Nama saya Suryati rahmah ramadhoani. Dila, begitulah orang-orang memanggil saya. Saya lahir tepat setelah malam pergantian tahun yaitu pada tanggal 1 januari 2000. Usia saya terbilang muda untuk masuk kuliah pada tahun ini, ini karna program akselerasi yang saya ikuti semasa SMA saya. Saya bersekolah di SMA NEGERI 1 SAPE, sebuah sekolah yang terletak didaerah paling timur dari provinsi Nusa Tenggara Barat. Anak sulung dari empat bersaudara.
Ayah saya adalah seorang perawat yang kesehariannya berinteraksi dengan para dokter, beliau berkata kepada saya setelah cukup lama berada di lingkup itu ingin rasanya beliau memiliki seorang keturunan yang memiliki profesi sebagai dokter. Sebagai anak sulung rasanya ingin sekali saya mewujudkan harapan beliau. Saat itu tidak terpikirkan oleh saya seberapa berat perjalanan serta seberapa keras persaingan untuk menggapai cita-cita saya, yang terpikirkan hanya saya harus menjadi dokter dimasa depan.
Saya kembali termotivasi menjadi seorang dokter ketika salah satu keluarga saya berhasil lulus progam studi pendidikan dokter disalah satu perguruan tinggi terbaik diindonesia, Universitas Indonesia. Sejak saat itu saya memantapkan kembali niat saya dan mengikuti jejak beliau untuk masuk menjadi salah satu bagian dari mahasiswa FKUI. Seperti yang kita ketahui Universitas Indonesia adalah pergururan tinggi negeri ternama di indonesia, sebuah perguruan tinggi yang memberikan kontribusi yang sangat tinggi bagi mahasiswa-mahasiswanya, dan Fakultas Kedokteran adalah salah satu fakultas terbaik yang dimiliki UI, orang-orang yang masuk kesana adalah orang-orang pilihan yang memiliki ambisi besar mengejar mimipinya. Mutiara bangsa yang dihasilkan Universitas Indonesia tidak dapat diragukan lagi, saya sangat ingin menjadi salah satu mutiara bangsa yang juga dapat berkontribusi. Saya ingin menjadi seorang dokter yang dapat menyembuhkan, dan dapat berkontribusi terhadap pasien-pasiennya.
Saat awal masuk SMA saya memilih untuk mengikuti program kelas Akselerasi, pilihan yang mungkin bagi sebagian teman sejawat saya, menganggap saya mengorbankan masa-masa indah dalam kehidupan saya. Memang ada beberapa resiko yang harus saya tanggung, seperti terbatasnya ruang untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sejawat saya serta tidak bisa mengikuti berbagai kegiatan akademik maupun non akademik disekolah saya. Akan tetapi itu bukanlah hal buruk bagi saya.
Ditahun kedua saya duduk dibangku SMA, niat saya semakin mantap untuk meneruskan sekolah saya di Universitas Indonesia. Sampai saat beberapa bulan menjelang ujian nasional dan mulai dibukannya pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) nyali saya surut untuk melanjutkan sekolah di Universitas Indonesia, karena mengetahui betapa sulitnya persaingan untuk dapat tembus kesana. Apalagi adanya desas-desus tentang sulitnya persaingan untuk anak daerah seperti saya. Tetapi keinginan saya tidak pernah surut untuk menjadi bagian dari Universitas Indonesian. Berulang-ulang saya kembali memikirkan dan menata kembali rencana masa depan saya. keraguan dan rasa tidak percaya diri untuk menentukan pilihan di Universitas Indonesia selalu muncul dalam benak saya. kedua orang tua saya hanya mendukung dan menyerahkan segala pilihan ditangan saya. Saya berusaha menyingkirkan rasa takut serta rasa tidak percaya diri saya dan kembali memantapkan pilihan saya untuk Universitas Indonesia. Ujian nasional telah berlalu, saya berangkat kejakarta beberapa hari setelahnya dengan niat untuk mengikuti bimbingan belajar karena takut tidak lolos jalur SNMPTN dan menyiapkan diri untuk mengikuti jalur SBMPTN dan tes mandiri.
Pada saat mengikuti bimbingan belajar yang diadakan oleh sebuah lembaga kesulitan sebagai anak daerah sangat saya rasakan, hal pertama yang membuat nyali saya menciut adalah ketika melihat perbedaan postur tubuh saya dengan anak-anak disini. Hal berikutnya adalah tentang pengetahuan akan teknologi dan bahasa mereka jauh melebihi saya, membuat saya semakin tidak percaya diri. Perbedaan-perbedaan tersebut lagi-lagi membuat nyali saya menciut dan sempat memutuskan untuk tidak memilih kembali Universitas Indonesia jika saya tidak lolos jalur SNMPTN, akan tetapi saya kembali meneguhkan hati dan niat saya untuk tetap memilih Universitas Indonesia. Hingga tiba saatnya hari pengumuman hasil seleksi jalur masuk SNMPTN pada tanggal 9 mei 2016, yang awalnya pengumuman itu dijadwalkan esok harinya pada tanggal 10 mei 2016. kecemasan menanti hasil seleksi tampak terlihat jelas pada wajah teman-teman sesama anggota bimbingan belajar, saya pun tak kalah cemasnya dengan mereka. saat itu saya hanya bisa berdoa dan berharap, menyerahkan segalanya kepada yang maha kuasa. Saat tiba waktunya untuk melihat hasil seleksi ternyata nama saya tercantum sebagai salah satu orang beruntung dan berhasil mendapatkan kesempatan lolos di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Rasa syukur yang tiada tara saya ucapkan kepada ALLAH SWT. Karena sudah memberi saya kesempatan.
Diterima sebagai salah satu mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidup saya, akan tetapi saya percaya kesulitan selalu diiringi oleh kemudahan dan kemudahan selalu diiringi oleh kesulitan. Ternyata saya tidak bisa merasa lega dahulu, proses masih panjang dan itu hanya awalnya saja. Saya mengalami beberapa masalah di awal ini, dimulai dengan saya tidak mendapatkan email konfirmasi telah mendaftar ulang. Saya mengira itu hal biasa saja, tetapi masalah baru kembali muncul yaitu nama saya tidak tercantum didalam daftar mahasiswa baru yang akan mengikuti Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM), hal itu membuat saya harus bolak-balik kegedung PPMT untuk mengurusnya. Setelah masalah itu terselesaikan masalah baru kembali muncul, ketika akun SIAK NG tidak dapat saya akses. Saya disaran kan untuk pergi mengurusnya ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang ada di Salemba, sampai disana ternyata saya diberitahu bahwa saya belum terdaftar sebagai mahasiswa resmi karena belum melakukan proses registrasi atau pendaftaran ulang, setelah menyerahkan bukti telah melakukan proses daftar ulang pada 31 mei yang lalu barulah saya kembali didaftarkan sebagai mahasiswa resmi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
sejak saat itu saya percaya tidak ada kemudahan yang tidak diiringi dengan kesulitan, saya bersyukur dapat dengan mudah menjadi bagian dari mahasiswa baru di Universitas Indonesia, masalah-masalah yang saya alami tidaklah sebanding dengan perjuangan teman-teman saya yang bersusah payah untuk dapat menjadi bagian dari Universitas Indonesia.
Kekuatan dan motivasi saya selama ini adalah kedua orang tua saya, saya tidak ingin mengecewakan mereka. pada intinya setiap cita-cita tergantung pada diri kita, jika kita sudah menargetkan sesuatu maka tetaplah berpegang padanya jangan sampai kita menyerah jika sesuatu hal membuat kita menyerah maka kembali teguhkan niat kita sampai kita mendapatkannya. Tidak ada sesuatu yang tidak dapat kita raih jika kita iringi dengan usaha dan doa. Hidup itu pilihan, ingin menjadi seperti apa? Menjadi lebih baik atau sebaliknya adalah tergantung usaha dan sejauh mana kita berkontribusi didalamnya. Untuk masuk ke Universitas Indonesia tidaklah semudah yang kita pikirkan, butuh usaha yang super untuk dapat bergabung sebagai salah satu warga Universitas Indonesia apalagi menjadi warga fakultas Kedokteran Universitas Indonesia maka dari itu menyiapkan diri dengan belajar yang keras sedari awal adalah langkah yang tepat. Saya harap saya Fakultas Kedokteran Indonesia dapat membuka jalan bagi saya untuk dapat mengeksplorasi lebih jauh kemampuan saya.
Yow dila curang ya masih muda
BalasHapusAduh si cucu, masih kemudaan juga, jangan panik panik ntar cepet tua
BalasHapusyaelahh komen diatas wkwkwk :D tetep semangat dilll
BalasHapusWahh keren,semoga bisa membanggakan kampung halamannya dilla :)
BalasHapusjangan lupaa ya tujuan awal masuk kedokteran
BalasHapusgenerasi muda nih wkwkkw
BalasHapusSemoga sukses di FKUI, jangan terintimidasi sama kita yang udh dewasa wkwkwk
BalasHapus