[Perjalanan Menuju FKUI] Yose Daniel

Perjalanan menuju FK UI

Salam kenal! Nama saya Yose Daniel. Saya biasa dipanggil Yose. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 15 Januari 1999 pukul 10.00 WIB. Saya adalah anak sulung dari 2 bersaudara, bersama dengan adik perempuan saya. Ayah saya adalah seorang TNI AL/Marinir dan ibu saya adalah seorang guru Sekolah Menengah Pertama di Jakarta. Pendidikan saya berawal dari TK PSKD di Depok selama 2 tahun dan dilanjutkan di SDSN Cipedak 05 selama 6 tahun. Selama 6 tahun berturut- turut, saya meraih peringkat pertama di kelas. Saya lalu diterima di SMPN 41 Jakarta. Di sini, saya mengikuti kegiatan belajar di kelas Akselerasi, dimana siswa-siswa yang berminat dan lolos tes menerima materi 3 tahun dalam kurun waktu 2 tahun. Lulus dengan nilai memuaskan, saya mencoba tes masuk SMAN Unggulan MH Thamrin, sebuah sekolah negeri baru milik Pemda DKI yang mengharuskan siswanya tinggal di asrama. Tiga tahun berlalu, saya pun lulus dari SMANU MH Thamrin dengan nilai yang memuaskan hingga akhirnya saya bersyukur dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Saya tidak pernah membayangkan akan menjadi dokter. Selama SMA, cita-cita saya adalah menjadi seorang insinyur yang bekerja di BUMN. Untuk mendukung cita-cita saya, orangtua saya mendaftarkan saya mengikuti ujian seleksi masuk ke Nanyang Techological University di Singapura. Saya belajar keras sejak kelas 11 hingga hari H tes pada penghujung kelas 12. Di luar ekspektasi, saya akhirnya diterima di Electrical and Electronical Engineering, pilihan pertama saya. Akan tetapi, Tuhan berkata lain. Satu-satunya jalan bagi saya untuk berkuliah di sana, yaitu jalur beasiswa, tidak mampu saya dapatkan. Sedih dan kecewa, orangtua saya menyarankan saya untuk berkuliah di dalam negeri yang relatif lebih terjangkau. Pilihan saya pun jatuh pada kedokteran. Alasannya, dokter merupakan pekerjaan mulia yang memberikan kepuasan secara batin dan material. Saya sangat tertarik pada Fisika dan Matematika, ilmu pasti yang melibatkan angka dan perhitungan. Namun, saya harus mampu mengubah passion yang saya miliki agar bisa menjadi seorang dokter.

Awalnya, saya jatuh cinta pada kota Yogyakarta, yang membuat saya ingin berkuliah di sana. Fakultas Kedokteran terbaik di Yogya ada di Universitas Gadjah Mada. Pada jalur SNMPTN, meski saya tahu persis bahwa kesempatan bagi saya sangatlah kecil, saya tetap memilih FK UGM. Sesuai perkiraan, saya tidak diterima di jalur ini. Saya akhirnya berallih ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sebuah fakultas yang terkenal dengan kualitas lulusannnya serta fasilitas terbaik di Indonesia. Banyak orang sukses yang berasal dari FK UI. Saya ragu apakah saya mampu memenuhi standar tinggi yang sudah ditetapkan agar diterima di sini. Beberapa saudara saya pun bertanya, “Loh, bukannya mau jadi insinyur? Kenapa  malah daftar ke FK?”. Tanpa mempedulikan kritik dari orang lain, saya mengukuhkan niat saya. Pada jalur SBMPTN saya pun memilih FK UI dengan perasaan harap-harap cemas. Saya berusaha belajar dengan keras hingga mengikuti bimbingan belajar intensif di luar sekolah. Pengumuman keluar dan ternyata Tuhan menjawab doa saya. Saya diterima di FK UI lewat jalur SBMPTN. Kedua orangtua saya menangis terharu. Berkat Tuhan bagi saya tidak berhenti sampai di situ. Kurang lebih seminggu kemudian, pengumuman ujian masuk UI lain yang saya ikuti, SIMAK UI, keluar dan saya diterima di fakultas yang sama. Saya merasa begitu terberkati dan sangat-sangat bersyukur untuk jalan yang Tuhan sudah berikan bagi saya.

Harapan saya, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, fakultas kedokteran terbaik di Indonesia, saya bisa berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan mampu menjadi terang yang membawa pengaruh luar biasa bagi orang-orang di sekitar saya. Saya yakin bahwa Tuhan menempatkan saya di FK UI karena alasan yang melampaui akal pikiran saya.

Untuk adik-adik yang sedang berjuang meraih cita-citanya, terutama yang ingin berkuliah di FK UI, belajarlah sepenuh hati dengan penuh semangat. Serahkan seluruh kerja keras dan hasilnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan yakinlah bahwa kehendak-Nya adalah yang terbaik untuk kita.

Akhir kata, semoga saya bisa meraih apa yang saya cita-citakan di FK UI, menjadi dokter yang membawa berkat bagi sesama. “Do the best, and God will do the rest!”


Komentar

Posting Komentar