[Perjalanan Menuju FKUI] Putera Dewa Haryono

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Begitulah mungkin peribahasa yang tepat untuk

menggambarkan perjalanan saya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Sebelum saya melanjutkan kisah saya, saya hendak memperkenalkan diri terlebih

dahulu. Nama saya Putera Dewa Haryono, biasa juga dipanggil Putera. Saya berasal dari

Denpasar, Bali. Sebelum diterima di Program Sarjana Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia saya menempuh pendidikan di SMA Negeri 4 Denpasar. Menjadi dokter

adalah impian saya sejak kecil, namun saya sungguh tidak menyangka bahwa pada akhirnya

saya dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Berbagai tahap telah saya

lalui sebelum pada akhirnya saya dapat duduk dan menulis tulisan ini untuk dibagikan kepada

pembaca sekalian.

Keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia muncul bukan di

saat saya sedang berpikir untuk menentukan kuliah saya. Ide itu muncul saat saya sedang

berlibur bersama keluarga. Sebagai seseorang yang berasal dari luar Pulau Jawa memikirkan

liburan ke Jakarta dan Jawa Barat adalah berkunjung ke berbagai mall dan tempat-tempat

serupa. Hingga suatu hari sepupu saya mengajak kami sekeluarga mengunjungi almamaternya

yaitu kampus Universitas Indonesia di Depok. Saya kemudian berpikir bahwa di samping

Universitas Indonesia memiliki fakultas kedokteran terbaik di Indonesia, belajar hidup mandiri di

tempat yang baru akan melatih saya untuk hidup mandiri. Selain itu berkuliah di tempat yang

baru akan membantu saya untuk memupuk berbagai softskill yang mungkin tidak saya dapatkan

jika saya tidak merantau. Saya kemudian menceritakan keinginan saya ini kepada kedua orang

tua saya dan orang tua saya pun menyetujui keinginan saya.

Setelah keinginan saya disetujui oleh orang tua saya, saya mulai menempatkan

Universitas Indonesia menjadi target saya. Tersadar bahwa diterima di perguruan tinggi favorit

seperti Universitas Indonesia memerlukan lebih dari sekadar nilai yang tinggi, saya berusaha

untuk meraih nilai-nilai yang lebih tinggi agar terus mengalami peningkatan dari semester

pertama hingga semester keenam di Sekolah Menengah Atas. Selain berusaha untuk meraih

nilai yang baik di kelas, saya juga berusaha mengumpulkan piagam-piagam perlombaan.

Selama masa SMA, saya mendalami fisika. Mempertahankan target diterima di fakultas

kedokteran sambil mendalami fisika bukanlah hal yang mudah. Saya menerima banyak

pertanyaan dari rekan-rekan saya di sekolah yang menyayangkan pilihan saya atas kedokteran.

Namun saya tetap pada pilihan saya untuk menjadi dokter. Saya meyakini bahwa semua

rumpun ilmu pengetahuan alam berkaitan satu sama lain dan suatu saat nanti ilmu fisika yang

saya dalami juga akan berhubungan dengan dunia kedokteran yang akan saya dalami di

kemudian hari.

Pada saat saya duduk di kelas sebelas, di saat saya sedang menargetkan diri untuk

diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) hadirlah pilihan bagi saya untuk mengikuti Kelas Khusus

Internasional melalui talentscouting. Saya berpandangan bahwa melalui program ini saya dapat

memiliki pengalaman dalam ranah yang lebih luas dalam usia yang masih tergolong muda.

Dalam hal ini adalah pengalaman menjalani penelitian dan praktik di luar negeri. Terlebih lagi

Indonesia telah memasuki periode Masyarakat Ekonomi ASEAN, dimana tenaga kerja dengan

kemampuan dan pengalaman internasional akan sangat dihargai. Saya kembali meminta

persetujuan dari kedua orang tua saya setelah menelusuri lebih dalam mengenai apa itu Kelas

Khusus Internasional. Saya bersyukur karena kedua orang tua saya pun kembali menyetujui hal

tersebut. Beliau bahkan sangat mendukung saya untuk mengikuti kelas tersebut. Saya kemudian

membuat target saya lebih spesifik, karena untuk diterima di Kelas Khusus Internasional

memerlukan beberapa syarat tambahan.

Memasuki awal tahun 2016, surat PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar)

dari Universitas Indonesia belum tiba di sekolah saya, hal ini mendorong saya untuk bertanya

dan mengumpulkan informasi dari kakak kelas saya yang telah diterima di Kelas Khusus

Internasional di tahun sebelumnya. Untuk bersiaga menghadapi surat yang sewaktu-waktu tiba,

saya berinisiatif untuk mengambil tes bahasa Inggris lebih awal. Saya mengambil tes IELTS

(International English Language Testing System) pada tanggal 23 Januari 2016. Setelah

menunggu beberapa minggu, hasil tes saya keluar dan surat PPKB pun tiba di sekolah saya.

Saya mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan seperti piagam, legalisir rapor, hasil tes

IELTS, pas foto, dan berbagai keperluan lainnya yang tertera dalam surat tersebut. Berkas-

berkas tersebut kemudian diunggah ke laman PPKB UI. Bertepatan dengan keperluan saya

untuk mengunggah berkas, koneksi internet di rumah saya mengalami kendala. Hal ini

mengharuskan saya untuk pergi ke tempat lain dan mencari koneksi internet. Saya senang telah

menemukan koneksi internet hingga saya menjumpai adanya kapasitas ukuran maksimal

dokumen yang dapat diunggah dan berkas-berkas saya memiliki ukuran data yang terlampau

besar. Hal ini membuat saya harus memutar akal untuk dapat mengunggah berkas-berkas saya.

Akhirnya saya menemukan suatu laman di internet yang dapat memperkecil ukuran data hingga

ke ukuran yang saya inginkan. Saya pun menggunakan aplikasi tersebut walaupun memakan

waktu yang sangat lama. Ketika hari sudah malam dan pengunggahan berkas belum juga

dimulai karena saya harus memperkecil ukuran data berkas-berkas, saya memutuskan untuk

melanjutkan pengunggahan berkas saya keesokan harinya. Keesokan harinya saya berkunjung

ke tempat yang berbeda karena koneksi internet di rumah saya belum juga membaik, setelah

terhubung dengan internet, saya melanjutkan proses untuk memperkecil ukuran berkas saya

yang juga memakan waktu yang lama. Kemudian proses tersebut akhirnya selesai dan saya

dapat mengunggah dokumen tersebut ke laman PPKB UI. Setelah itu saya pergi ke bank untuk

mengisi pembayaran pendaftaran. Saya merasa cukup lega dapat menyelesaikan rangkaian

proses pengunggahan berkas.

Beberapa bulan kemudian saya masih menunggu kabar akan jalur talentscouting yang

saya tempuh. Saya bahkan telah memutuskan untuk tidak mengambil jalur SNMPTN karena

saya takut apabila saya mengambil keduanya akan menimbulkan masalah administrasi di

kemudian hari. Hal ini membuat saya merasa khawatir karena saya telah melepas salah satu

peluang saya untuk diterima di Universitas Indonesia. Beberapa hari sebelum pengumuman

SNMPTN saya mendapat panggilan telepon dari Universitas Indonesia untuk menghadiri tes

kepribadian di kampus Salemba dan wawancara bahasa Inggris di kampus Depok di hari yang

berbeda. Saya cukup merasa tegang saat akan menjalani tes-tes tersebut. Saya dapat menjalani

tes dengan cukup percaya diri, namun saya merasa takut akan adanya kemungkinan tidak

diterima.

Setelah mengikuti rangkaian tes saya pulang ke Bali sambil berharap akan diterima di

Kelas Khusus Internasional. Sambil berharap akan kemungkinan terburuk saya tetap belajar

untuk menghadapi SIMAK UI dan SBMPTN apabila saya tidak diterima di Kelas Khusus

Internasional. Pada tanggal 16 Mei 2016 saya menunggu keluarnya pengumuman pada pukul

15.00 WIB yang berarti 16.00 WITA untuk saya yang berada di Bali. Saya tengah belajar untuk

menghadapi SBMPTN pada saat itu, kemudian saya meluangkan waktu saya untuk membuka

laman PPKB UI dan melihat hasil pengumuman. Saya sangat gembira dan terkejut karena saya

melihat ucapan selamat bahwa saya diterima di Kelas Khusus Internasional Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia pada bagian atas di laman tersebut. Saya kemudian berdoa dan bersyukur

karena Tuhan mengabulkan keinginan saya. Saya segera memberitahu orang tua saya dan

beliau juga sangat bersyukur akan hal ini.

Dalam laman PPKB UI tersebut diterangkan juga berkas-berkas yang harus saya bawa

saat verifikasi rapor tanggal 29 Mei 2016 dan pendaftaran ulang tanggal 30 Mei 2016. Saya

mengumpulkan berkas-berkas tersebut dan tiba di Depok beberapa hari sebelum verifikasi. Saat

melakulan proses verifikasi saya menghadapi kendala karena rapor saya masih menggunakan

skala empat sedangkan yang diinginkan oleh panitia adalah rapor berskala seratus. Saya

sempat merasa kebingungan karena pada saat itu hari sudah sore dan SMA tempat saya

bersekolah sudah tutup. Saya segera menghubungi sekolah saya keesokan harinya dan saya

bersyukur karena ternyata berkas rapor konversi dapat dikirim hari itu juga, sehingga saya dapat

melanjutkan proses pendaftaran ulang tanpa kendala. Pada hari itu saya merasa sangat gembira

karena akhirnya saya mendapat jadwal Kegiatan Awal Mahasiswa Baru dan secara resmi telah

diterima di Kelas Khusus Internasional Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tentang tips yang hendak saya bagikan dalam melalui penerimaan mahasiswa baru

Universitas Indonesia khususnya talentscouting antara lain mempersiapkan tes bahasa Inggris

jauh-jauh hari bahkan beberapa bulan sebelum pendaftaran dibuka. Semester dua kelas dua

belas memerlukan banyak hal untuk diperhatikan seperti Ujian Sekolah, Ujian Nasional, dan lain-

lain. Sehingga akan sangat baik apabila tes bahasa Inggris dilakukan jauh-jauh hari agar tidak

tumpang tindih dengan hal lain yang memerlukan atensi khusus. Selain itu, rapor skala seratus

hendaknya dipersiapkan beberapa minggu sebelum verifikasi rapor. Hal ini bertujuan untuk

mempelancar proses verifikasi rapor dan pendaftaran ulang. Setelah itu jangan lupa untuk tetap

memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas. Ikutilah proses belajar di kelas dengan baik

sedini mungkin karena akan sangat berguna di kelas dua belas. Yang terakhir adalah senantiasa

mempersiapkan rencana cadangan apabila rencana utama mengalami kegagalan. Rencana

cadangan yang saya ambil adalah mempersiapkan diri untuk SIMAK UI dan SBMPTN. Belajar

untuk keduanya jangan dimulai saat semester dua kelas dua belas, melainkan dicicil sejak

beberapa tahun sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena tingkat kesulitan soal-soal

tersebut di atas soal-soal yang biasa dihadapi di sekolah. Rencana cadangan berperan penting,

tetapi saya bersyukur karena rencana utamalah yang kemudian terlaksana.

Sebagai penutup saya hendak menyampaikan motivasi bagi pembaca sekalian. Saya

selalu berpegang pada pedoman hidup ora et labora yang berarti doakan apa yang dikerjakan

dan kerjakan apa yang didoakan. Ketika keinginan kita telah tercapai janganlah lupa untuk

bersyukur dan berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu. Berbagai tahapan

yang saya hadapi ini membuat saya merasa bersyukur kepada Tuhan karena saya telah dibawa

sejauh ini sehingga bisa berkuliah di universitas ternama di negeri ini. Saya berharap ke

depannya dapat menjadi lebih dari seorang dokter. Saya berharap dapat membantu banyak

orang melalui profesi yang saya lakukan nantinya. Tetapi untuk mengawali itu semua saya ingin

memulainya dari diri saya dan keluarga saya sendiri. Saya berharap dapat menghidupi keluarga

saya dan menjamin kesehatan mereka. Untuk kampus, saya berharap Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia dapat menjadi semakin baik di dunia pada umumnya dan tetap yang

terbaik di Indonesia pada khususnya dalam melayani masyarakat untuk meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat Indonesia ke depannya dan mencetak lebih banyak dokter-dokter yang

berkualitas. Karena UI adalah untuk Indonesia. Terima kasih karena telah meluangkan waktu

untuk membaca.

Komentar

  1. selamat ya! semoga sukses menjadi dokter!

    BalasHapus
  2. Semangat terus Boy! Keren perjuangannya! Sukses terus menjadi dokter!!!

    BalasHapus
  3. selamat boy! semangat terus untuk menggapai cita-cita

    BalasHapus
  4. Anak rantau banget nih ya,salutt!semangat terus ya boyy :)

    BalasHapus
  5. Kamu dari jauh, dari bali ke jawa wakak temenku pergi dari jawa ke bali
    Aku juga suka fisika heheh kapan2 belajar bareng
    saat udah di luar negri jangan lupa kembali

    Sama-sama jadi dokter ya

    BalasHapus
  6. Selamat, Boy! Sukses yaa jadi bapak dokternya!

    BalasHapus
  7. Muhammad Farel Ferian15 Agustus 2016 pukul 21.20

    Kereen nih nak bali semangat teruss boy

    BalasHapus

Posting Komentar