[Perjalanan Menuju FKUI] Salman Azis Nizami


Nama saya Salman Azis Nizami. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 9 Maret 1998. Saya tinggal di daerah Depok, Jawa Barat. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Saya berasal dari SMAN 8 Jakarta dan sekarang saya merupakan mahasiswa baru FKUI.
Dari kecil saya bercita-cita untuk menjadi dokter karena dokter dapat membantu banyak orang dengan kemampuannya dengan cara menyembuhkan pasien yang sedang sakit. Kebetulan kedua orang tua saya adalah dokter sehingga saya sangat mengetahui tugas seorang dokter. Pekerjaan seorang dokter adalah hal yang saya sering lihat setiap hari.
Menurut saya FKUI adalah salah satu fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Saya berasal dari SMA yang tergolong favorit dan biasanya alumninya ingin menjadi seorang dokter. FKUI menjadi salah satu PTN favorit tujuan para peminat dokter dari seluruh indonesia.
Memang dibutuhkan usaha yang cukup keras untuk bisa menembus fakultas kedokteran. Perlu dedikasi tinggi dalam proses pembelajaran dan niat yang kuat. Belajar dengan sungguh-sungguh belum cukup untuk menembus fakultas kedokteran. Jadi selain belajar kita perlu berdoa dan selalu meminta doa kepada orang tua kita. Terkadang memang dalam persiapan menuju ujian tulis terasa sangat jenuh dan membosankan. Namun, semua hal tersebut adalah hal yang perlu dibayar untuk mendapatkan cita-cita yang kita inginkan. Orang tua dan teman-teman saya selalu membantu saya dalam menghadapi segala masalah tersebut. Walaupun saya suka malas dalam mengikuti bimbingan belajar tersebut dan hanya mengisi absen.
Saya lulus dari SMAN 8 Jakarta pada tahun 2015 lalu saya mengikuti program bimbingan belajar untuk persiapan-persiapan untuk ujian tulis pada tahun 2015. Pada saat pengumuman saya lolos di salah satu fakultas kedokteran di daerah Jawa Barat. Saya menjalani satu tahun pendidikan kedokteran di dalam fakultas tersebut.
Setahun saya menjalani fakultas kedokteran tersebut orang tua saya meminta saya untuk mencoba ujian lagi untuk masuk FKUI untuk mengikuti jejak orang tua saya. Awalnya saya berpikir untuk apa mengulang lagi namun itu merupakan permintaan dari orang tua saya sehingga saya mengikutinya saja. Maka tanpa bimbingan belajar dan private saya mencoba untuk belajar ujian tulis lagi sekitar satu bulan. Memang sulit karena sangat menyita waktu dan pikiran karena saya membagi antara pelajaran kuliah dan untuk ujian tertulis terlebih lagi saya sudah mulai memasuki ujian akhir semester 2 di FK tersebut. Awalnya jadwal ujian terberat fakultas kedokteran saya bersamaan dengan SBMPTN. Namun, seminggu kemudian tiba-tiba saja jadwal kembali diubah menjadi satu hari lebih awal. Maka, saat ujian pun dimulai dan saya memilih lokasi ujian SBMPTN di Jakarta. Seminggu kemudian ada ujian Simak UI dan saya mengikutinya. Hasil pengumuman keluar sekitar 30 hari, sebenarnya saya tidak terlalu takut dengan hasil yang akan keluar karena saya sudah berkuliah. Hasil SBMPTN tidak meloloskan saya dan beruntungnya saya lolos di Simak UI. Saya agak dilema apakah saya harus memilih FKUI atau tetap di tempat saya berkuliah sekarang karena nilai IPK saya cukup bagus dan sayang untuk dibuang begitu saja. Namun, saya bulatkan tekad untuk memilih FKUI walaupun harus mengulang satu tahun.
Saya berharap bisa menjadi seorang dokter yang menjalani tugas dengan profesional dan sebaik-baiknya serta membahagiakan keluarga saya, teman-teman serta memajukan FKUI kedepannya.
Saya selalu berpikir bahwa kita bisa belajar dari kegagalan bukan kesuksesan. Waktu yang saya habiskan 1 tahun lalu sangat berguna untuk diri saya karena saya dapat menempa diri dan juga mengubah diri saya menjadi lebih baik dan lebih bijaksana. Dan saya merasa senang sekarang karena telah melewati semuanya dan bisa menjadi lebih baik lagi.      

Komentar

Posting Komentar