jiwa yotttt

    BalasHapus
  7. Cieee yang anak hitz ahaha mantab yo

    BalasHapus
  8. Ceilah anak hitz dari itb sampe ub mah gitu wkwk

    BalasHapus
  9. Mata pancing!

    BalasHapus

Posting Komentar